64
Adapun rendahnya kemampuan tersebut disebabkan kekurangtepatan pemilihan teknik yang digunakan guru. Kekurangantepatan teknik yang digunakan
guru ini kemudian menyebabkan siswa menjadi kurang berminat dan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran menulis teks wawancara menjadi
narasi. Selain itu kurangnya latihan dalam menulis teks wawancara menjadi narasi juga mempengaruhi hasil tulisan siswa.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu 1 variabel keterampilan menulis teks wawancara menjadi narasi, 2 variabel teknik menulis berita.
Berikutnya penjelasan mengenai kedua variabel tersebut.
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Teks Wawancaara Menjadi Narasi
Variabel keterampilan menulis teks wawancara menjadi narasi, yaitu suatu penuturan kembali isi teks wawancara yang berupa serangkaian peristiwa atau
tindakan berdasarkan urutan waktu. Target keterampilan yang diharapkan adalah siaswa terampil mengubah teks wawancara menjadi narasi sesuai aspek
penilaian,yaitu kesesuaian isi narasi dengan teks wawancara, penggunaan kalimat langsung dan tak langsung, diksi, ejaan dan tanda baca, kohesi dan koherensi,
kronologis kejadian, dan kerapian tulisan. Hasil narasi siswa diharapkan dibuat sebaik mungkin karena pada dasarnya keterampilan menulis dapat membantu
siswa dalam mengembangkan kreativitasnya dan membantunya dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.
65
Dalam penelitian tindakan kelas ini, siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran menulis karangan narasi apabila telah mencapai nilai ketuntasan
belajar klasikal sebesar 70.
3.3.1 Variabel Teknik Menulis Berita
Variabel menulis berita yaitu pembelajaran menulis hasil wawancara menggunakan teknik menulis berita dalam pembelajaran menulis hasil wawancara
ini, siswa berkelompok dan mendiskusikan segala sesuatu mengenai hasil wawancara setelah mengamati, memahami, dan menyimak contoh hasil
wawancara yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa disuruh membuat hasil wawancara yang lain dengan menerapkan teknik menulis berita dengan ketentuan
langkah-langkah antara lain mulai dari pengenalan bagian yaitu 5W+1H What, Where, When, Who, Why, How,
kemudian mulai seleksi topik, implementasi atau merencanakan prosedur belajar khusus dalam kelompok, analisis dan sintesis,
penyajian hasil akhir hingga tahap evaluasi. Dengan demikian siswa akan mudah menulis hasil wawancara tersebut menjadi bentuk narasi dengan menggunakan
teknik menulis berita. Dalam pembelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi ini, siswa
berkelompok melakukan investigasi, saling bertukar pendapat untuk membahas dan mendiskusikan ciri-ciri narasi dalam teknik menulis berita dan menyimpulkan
langkah-langkah sampai pengertiannya, kemudian menganalisis cara mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak lamgsung. Penggunaan tanda baca dan
ejaan yang tepat juga harus diperhatikan, setelah mengamati model karangan
66
narasi dengan teknik menulis berita yang dihadirkan guru. Selain itu, siswa juga mendiskusikan unsur-unsur teks wawancara dari kegiatan wawancara yang
diperagakan model. Penghadiran model yang mempraktikan wawancara dan contoh karangan narasi dapat memotivasi dan membantu siswa menemukan
pengetahuan tentang teks wawancara dan karangan narasi serta mampu meningkatkan keterampilan mereka dalam menulis teks wawancara menjadi
narasi.
3.4 Instrumen Penelitian