13
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian murni yang beranjak dari nol atau awal jarang ditemui, karena biasanya suatu penelitian mengacu pada penelitian selanjutnya. Dengan demikian,
peninjauan terhadap penelitian lain sangat penting. Karena bisa digunakan untuk mengetahui relevansi penelitian yang telah lampau dengan penelitian yang akan
dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian
ini yaitu penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis yang akan dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian. Penelitian tersebut dilakukan oleh Astuti
2004, Farhan 2005, Setyowati 2005, Suwarna 2002, dan Suryanto 2004. Astuti 2004 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas II PS 4 SMK Negeri 8 Semarang
mengemukakan bahwa dengan pendekatan kontekstual komponen pemodalan dapat meningkatan keterampilan menulis narasi siswa. Peningkatan tersebut dapat
diketahui setelah membandingkan hasil tes pratindakan, hasil tes siklus I, dan hasil siklus II. Hasil pratindakan siswa hanya mencapai nilai rata-rata sebesar 60,
atau masuk kategori kurang. Hasil tes siklus I nilai rata-rata sebesar 68 atau meningkat 8 dari pratindakan dan sudah masuk pada kategori cukup. Hasil tes
tersebut memenuhi nilai target yang ditentukan sehingga dilakukan tindakan
14
siklus II. Pada siklus II hasil tes rata-rata sebesar 75 atau sudah masuk pada kategori baik dan meningkat 7 dari siklus I. Perubahan tingkah laku siswa juga
mengalami perubahan dari tingkah laku negatif menjadi tingkah laku positif. Pada siklus I kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual komponen pemodelan belum terlihat, sikap siswa dalam menerima materi pembelajaran juga belum terfokus. Pada siklus II sudah terjadi
perubahan, yaitu kesiapan mengikuti pembelajaran sudah terlihat dan sikap siswa dalam menerima pembelajaran sudah mulai berfokus meskipun tidak pada semua
siswa. Persamaan penelitian Astuti 2004 dengan penelitian yang dilakukan
penulis terletak pada desain penelitian, instrumen, dan analisis data. Desain penelitain yang digunakan sama-sama penelitian tindakan kelas, intrumen yang
digunakan berupa tes dan instrumen nontes, sedangkan analisis data meliputi analisis data pengamatan jurnal dan tes. Analisis data pengamatan dan jurnal
melalui deskriptif kualitatif, sedangkan analisis data tes secara deskriptif prosentase.
Perbedaan penelitian Astuti 2004 dengan penelitian penulis terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian, tindakan yang dilakukan, variabel
penelitian, dan subjek penelitian. Masalah yang dikaji dalam penelitian Astuti 2004 adalah apakah pendekatan kontekstual komponen pemodelan mampu
meningkatkan menulis karangan narasi siswa kelas II PS 4 SMK Negeri 8 Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat deskripsi peningkatan
keterampilan menulis narasi siswa kelas II PS 4 SMK Negeri 8 Semarang setelah
15
melalui proses belajar mengajar. Tindakan yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas II PS 4 SMK Negeri 8 Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Astuti 2004. Masalah yang dikaji penulis yaitu bagaimana penelitian keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi serta untuk mengetahui
perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran dilakukan dengan teknik menulis berita. Tindakan yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik menulis
berita. Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan siswa mengubah teks wawancara menjadi narasi dan variabel pembelajaran dengan teknik menulis
berita. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 01 Kandeman Kabupaten Batang.
Farhan 2005 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Pembelajaran Kontekstual Komponen
Pemodelan pada Siswa Kelas VIII A Kabupaten Magelang mengkaji peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis teks berita setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dan perubahan perilaku
siswa. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa teknik pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks berita sebesar 12,3. Peningkatan rata-
rata skor terjadi dalam keterampilan menulis teks berita setelah melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan. Rata-rata
skor pada prasiklus adalah 68,29 sedangkan siklus I menunjukkan peningkatan sebesar 6,92 dari rata-rata skor pada prasiklus yaitu menjadi 74,51. Rata-rata
16
skor yang dicapai pada siklus II adalah sebesar 80,68. Perubahan perilaku siswa juga mengalami perubahan dari perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada
tahap prasiklus, sebagai siswa mengeluh karena tidak percaya diri untuk mengerjakan tugas, yaitu menulis teks berita. Namun pada siklus I, siswa lebih
bersemangat dan dapat menerima pembelajaran dengan baik. Pada tahap siklus II, dari data observasi dapat diketahui bahwa siswa merasa senang terhadap
pembelajaran menulis teks berita, siswa lebih bersemangat, aktif, dan lebih mandiri dalam mengerjakan tugasnya.
Persamaan penelitian Farhan 2005 dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada jenis penelitian, instrumen yang digunakan, dan analisis data.
Jenis penelitian yang digunakan sama-sama penelitian tindakan kelas. Instrumen yang digunakan berupa tes dan instrumen non-tes, sedangkan analisis data
meliputi analisis data pengamatan jurnal melalui deskriptif dan analisis data tes secara deskriptif prosentase.
Perbedaan penelitian Farhan 2005 dengan penelitian penulis terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian, variabel penelitian, dan subjek
penelitian. Masalah yang dikaji dalam penelitian Korib Farhan yaitu apakah pendekatan kontekstual komponen pemodelan mampu meningkatkan
keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri I Kajoran Kabupaten Magelang. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan deskripsi
peningkatan keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri Kajoran Kabupaten Magelang setelah proses belajar mengajar. Variabel dalam
penelitian ini adalah keterampilan menulis teks berita dan variabel pembelajaran
17
kontekstual komponen pemodelan. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIIIA SMP Negeri Kajoran Magelang.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penulisan Farhan 2005. Masalah yang dikaji penulis adalah bagaimanakan peningkatan
keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan teknik menulis berita. Tujuan penelitian penulis yaitu untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi serta untuk mengetahui perubahan perilaku siswa setelah proses
pembelajaran dengan teknik menulis berita. Variabel dalam penelitian ini yaitu keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan teknik menulis
berita. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 01 Kandeman, Batang.
Setyowati 2005 dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Teknik Inquiry untuk Meminimalkan Ketidakefektifan Kalimat pada Karangan Narasi
Siswa Kelas III F SLTP Negeri I Pemalang mengkaji tentang penyusunan kalimat
efektif pada karangan narasi dengan menggunakan teknik inkuiri. Sebagian besar siswa telah menguasai aspek-aspek kalimat efektif dengan baik setelah mengikuti
pembelajaran dengan teknik inquiri. Pada aspek diksi mengalami jumlah responden yang melakukan kesalahan sebanyak 20 dari 28,33 menjadi 8,33,
ejaan turun menjadi 24 dari 51,5 menjadi 27,5. Aspek kesepadanan dan kesatuan antara struktur bahasa yang mengalami penurunan sebanyak 12,5 dari
19,375 menjadi 6,875. Aspek kehematan penggunaan kata menurun sebanyak 10 dari 21,25 menjadi 11,25. Aspek kevariasian penggunaan kata
18
mengalami penurunan sebanyak 41, 25 dari 53,125 menjadi 11,875. Aspek kesejajaran bentuk-bentuk bahasa sebesar 31,255 dari 56,25 menjadi 25.
Secara keseluruhan mengalami penurunan jumlah responden yang melakukan kesalahan sebanyak 191,5 dengan rata-rata penurunan sebesar 27,36.
Pembelajaran menulis kalimat efektif mampu mengubah perilaku siswa yaitu siswa merasa senang menggunakn kalimat efektif untuk penyampaikan gagasan
dan penyusunan kalimat dalam mengarang. Persamaan penelitian Setyowati 2005 dengan penelitian yang dilakukan
penulis terletak pada desain penelitian, instrument, dan analisis data. Desain penelitian yang digunakan sama-sama penelitian tindakan kelas, instrumen yang
digunakan berupa tes dan instrument non-tes, sedangkan analisis data meliputi analisis data pengamatan jurnal dan tes. Analisis data pengamatan dan jurnal
melalui deskriptif kualitatif, untuk analisis data tes secara deskriptif persentase. Perbedaan penelitian Setyowati 2005 dengan penelitian yang dilakukan
penulis terletak dari segi pemilihan masalah yang dikaji, tujuan penelitian, tindakan yang dilakukan, variabel penelitian, dan subjek penelitian. Masalah yang
dikaji penulis adalah bagaimanakan peningkatan keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan teknik
menulis berita. Tujuan penelitian penulis yaitu untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi serta untuk mengetahui
perubahan perilaku siswa setelah proses pembelajaran dengan teknik menulis berita. Variabel dalam penelitian ini yaitu keterampilan mengubah teks
19
wawancara menjadi narasi dengan teknik menulis berita. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 01 Kandeman.
Suwarna 2002 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Wacana Narasi dengan Teknik Penceritaan Pengalaman
Pribadi Siswa Kelas II 4 Madrasah Aliyah Negeri MAN I Surakarta Tahun Pelajaran 2001 2002
mengkaji peran teknik menceritakan pengalaman pribadi dalam peningkatan kemampuan menulis wacana narasi dan perubahan tingkah
laku siswa. Hasil yang diperoleh yaitu adanya peningkatan kemampuan menulis wacana narasi dengan teknik penceritaaan pengalaman pribadi dan adanya
perubahan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil rata-rata tes siklus I yang mencapai 63,71 dan 72,23 hasil ini
pada siklus II. Disini terlihat adanya peningkatan nilai sebesar 8,3. Berdasarkan pada data non-tes siswa mengalami perubahan tingkah laku seperti adanya
keseriusan dalam belajar, tidak berbicara sendiri-sendiri, adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mengukuti pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia,
dan siswa sudah menyiapkan penilaian yang diperlukan sendiri-sendiri tanpa disuruh terlebih dahulu. Relevansi penelitian Suwarna dengan penelitian ini yaitu
sama-sama mengkaji keterampilan menulis karangan narasi. Perbedaannya yaitu pada teknik pembelajaran yang digunakan. Suwarna menggunakan teknik
penceritaaan pengalaman pribadi dalama pembelajarannya, sedangkan peneliti menggunakan teknik menulis berita.
Suryanto 2004 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Teknik Modeling pada Siswa
20
Kelas IID SLTP Sukorejo Kendal. Mengkajji peran model dalam peningkatan
keterampilan menulis karangan narasi dan perubahan tingkah laku siswa. Hasil penelitian Suryanto menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis
karangan narasi sebesar 7,87 dari siklus I yaitu 64,5 dan meningkat pada siklus II yaitu 72,2. Pada siklus I siswa belum menunjukkan kemajuan dalam
pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan belum efektif. Pada siklus II terjadi perubahan antara lain sudah terlihat adanya kesiapan siswa dalam
menerima pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan juga sudah efektif. Relevansi penelitian Suryanto dengan penelitian ini adalah sama-
sama mengkaji keterampilan menulis karangan narasi. Namun, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik menulis berita. Melalui menulis berita dalam
pembelajaran diharapkan keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi akan lebih meninggkat dibandingkan dengan hanya menggunakan teknik
pemodelan. Berdasarkan kajian pustaka tersebut, peningkatan keterampilan menulis
karangan narasi sudah banyak dilaksanakan antara lain dengan menggunakan teknik penceritaan pengalaman pribadi, teknik inquiry dan teknik modeling.
Penggunaan teknik menulis berita pada pembelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi belum pernah dilakukan, sehingga kedudukan penelitian ini adalah
sebagai pelengkap dari penelitian-penelitian sebelumnya.
21
2.2 Landasan Teoretis