Refleksi Siklus I Hasil Siklus I

113 mempersentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. Gambar selanjutnya adalah kegiatan siswa dalam mengisi jurnal siswa. Gambar 7. Akivitas Siswa Mengisi Lembar Jurnal Siswa Siklus I Gambar 7 menunjukkan siswa sedang mengisi lembar jurnal siswa yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik menulis berita dalam bentuk teks wawancara. Jurnal diisi secara individu untuk mengetahui pendapat dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik menulis berita dalam bentuk teks wawancara. Dengan jurnal siswa ini nantinya akan diketahui sejauh mana tanggapan siswa tentang pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita dalam bentuk teks wawancara.

4.1.2.3 Refleksi Siklus I

Pembelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi dengan teknik menulis berita dalam bentuk teks wawancara yang dilakukan pada siklus I ini mulai disukai oleh siswa. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil tes menulis teks wawancara menjadi narasi siklus I secara 114 keseluruhan menunjukkan kategori baik pada tiap aspekrnya, kecuali pada aspek penggunaan kalimat langsung dan tak langsung dalam kategori kurang. Keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi juga perlu diperbaiki. Hal ini terlihat ketika proses menulis karangan narasi, siswa masih melakukan hal-hal yang harus dihindari dalam menulis karangan narasi seperti, melamun saat guru memberikan materi, menulis karangan narasi dengan mengganggu temannya, menulis karangan narasi sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap teks wawancara yang akan ditulis menjadi karangan narasi. Kesulitan lain yang dihadapi siswa adalah masih kurang paham dalam mengembangkan teknik menulis berita dalam teks wawancara yang akan dibuat menjadi karangan narasi. Hal-hal tersebut nantinya harus diperbaiki ke arah yang lebih baik pada siklus II. Untuk mengatasi kebiasaan yang salah dalam menulis karangan narasi nantinya dapat dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara menulis karangan narasi yang benar. Kemudian, guru memberikan motivasi kepada siswa agar terus berlatih menulis karangan narasi. Sementara itu, upaya mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan narasi dengan teknik menulis berita dalam bentuk teks wawancara nantinya akan dilakukan penjelasan dan pelatihan kembali. Selain itu, guru akan memberikan contoh karangan narasi dengan penyusunan teks wawancara dengan topik yang telah ditentukan. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada siswa. Kriteria nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 70 juga belum dicapai karena secara keseluruhan nilai yang dicapai baru sebesar 69,49. Untuk mencapai nilai ketuntasan sebesar 70, peneliti akan lebih memotivasi siswa dan membantu 115 kesulitan-kesulitan yang masih dihadapi siswa pada pembelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi dengan teknik menulis berita. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi terlihat perilaku siswa yang beragam. Mulai dari perilaku positif hingga perilaku negatif. Beberapa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi dengan teknik menulis berita, tetapi ada pula siswa yang masih belum tertarik dengan pembelajaran tersebut karena berbagai alasan seperti tidak menyukai keterampilan menulis karangan narasi dan mengalami kesulitan, tetapi masih malu untuk bertanya. Keaktifan siswa dalam bertanya juga nantinya perlu ditingkatkan pada siklus II. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi pada pembelajaran dan masih suka mengganggu siswa yang lain. Untuk memperbaiki perilaku siswa agar lebih ke arah yang positif, maka pada pembelajaran menulis teks wawancara menjadi narasi dengan teknik menulis berita siklus II nantinya akan direncanakan pembelajaran yang lebih matang, penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan serta pemberian motivasi kepada siswa untuk terus berlatih menulis karangan narasi.

4.1.3 Siklus II

Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I yang sebelumnya telah dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II ini. Siklus II ini dipersiapkan dan direncanakan lebih matang karena siklus ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan