P a g e | 206
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota Penumbuhan sikap saling saling mempercayai dan sikap saling menerima
Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok. Peranan pemimpin kelompok dalam hal ini ialah mengembangkan suasana keterbukaan yang bebas
yang memungkinkan dikemukakannya segala sesuatu yang terasa oleh anggota. Suasana ini diperlukan agar para anggota itu mampu membuka diri, mengutarakan tujuan-tujuan baik tujuan
pribadi maupun tujuan bersama, dan ikut serta secara aktif dalam proses kegiatan kelompok. Pola keseluruhan tahap pertama dapat disimpulkan dalam bagan 1 berikut.
Bagan 1
TAHAP 1: PEMBENTUKAN
B. Tahap peralihan
Setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamika kelompok sudah mulai tumbuh, kegiatan kelompok hendaknya dibawa lebih jauh oleh pemimpin kelompok menuju ke kegiatan kelompok
yang sebenarnya. Untuk itu perlu diselenggarakan ”tahap peralihan” a. Suasana Kegiatan
Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan
lebih lanjut dalam kegiatan kelompok, yaitu kegiatan inti dari keseluruhan kegiatan dalam hal ini tahap ketiga. Pada tahap ini pemimpin menjelaskan peranan para anggota kelompok
dalam kelompok yang dimaksud. Kemudian pemimpin kelompok menawarkan apakah para anggota sudah siap memulai kegiatan lebih lanjut itu. Tawaran ini barangkali menimbulkan
suasana ketidakseimbangan para anggota, atau para anggota itu dipenuhi oleh berbagai
tanda tanya tentang ” apa yang akan terjadi pada kegiatan selanjutnya?. b. Suasana Ketidakseimbangan
Suasana ketidakseimbangan secara khusus dapat mewarnai tahap peralihan ini. Sering kali terjadi konflik atau bahkan konfrontasi antar anggota dengan pemimpin kelompok.
Ketidaksesuaian di sana sini terjadi. Dalam keadaan seperti itu banyak anggota yang merasa tertekan ataupun resah yang menyebabkan tingkah laku mereka menjadi tidak sebagaimana
biasanya. Keengganan atau bahkan penolakan dapat muncul dalam suasana seperti itu.
TAHAP 1 PEMBENTUKAN
Tema:
Pengenalan Pelibatan diri
Pemasukan diri
Peranan Pemimpin Kelompok
1. menampilkan diri secara utuh dan terbuka
2. menampilkan penghormatan kepada orang lain,
hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati 3.
sebagai contoh teladan
Kegiatan
1. mengungkapkan pengertian dan tujuan
kegiatan kelompok dalam rangka konseling kelompok
2. menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan
kelompok 3.
saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri
4. teknik khusus
5. permainan penghangatan pengakraban
Tujuan
1. anggota memehami pengertian dan kegiatan
kelompok dalam rangka konseling kelompok. 2.
tumbuhnya suasana kelompok 3.
tumbuhnya minat anggota mengikuti kegiatan kelompok
4. tumbuhnya saling mengenal,percaya,menerima, dan
membantu diantara para anggota. 5.
tumbuhnya suasana bebas dan terbuka 6.
dimulainya pembehasan tentang tingkah laku dan perasaan dalam kelompok.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 207
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Dalam menghadapi keadaan seperti itu pemimpin kelompok hendaknyya tidak menjadi kehilangan keseimbangan. Tugas pemimpin kelompok dalam hal ini ialah membantu para
anggota untuk menghadapi halangan, keengganan, sikap mempertahankan diri, dan ketidaksabaran yang timbul itu. Apabila memang terjadi, unsur-unsur ketidakserasian itu
dikaji, dikenali, dan dihadapi oleh seluruh anggota kelompok; pemimpin membantu usaha tersebut sehingga diperoleh suasana kebersamaan dan semangat bagi dicapainya tujuan
kelom-pok. Untuk itu pemimpin pkp perlu memiliki kemampuan tinggi dalam penghayatan indera maupun
penghayatan rasa. Kebijaksanaan dan ketepatan bertindak, baik tepat waktu maupun tepat isi, perlu diterapkan. Pemimpin kelompok perlu memenfaatkan dan mendorong anggota-
anggota secara sukarela bersedia mengutarakan membuka diri berkenaan dengan suasana
yang ”mencekam” itu. Kesukarelaan ini dapat merangsang tumbuhnya keikut-sertaan anggota yang lain.
c. Merupakan jembatan antara tahap 1 dan tahap 2 Tahap kedua merupakan jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga. Ada kalanya
jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada
kalanya pula jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya yaitu tahap ketiga. Dalam
keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinan yang khas, membawa para anggota kelompok meniti jembatan dengan selamat. Apabila diperlukan, beberapa hal
pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama, seperti tujuan kegiatan kelompok, asas kerahasisaan, kesukarelaan, keterbukaan dan sebagainya, diulangi, ditegaskan dan
dimantapkan kembali. Untuk itu pola keseluruhan tahap kedua tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai
berikut.
Bagan 2
TAHAP 2: PERALIHAN
TAHAP 2 PERALIHAN
Tema:
Pembangunan jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga
Peranan Pemimpin Kelompok
1. menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka
2. tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau
mengambil alih kekuasaan 3.
mendorong dibahasnya suasana perasaan 4.
membuka diri, sebagai contoh taladan dan penuh empati
Kegiatan
1. menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada
tahap berikutnya 2.
menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada
tahap selanjutnya tahap ketiga. 3.
membahas suasana yang terjadi 4.
meningkatkan kemampuan
keikutsertaan anggota.
5. kalau perlu, kembali ke beberapa aspek tahap
pertama tahap pembentukan
Tujuan
1. terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap
enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya.
2. makin
mantapnya suasana
kelompok dan
kebersamaan 3.
makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 208
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
C. Tahap pelaksanan kegiatan