P a g e | 215
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
E. Fungsi dinamika kelompok
1. Individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan individu tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat
2. Dinamika kelompok memudahkan segala pekerjaan dalam dinamika kelom-pok ada saling bantu antara anggota satu dengan anggota yang lain
3. Melalui dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi, mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar, sehingga waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien dalam dinamika kelompok pekerjaan besar akan dibagi-bagi sesuai dengan bagian kelompoknya masing-
masing
4. Meningkatkan masyarakat yang demokratis, individu satu dengan yang lain dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran yang sama dalam
masyarakat.
F. Bentuk-bentuk Bimbingan Kelompok
Bentuk-Bentuk Bimbingan Kelompok ada beberapa macam. Macam-macam Bimbingan Kelompok ini dapat digunakan pada situasi dan permasalahan tersendiri. Konselor harus dapat menilai
dan melihat keadaan kliennya dan dapat menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok dengan pas dan terarah. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok menurut Tohirin 2007: 290 yaitu:
Program Home Room Program ini dilakukan dilakukan di luar jam perlajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas
seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan
utama program ini adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efsien.
Karyawisata Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang
menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama, tanggung jawab,
kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
Diskusi kelompok Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberi
peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
Menurut Suyanto 1992:107 diskusi kelompok adalah teknik bimbingan kelompok yang dilaksanakan dengan maksud agar para siswa anggota kelompok mendapat kesempatan untuk
memecahkan masalah secara bersama-sama. Senada dengan pendapat di atasSurya 1975:75 menyatakan diskusi kelompok merupakan suatu teknik dalam bimbingan kelompok yang murid-
muridnya mendapat kesempatan memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid mendapatkan kesempatan untuk menyumbang pikiran dalam memecahkan suatu masalah. Dalam diskusi tersebut
semua anggota kelompok diikutsertakan secara aktif dalam mencapai kemungkinan pemecahan masalah secara bersama-sama mengutarakan masalahnya, mengutarakan ide-ide, mengutarakan
saran-saran, saling menanggapi satu sama dengan yang lain dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi. Dalam kegiatan diskusi kelompok yangmemegang peranan adalah pembimbing. Pembimbing
berusaha menciptakan situasi yang mendorong klien untuk ikut terlibat dalam diskusi dan selalu aktif berpartisipasi dan saling berinteraksi diantara mereka. Setelah diskusi kelompok berjalan. diharapkan
pembimbing untuk tidak terlalu mencampuri poia pemecahan suatu permasalahan.
Tujuan diskusi kelompok menurut Winkel 1991:454 adalah membahas bersama masalah yang dihadapi. Lebih lanjut TIM MKDK 1991:60 menyatakan tujuan diskusi kelompok adalah:
1 Memberi kesempatan pada setiap peserta untuk mengambil suatu pelajaran dari pengalaman teman-teman peserta yang lain dalam mencari jalan keluar suatu masalah.
2 Memberikan suatu kesadaran bagi setiap peserta, bahwa setiap orang itu mempunyai masalah sendiri-sendiri. Apabila ada persamaan masalah yang diutarakan, oleh salah
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 216
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
satuanggota, hal ini akan memberi keringanan beban batin bagi anggota yang kebetulan masalahnya sama.
3 Mendorong individu yang tertutup dan sukar mengutarakan masalahnya, untuk berani mengutarakan masalahnya.
4 Kecenderungan mengubah sikap dan tingkah laku tertentu, setelah mende-ngarkan pandangan, kritikan atau saran dari teman anggota kelompok.
Cara
Pelaksanaan:
1 Mempersiapkan ruang diskusi, lengkap dengan kursi dan sarana yang lain. 2 Anggota kelompok siap ditempat masing-masing idealnya 6-10
3 Perkenalan antar anggota masing-masing. dalam perkenalan tersebut dapat boleh diadakan tanya jawab tentang identitas anggota dan ditutup dengan permainan kelompok untuk
menujukunci akrab 4 Dipimpin konselor membuat suatu kesepakatan bersama janji bersama bahwa anggota
kelompok tidak dibenarkan masalah yang dibahas kelompok asas kerahasiaan dan setiap anggota kelompok berjanji untuk membantu setiap masalah yang dikemukakan oleh teman
anggota kelompok. 5 Kesempatan mengutarakan masalah anggota kelompok, dengan terlebih dahulu menentukan
masalah siapa yang diutamakan dan bagaimana tang-gapan serta jalan pemecahannya.
Tugas – tugas Pemimpin Dalam Teknik Diskusi Kelompok
1 Memimpin para anggotanya agar tujuan diskusi dapat tercapai. 2 Memimpin diskusi sebaik-baiknya agar pada waktu yang tclah ditcntukan sudah dapat
selesai. 3 Memimpin agar prosedur yang telah disetujui oleh para anggota dapat di-laksanakan
secara konsekuen. 4 Merangsang para anggota aagar dpat mengadakan patisipasi secara maksimal
menurut kemampuan masing-masing anggota. 5 Memimpin dalam pengumpulan hasil diskusi
Syarat Mutlak Dalam Teknik Diskusi Kelompok J. Bulakau 1971:11 merumuskan syarat diskusi kelompok menjadi tiga perintah
utama, yaitu : 1 Dengarkanlah si pembicara dengan sepenuh hati, dengan seluruh jiwa, dengan seluruh
budi dan dengan sekuat tenaga Bahwa mendengarkan berarti berkata kepada diri sendiri. Dan apabila orang dapat
dengan sungguh-sungguh tepat menuangkan apa yang dikatakan oleh seorang lain dengan menggunakan kata-katanya sendiri tidak lebih dan tidak kurang. maka ia adalah
suatu pertanda bahwa ia memang berhasil dalam mendengarkan pembicaraan orang lain. Dalam mendengarkan biasanya sescorang dijiwai oleh prasangka-prasangka sendiri, dan
tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh si pembicara.
2 Kemukakan seluruh pendapat dengan sepenuh hati dan dengan sekuat tenaga. Dalam pembicaran kelompok kerap kali banyak peserta yang hanya diam saja karena
takut, malu atsu bingung. Para nggota seperti itu sebaiknya menyadari, bahwa berhasilnya kelompok maupun bcrkembangnya sendiri sebagai manusia akan tergantung
clari kesediaanya untuk mengem-bangkan pendapat-pendapatnya yang sesungguhnya secara jujur entah untuk menolak atau menerima, entah untuk menyetujui gagasan
atau me-mecahkan persoalan.
3 Janganlah berbisik kepada tetangga. Perintahn ini menurut pandapat J. Bulakau ditujukan kliususnya kepada para peserta yang
terlalu takut untuk menyaiakan terns terang dari segala apa yang terkandung di hatinya, sehingga mereka lebih senang untuk membisikan pendapatnya kepada rekan yang duduk
berdekatan. Dan umumnya si pembicara justru merasa terganggu dengan mendengar bisikan semacam itu. Oleh karena itu berbisik kepada rekanya hendaknya dihindari dalam
pelaksanaan pombicaraan bersama scbab di anggap tidak sopan dan dianggap kurang msnghormati pada diri sendiri dan orang lain. Jadi dengan beberapa rumusan di atas
yang telah diungkap oleh J.Bulakau dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan diskusi kelompok peserta atau anggota dituntut untuk mampu menghargai apa yang sedang
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 217
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
dibicarakan oleh si pembicara, mampu menghargai pendapat orang lain, bebas mengeluarkan gagasan-gagasan dan mampu berkomunikasi.
Ciri
– CiriTeknik Diskusi Kelompok
Adapun ciri utama yang periu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi kelompok adalah sebagai bcikul : J Bulakau , 1971:28
1 Bicara sopan 2 Masing-masing peserta bebas berpendapat tanpa ada fraksi
3 Tidak pernah diadakan tercapainya kesatuan pendapat. 4 Selalu diusahakan tercapainya kesatuan pendapat.
5 Jika da perbedaan pendapat anggota lain wajib mendengarkan. 6 Berusaha dapat memadukan pendapat antara anggota dalam kelompok
Jadi dapat dirumuskan bahwa ciri-ciri utama diskusi adalah kebebasan untuk berpendapat secara spontan dan wajib menghargai antar pendapat orang lain dalam upaya
untuk mencapai permufakatan atau kesepahaman.
Kegiatan Kelompok Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat
memberikan kesempatan pada individu para siswa untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat
mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
Organisasi Siswa Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik
dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa
memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab
serta harga diri siswa.
Sosiodrama Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. Sosio-drama merupakan
suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan me-lalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama,
individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial. Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang
dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan dis-kusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
Psikodrama Hampir sama dengan sosiodrama. Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama.
Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama ma-salah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didra-makan adalah masalah psikis yang dialami
individu.
Pengajaran Remedial Pengajaran remedial remedial teaching merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan
kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan bela-jar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok tergantung kesu-litan belajar yang dihadapi oleh siswa. G. Posisi Klien dan Konselor dalam Formasi Kelompok
Dalam proses konseling kelompok ini, kelompok diformasikan dalam bentuk melingkar lingkaran untuk memungkinkan setiap kelompok dapat berhadapan lang-sung. Semua klien duduk di kursi dan
tidak ada meja yang memisahkan antara mereka. Konselor duduk dalam garis dan di antara klien. Setiap pergantian sesi kelompok, konselor melakukan rotasi terhadap tempat duduk para klien. Untuk
kelompok dengan komposisi heterogen, tempat duduk untuk siswa laki-laki dan perempuan diatur
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 218
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
secara selang-seling. Tentang posisi konselor dan klien dalam formasi kelompok tersebut digambarkan pada gambar 1.
H. Sejarah Dinamika Kelompok