Pendekatan dan Orientasi Teoretik

P a g e | 170 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Tabel 1. Perbedaan antara konseling dan psikoterapi. Dikutip dari Thompson, Rudolph, Henderson 2004: 21. Counseling is more for: Psychotherapy is more for: 1. Clients 2. Mild disorders 3. Personal, social, vocational, educational, and decision-making problems 4. Preventive and developmental concerns 5. Educational and developmental settings 6. Conscious concern 7. Teaching methods 1. Patients 2. Serious disorders 3. Personality problems 4. Remedial concerns 5. Clinical and medical settings 6. Unconscious concerns 7. Healing methods

C. Konseling Individual

Konseling individual individual counseling atau personal counseling adalah suatu proses konseling yang melibatkan satu orang konselor dan satu orang konseli. Dalam perspektif bimbingan dan konseling tradisional, konseling ini bersifat tatap muka dan berlangsung di suatu tempat yang khusus yang sengaja dirancang untuk tujuan konseling. Dalaam konsep konseling modern, konseling individu bisa berlangsung melalui pemanfaatan teknologi maju seperti telepon atau internet. Apakah konseling akan dilangsungkan dalam situasi tatap muka secara langsung atau melalui media teknologi maju tentu masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Tinggal bagaimana konselor menyikapi situasi yang ada dan memutuskan manakah yang memiliki kemungkinan paling besar konseling bisa dilaksanakan dan bisa mencapai hasil yang diharapkan. Secara umum, konseling di sekolah, tanpa memperhatikan pendekatan yang digunakan, bertujuan untuk membantu setiap siswa mencapai perkembangan yang optimal alam bidang akademik mencapai keberhasilan di sekolah, pribadi-sosial mencapai keseimbangan pribadi dan sosiallingkungan dalam berkehidupan bermasyarakat, dan karier mencapai keberhasilan dalam bidang karier atau pekerjaan. Gibson Mitchell 1995 menjelaskan pengertian konseling individual sebagai berikut: ... Individual counseling, since early days of the counseling movement, has been identified as the core activity through which all the other activities become meaningful. Counseling is a one-to- one helping relationship that focus on a person’s growth and adjustment and problem solving and decision-making needs. It is a client-centered process that demands confidentiality. This process is initiated by establishing a state of psychological contact or relationship between the counselor and the conselee and progresses as certain conditions essential to the success of the counseling process prevail. Many practitioners believe that these include counselor’s genuineness or congruence, respect for the client, and an empathic understanding of the client’s internal frame of reference. Meskipun konselor mungkin saja menggunakan teori hasil pengembangannya sendiri personal theory ke dalam kegiatan prakteknya, teori-teori yang telah ada yang telah terbangun dengan baik dapat memberikan dasar bagi pemeriksaan dan belajar. Dari definsi tersebut tampak pada kita bahwa konseling yang efektif tak hanya menuntut konselor perlu memiliki latihan dan keterampilan profesional yang tinggi, tetapi juga tipe kepribadian tertentu. Konseling sulit – bahkan tak akan – mencapai tujuan yang diinginkan kecuali konselor menampakkan pemahaman, kehangatan, dan sikap positif terhadap konseli.

D. Pendekatan dan Orientasi Teoretik

Konseling dapat dilaksanakan secara berbeda oleh konselor yang satu dengan lainnya. Perbedaan ini bisa berakar pada pendekatan yang digunakan oleh konselor. Pendekatan ini bisa berkaitan dengan sifat, orientasi teoretik, dan fomatnya. Atas dasar sifatnya, konseling dapat dilaksanakan untuk tujuan prefentif preventive approach , pengembangan developmental approach , kuratif remedial approach , dan krisis crisis approach Myrick, 1992. Konseling bersifat prefentif jika digunakan oleh konselor untuk mencegah masalah normal ringan menjadi lebih serius. Permasalahan yang serius dapat menyebabkan individu mengalami kegagalan di sekolah, gangguan emosional, atau terlibat dalam berbagai bentuk kenakalan dan penyalahgunaan obat. Melalui konseling prefentif, konselor membantu siswa mempelajari keterampilan-keterampilan khusus dalam suatu cara yang proaktif dan prefentif sehingga semua siswa dapat mencapai keberhasilan di sekolah. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 171 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Pendekatan perkembangan digunakan untuk membantu setiap siswa memenuhi kebutuhannya dalam setiap tahapan perkembangan dan menangani berbagai faktor yang menghambat perkembangan an realisasi potensi. Konselor juga mungkin menggunakan konseling untuk membantu individu menangani berbagai permasalahan yang sudah terlanjur dialaminya. Konseling krisis merupakan salah satu bentuk pelayanan responsif dalam model bimbingan dan konseling komprehensif di samping konseling individu, konsultasi, dan referal. Konseling krisis diberikan kepada siswa dan keluarganya yang sedang mengalami situasi mendesak atau darurat. Konseling ini biasanya bersifat temporer dan singkat. Dilihat dari perspektif pendekatan yang digunakan. Pendekatan konseling dapat dibedakan atas dasar sasaran intervensi aspek perilaku apa yang akan diubah, yakni afektif perasaan, emosi, kognisi nilai, sikap, keyakinan, persepsi, logika berpikir, dan perilaku tindakan. Atas dasar itu dapat dibedakan adanya pendekatan afektif, pendekatan, kognitif, dan pendekatan perilaku. Setiap pendekatan terdapat beberapa orientasi teoretik. Dilihat dari orientasi teoretik yang digunakan, konselor bisa mempraktekkan konseling psikoanalisa, konseling Adlerian, konseling eksistensial, konseling Gestalt, konseling Rogerian, konseling kognitif, konseling rasional emotif, konseling analisis transaksional, konseling perilaku, konseling realita, konseling eklektik atau integratif, dan konseling sistematik. Atas dasar formatnya – terlepas dari sifat, perspektif pendekatan, dan orientasi teoretik yang digunakan – konseling bisa dilakukan secara individual disebut konseling individual atau secara kelompok disebut konseling kelompok.

E. Proses Konseling