P a g e | 139
Modul Pendidikan  Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Kedua  macam  tujuan  ini  dapat  diperinci  menjadi  berbagai  tujuan  yang  lebih  khusus  lagi,
yaitu: a.  tesing untuk tujuan
research
Di  dalam  tiap  lapangan  ilmu  pengetahuann  atau  bagian  dari  ilmu  pengeta-huan
research
adalah kegiatan yang mutlak yang harus dilakukan. Dalam lapangan tes psikologis ini tujuan
research
dapat bermacam –macam pula, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:
1.
Research
untuk  explorasi  sifat –sifat  psikologis  tertentu  pada  kelompok  masya-rakat  tertentu.
Misalnya:
research
mengenai bakat khusus pada murid SMA, untuk mengetahui potensi generasi muda suatu masyarakat.
2.
Research
untuk  versifikasi  sifat  atau  sikap  tertentu  dalam  masyarakat.  Untuk  meyakinkan  hal tersebut dilakukan
tesing
psikologis. 3.
Research
untuk  menerangkan  dan  menunjukkan  penyelesaian  problem  sosial  tertentu.  Problem sosial  yang  ada  atau  timbul  dalam  masyarakat  seringkali  membutuhkan  pendekatan  secara
psikologis dengan
research
dan
tesing
.
b.  testing dengan tujuan diagnosis psikologis:
Untuk  sebagian  besar,  tujuan  testing  adalah  untuk  dapat  membuat  di-agnosis  psikologis. Diagnosis itu sendiri bukan merupakan hal yang sudah selesai. Melainkan baru merupakan titik tolak
dari berbagai tindakan tertentu. Diagnosis psikologis dilakukan orang dengan tujuan yang bermacam –
macam, diantaranya tujuan terpenting adalah: 1.  dianosis untuk kepentingan seleksi:
Seleksi  dilakukan  untuk  memilih  calon  yang  melamar  dalam  suatu  pekerjaan,  atau  bidang pendidikan.  Untuk  memilih  calon  yang  terbaik,  maka  dilakukan  se-leksi,  sehingga  untuk
melakukan diagnosis diperlukan tesing. 2.  diagnosis untuk keperluan pemilihan jabatan pekerjaan atau lapangan stu-di:
Individu  akan  menghasilkan  produktivitas  maksimal  bila  bekerja  dalam  la-pangan  yang  sesuai dengan  dirinya  bakat,  kemampuannya,  karena  itu  dalam  lapangan  kerja  perlu  menempatkan
karyawan  sesuai  dengan  bakat  atau  ke-mampuannya  itu.  Hal  ini  dikenal  dengan  semboyan
the right man in the right place
. Untuk dapat melakukan diagnosis mengenai bakat dan kemampuan ini perlu dilakukan tesing.
3.  diagnosis untuk keperluan psikoterapi: Mungkin  sekali  psikolog  menghadapi  individu  yang  mengalami    berbagai  kesukaran  psikis
tertentu  atau  menunjukkan  gejala  kelainan.  Individu  yang  de-mikian  memerlukan  pertolongan, dan untuk menentukan terapinya diperlukan diagnosis psikologis yang dapat dibantu dengan tes
psikologis.
4.  diagnosis  untuk kepentingan bimbingan dan penyuluhan dalam belajar: Kesukaran  dan  kegagalan  dalam  belajar  sering  terjadi  di  dalam  bidang  pen-didikan.  Dengan
mempergunakan  berbagai  tes  psikologis  tertentu,  ahli  psiko-logis  akan  mampu  membuat diagnosis  mengenai  seluk  beluk  yang  membawa  kesukaran  atau  kegagalan  itu,  sehingga  akan
dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan yang setepat dan se-efektif mungkin.
g.Penggunaan tes dalam pendidikan
Menurut  Gunarsa  1985,  tes  psikologis  dalam  bidang  pendidikan  dapat  dibagi  menjadi  3 golongan besar yaitu 1 tes intelegensi umum, 2 tes bakat, dan 3 tes kepribadian
1.Penggunaan tes intelegensi umum
Dalam  tes  intelegensi  umum  ini  diperoleh  suatu  gambaran  mengenai  ke-cerdasan  umum seseorang,  sehingga  pemeriksa  memperoleh  keterangan  dari  orang  yang  diperiksa  untuk
dipergunakan lebih lanjut: a.  Untuk tujuan seleksi
Dalam kenyataan dewasa ini, masih terdapat kekurangan jumlah sekolah. Jumlah lulusan SD tidak sebanding dengan jumlah sekolah atau ruangan kelas yang tersedia. Demikian juga terjadi pada
tingkat atau jenjang lebih lanjut SMP, SMA. Dipihak lain terdapat perbedaan mutu sekolah. Sehingga ada beberapa sekolah menjadi sekolah favorit, dan dibanjiri peminat.
Kedua hal tesebut menyebabkan  perlunya diadakan pemilihan peminat se-objektif mungkin sesuai  dengan  tujuan  yang  diharapkan.  Penggunaan  nilai  raport  atau  prestasi  belajar  akan
menimbulkan kesan yang kurang adil. Di dalam ke-nyataannya proses pendidikan pada suatu sekolah secara  menyeluruh  berbeda  dengan  sekolah  lainnya,  sehingga  hanya  sekolah  tertentu  sajalah  yang
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 140
Modul Pendidikan  Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
berhasil.  Selama  perbedaan  ini  masih  mencolok  selama  itu  pula  dirasakan  kekurangadilan  karena fackor kemampuan dan bakat khusus yang masih belum berfungsi kurang diperhitungkan.
Dengan tes intelegensi umum faktor yang ada pada diri calon, termasuk faktor yang karena sesuatu sebab belum berkembang, tetapi jelas dimiliki, ikut di-perhitungan. Inilah keunggulan dari tes
intelegensi  umum  bila  dibandingkan  dengan  prestasi  sekolah,  bilamana  pengunaannya  benar –benar
terlaksana dengan teliti dan objektif.
b.  Untuk tujuan diagnostik
Dengan dasar perbedaan perorangan, maka terdapat  berbagai perbedaan taraf kecerdasan umum.  Dengan  tes  intelegensi  umum  dapat  diketahui  apakah  kesulitan  belajar  yang  dialami
seseorang  disebabkan  oleh  terbatasnya  taraf  intelegensi  yang  di  miliki  seseorang,  sehingga  ia  tidak dapat mengikuti proses belajar seperti anak
–anak yang lain. Dari  hasil  tes  intelegensi  umum  yang  dilakukan  pada  seorang  anak  didik  akan  dapat  pula
ditentukan  ada  faktor  lain  yang  menyebabkan  timbulnuya  kesulitan  belajar  atau  rendahnya  prestasi belajar  yang  bukan  disebabkan  oleh  keadaan  atau  kualitas  intelegensinya,  melainkan  oleh  hal  lain
yang harus diteliti lebih lanjut. Mengetahui  taraf  intelegensi  umum  anak  secara  benar  objektif  perlu  bagi  orang  tua  dan
para  pendidik  agar  tidak  terjadi  pemaksaan  yang  berlebihan  terhadap  anak  untuk  mempelajari sesuatu  dan  menuntut  prestasi  di  atas  kemampuan  yang  dapat  dijangkaunya.  Untuk  hal  seperti  di
atas  dasar  pegangan  melalui  penilaian  psikologis  di  mana  termasuk  tes  intelegensi  umum  acapkali sangat membantu.
2.Penggunaan Tes Bakat
Tes  bakat  adalah  tes  yang  mengungkapkan  bakat  seseorang,  yang  juga  merupakan kemampuan intelegensi khusus. Dengan mengetahui bakat se-seorang, maka proses pendidikan dapat
diarahkan pada bidang yang sesuai, se-hingga akan lebih mudah mencapai hasil yang optimal. Bidang ini meliputi jenis jabatan atau pekerjaan dan pendidikan.
Dari  hasil  tes  bakat,  orang  tua  atau  pendidik  dapat  memperoleh  kete-rangan  mengenai aspek  mana  yang  kuat  dan  aspek  mana  yang  lemah.  Acapkali  diperlukan  perhatian  khusus  atau
penambahan  jam  belajar,  bilamana  diketahuii  adanya  kelemahan  tertentu  pada  suatu  bidang pelajaran,  misalnya  seseorang  anmak  yang  selalu  mengalami  kesulitan  setiap  menghadapi  angka
– angka  atau  sebaliknya,  ada  bakat  tertentu  yang  menonjol  yang  perlu  diarahlkan  dan  dikembangkan
lebih  lanjut,  misalnya  di  tingkat  SD,  SMP,  SMA.    Kesulitan  sering  timbul  oleh  karena  ku-rangnya sekolah yang dapat menampung bakat khusus anak, apakah hal ini dalam bentuk pendidikan formal,
kejuruan atau pendidikan non formal.
Di  samping  itu  kesulitan  juga  sering  dihadapi  pada  akhir  pendidikan  untuk  memperoleh suatu  jabatan  yang  sesuai  dengan  bakat  khusus  yang  dimiliki  dan  dengan  penghargaan  yang
setimpal.  Tidak  kuranbg  juga  kesulitan  yang  harus  dihadapi  oleh  para  lulusan  SMA  dengan kemampuan khusus untuk meneruskan ke suatu perguruan tinggi. Tetapi karena terbatasnya tempat
yang  tersedia,  harus  rela  mengambil  bidang  lain  yang  sebenarnya  bukan  bidang  yang  dikehendaki sesuai dengan minat dan bakatnya.
Pemeriksaan  bakat  melalui  tes  bakat,  yang  telah  dibakukan,  banyak  membantu  pihak sekolah dalam menentukan suatu jurusan yang harus dipilih oleh anak didik, khususnya di kelas I SMA
dimana dilakukan pemilihan jurusan. Hasil pemeriksaan kemampuan khusus tentu bukan factor yang menentukan dalam menjuruskan anak karena ada factor lain yang harus dipertimbangkan, yakni hasil
prestasi  belajarnya  di  sekolah  dan  minat  serta  tujuan  si  anak  dan  keinginan  orang  tua  juga dipertimbangkan.
Dalam  hubungan  ini,  peranan  dan  kegiatan  dari  petugas  bimbingan  penyu-luhan  sekolah serta  tenaga  psikologi  di  sekolah  telah  terbukti  banyak  membantu  dalam  rangka  penempatan  atau
penyaluran sesuai dengan bakat khusus anak didik.
3.Penggunaan tes kepribadian:
Berbeda  dengan  tes  intelegensi  umum  dan  tes  bakat  yang  membe-rikan  hasil  kuantitatif sekalipun penilaiannya tidak selalu didasarkan hasil kuantitatif saja, maka berdasarkan tes kepribadian
diperoleh data yang kualitatif –deskriptif.  Penggunaann tes kepribadian sering tidak dilakukan secara
tersendiri, melainkan bersama –sama dengan tes psikologis yang lain.
Kesulitan  dan  hambatan  dalam  prestasi  belajar  di  sekolah  tidak  selalu  disebabkan  oleh  hal yang berhubungan dengan segi intelegensi, melainkan dapat pula oleh hal lain yang bersangkut paut
dengan ciri –ciri kepribadian anak, termasuk cara dan kebiasaan belajarnya. Dari tes kepribadian akan
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 141
Modul Pendidikan  Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
diperoleh  deskripsi  mengenai  ciri –ciri  kepribadian  anak  sebagai  bahan  untuk  menentukan  sumber
timbulnya kesulitan belajar. Gangguan emosi merupakan hal yang sering merintangai kematangan bela-jar anak, baik di
sekolah maupun di rumah. Melalui wawancara dan pengamatan dapat diperoleh data penting, tetapi acapkali pula harus dilakukan tes kepribadian untuk dapat memancing hal yang lebih mendalam dan
mendasar  pada  kepribadian  anak.  Dengan  mengetahui  adanya  hal  tertentu  pada  kepri-badiannya yang dapat menghambat prestasi belajarnya, maka akan dapat di-tentukan langkah lebih lanjut untuk
mengatasinya.
Dalam  usaha  menanggulangi  masalah  belajar  pada  anak  yang  ber-sumber  pada  segi kepribadian  anak  sering  kali  diperlukan  kerja  sama  dengan  pi-hak  sekolah,  guru,  wali  kelas,  kepala
sekolah dan yang lebih penting adalah kerja sama dengan pihak orang tua atau keluarganya. LATIHAN
1.  Diskusikan dalam kelompok tentang contoh dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menjelaskan
tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh alat ukur 2.  “Kalau bisa, seumur hidup seseorang itu tidak  menjalani tes psikologis”
Bagaimana komentarmu tentang pendapat di atas ? 3.  Dari sekian definisi mengenai tes, cobalah membuat kesimpulan tentang pengertian tes
f.Penggunaan tes psikologis dalam bimbingan dan konseling di sekolah