P a g e | 47
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
b. Pembuatan Media Audio 1 Penyusunan Naskah
Beberapa langkah yang harus dilalui dalam penyusunan naskah audio: a
M
enentukan topik program dan sasarannya. Untuk media audio yang akan digunakan sebagai media pembelajaran sehingga berkaitan dengan bisdang studi tertentu, maka ha-rus
memperhatikan materi yang telah tersusun di dalam GBPP yang berlaku.
b Merumuskan tujuan program audio. Dalam merumuskan tujuan program maka dapat me- makai acuan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum .
c Melakukan penelitian mengenai pokok permasalahannya. Dengan melakukan penelitian banyak diperoleh informasi, mengkaji bahan-bahan baik yang tertulis dari suatu kepusta-kaan
atau sumber lain, atau saran dan kritik dari pakar yang memahami. Hal lain yang diperhatikan adalah pengamatan terhadap siswa yang akan menjadi sasaran atau pende-
ngarnya.
d Membuat garis besar atau
out-line
program audio. Garis besar program audio berisi ten-tang isi dari program yang akan dibuat.
e Menentukan format program. Pemilihan format program berdasarkan: tujuan, bahan yang disajikan, pendengar yang mengikuti, kemampuan peyusun program, dan fasilitas yang
tersedia. f Membuat draft atau naskah kasar
g Mengevaluasi naskah kasar h Menulis naskah jadi. Naskah program media audio bermacam-macam, setiap jenis mem-
punyai bentuk yang berbeda. Akan tetapi pada dasarnya sama, yaitu sebagai penuntun dalam mengambil gambar dan merekam suara. Naskah berisi urutan gambar dan grafis yang harus
diambil oleh kamera serta bunyi dan suara yang harus direkam.
2
Pemberian Suara
Pemberian suara dapat berasal dari suara manusia, musik, atau suara efek
sound-effect
. Pemberian suara manusia dapat dilakukan oleh penyiar
announcer
, yang di dalam penulisan naskah dengan istilah ANN yaitu penyiar yang tugasnya memberitahukan bahwa suatu acara atau program
akan disampaikan. Selain itu dapat dilakukan oleh narator, yang di dalam penulisan naskah dengan istilah NAR yaitu hampir sama dengan penyiar, be-danya apa yang dibaca narator sudah memasuki
program. Yang akan disampaikan mungkin tentang pokok bahasan, tujuan, dan sebagainya. Untuk membedakan pembaca narasi laki-laki atau perempuan , pada penulisan naskah ditulis NAR 1 dan
NAR 2.
Pemberian suara berbentuk musik dalam program audio berfungsi untuk: a Menggambarkan suasana, yaitu membantu melukiskan suasana atau situasi yang dike-
hendaki dalam naskah. b Melatar belakangi suatu adegan agar dapat merangsang emosi pendengar.
c Jembatan, untuk menyambung bagian yang satu dengan yang lain, sehingga mempercepat kelangsungan cerita dan memperjelan kesan yangsedang dirangsang.
d Pemersatu, sehingga cerita atau pesan yang disampaikan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Pemberian suara berupa efek suara
sound-effect
. Efek suara adalah bunyi benda, gerakan, dan suara yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu, yang dalam penulisan naskah ditulis
dengan FX. Ada dua jenis efek suara, yaitu: pertama adalah bunyi dan suara tiruan, yang kedua adalah bunyi barang, gerakan atau suara yang sesungguhnya. Efek suara ada yang sudah tersedia
dalam bentuk rekaman, tetapi ada juga efek suara yang dibuat di luar studio dan dibuat di dalam studio secara hidup dengan alat-alat yang tersedia, misalnya membuka dan menutup pintu, orang
berjalan mendekat dan menjauh, orang berteriak dan sebagainya.
3 Format Program Audio
Format program berkaitan dengan bentuk pengajaran yang pemilihannya berdasar-kan pada: tujuan, sasaran, kemampuan menyusun naskah, dan fasilitas yang tersedia.
Beberapa macam format yang sering digunakan dalam media audio, antara lain:
a Format Uraian: sering disebut “
talk
” atau “
single voicing
”. Program audio tanpa ada-nya uraian maka tidak dapat ditayangkan, karena uraian di perlukan untuk memberi penjelasan agar masalah
mudah dimengerti. Agar format uraian menghasilkan naskah yang baik, perlu diperhatikan beberapa penjelasan hal, yaitu: uraian yang bentuknya sederhana, singkat, bersikap akrab, dan
hendaknya menggunakan narasi yang bervariasi. Sebagai cara untuk mengutarakan informasi
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 48
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
secara langsung, maka uraian tidak memer-lukan persiapan yang terlalu rumit, dan tidak menuntut hiasan musik atau efek suara.
b Format Dialog: merupakan format program yang berupa percakapan dua pihak menge-nai satu
masalah yang ditinjau dari sudut pandang yang berbeda. Jika penyajian program disampaikan dengan naskah yang lengkap, biasa disebut percakapan, dan apabila disampaikan dengan
naskah yang tidak lengkap atau garis besarnya, biasa disebut obrolan. Agar dialog menjadi hidup, perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu: harus dibawakan oleh pelaku yang baik, lincah, hidup,
sehingga seolah-olah peristiwa itu benar-benar terjadi. Selain itu hendaknya pelaku mempunyai dua tipe suara yang berbeda, dan naskah menunjukkan kesinambungan argumentasi.
c Format Wawancara: merupakan format percakapan antara dua pihak yang berbeda
kedudukannya. Yang satu berperan sebagai pewawancara yang bertugas untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya, dan yang satu sebagai yang diwawancarai. Jika wa-wancara dlakukan di luar
studio, maka diperlukan peralatan untuk merekam.
d Format Diskusi: merupakan bentuk pembicaraan yang khusus dimana masing-masing pembicara
mempertahankan pernyataannya tentang suatu masalah rasional dalam suatu tempat, waktu, dan bentuk tertentu. Agar dapat dibedakan antara format wawancara dan format diskusi.
Perangkat keras yang biasa digunakan untuk merekam audio adalah
tape recorder
. Pada saat ini proses merekam audio banyak dilakukan dengan bantuan komputer. Dengan bantuan komputer
proses editing dapat dilakukan lebih mudah.
c. Pembuatan Media Audio-Visual