P a g e | 138
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
1. Tes harus valid:
Soal valid atau tidaknya suatu tes atau sosial validitas suatu tes adalah soal yang terpenting diantara syarat
–syarat yang lain. Walaupun perumusannya berma-cam–macam, namun kalau disimpulkan, validitas suatu tes adalah sejauh mana tes tes itu mengukur apa yang harus
diukur. Jadi semakin tinggi validitas suatu tes, maka tes tersebut makin mengenai sasarannya; makin menunjukkan apa yang seharusnya ditunjukkannya.
Macam –macam validitas:
a.
face validity
: suatu tes dipandang valid kalau nampaknya memang telah mengu-kur apa yang seharusnya di ukur.
b.
content validity
: suatu tes dipandang valid bila isi tes dapat mengungkapkan ke-mampuan
testee.
c.
construct validity
: suatu tes dikatakan valid, kalau telah cocok dengan kontruksi teoritis sebagai dasar dari mana item tes itu dibuat.
d.
predictive validity dan Concurent Validity
: kedua macam validitas ini dibi-carakan secara bersamaan karena banyak mengandung persamaan. Bedanya kalau
predictive validity
lebih menunjukkan kepada apa yang kiranya akan terjadi di waktu yang akan datang.
Concurent Validity
lebih menunjukkan hubungan antara tes score yang dicapai dengan keadaan sekarang, sedangkan
predictive validity
lebih menunjukkan hubungan antara
tes score
dengan keadaan di waktu yang akan datang
e.
factory validity
: pengertian ini timbul dari teori faktor. Masalah valid tidaknya suatu tes diuji dari berbagai faktor yang ingin diukur dengan tes itu. Jadi suatu tes dikatakan valid kalau tes
tersebut mengukur berbagai faktor yang seharus-nya diukur.
2. Tes harus reliable:
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sejauh mana tes ini ajeg, atau disebut ju-ga keajegan suatu tes. Reliabilitas mengandung persamaan dengan validitas dalam hal kedua dibandingkan
dengan sesuatu. Bedanya kalau vadilitas alat pembanding-nya adalah sesuatu hal yang ada di luar tes itu atau item tes yaitu kriteria, se-dangkan para reliabilitas alat pembanding itu adalah tes itu
sendiri.
Metode penyelidikan reliabilitas adalah:
1 Split half
atau
internal consistency 2
Retes approach
3
Alternate form
atau
equivqlence form
3. Tes harus distandarisasikan:
Standarisasi suatu tes bertujuan supaya setiap orang yang dites
testee
mendapat perlakuan yang benar
–benar sama. Hal yang perlu distandardisasikan adalah: a materi tes, b penyelenggaraan tes, c scoring tes, dan d interpre-tasi hasil tesing.
4. Tes harus obyektif:
Obyektifitas suatu tes ditinjau dari segi apakah teser baik tes admi-nistrator maupun tes interpreter mempunyai pengaruh terhadap pernilaian hasil tesing. Jadi yang obyektif itu adalah penilaiannya.
Tes yang objektif akan mem-berikan hasil yang sama walaupun dinilai oleh teser yang berlainan.
5. Tes yang diskriminatif:
Tes dimaksudkan untuk dapat mengungkap gejala tertentu dan menun-jukkan perbedaan diskriminasi gejala tersebut pada individu yang satu dan individu yang lain. Jadi tes yang
diskriminatif akan menunjukkan berbagai per-bedaan yang kecil mengenai sifat faktor tertentu pada individu yang berbeda
–beda.
6. Tes harus komprehensif:
Tes yang komprehensif dapat sekaligus mengungkapkan menyelidiki ba-nyak hal. Terutama dalam tes prestasi belajar, hal ini sangat penting. Tes yang cukup komprehensif akan mampu
mengungkapkan pengetahuan testee menge-nai segala hal yang harus dipelajari, jadi hal ini juga mencegah dorongan untuk berspekulasi.
7. Tes harus mudah digunakan:
Tes adalah suatu alat yang nilainya sangat tergantung kepada kegunaaanya. Kalau mempergunakannya sukar, maka tes tersebut rendah ni-lainya. Makin tinggi taraf syarat
–syarat tersebut pada suatu tes, semakin baiklah tes tersebut.
e.Tujuan testing psikologis
Menurut Suryabrata 1984, secara garis besar tujuan melakukan tes psikologis ada 2 macam yaitu:
a. Research
b. Diagnosis psikologis
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 139
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Kedua macam tujuan ini dapat diperinci menjadi berbagai tujuan yang lebih khusus lagi,
yaitu: a. tesing untuk tujuan
research
Di dalam tiap lapangan ilmu pengetahuann atau bagian dari ilmu pengeta-huan
research
adalah kegiatan yang mutlak yang harus dilakukan. Dalam lapangan tes psikologis ini tujuan
research
dapat bermacam –macam pula, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:
1.
Research
untuk explorasi sifat –sifat psikologis tertentu pada kelompok masya-rakat tertentu.
Misalnya:
research
mengenai bakat khusus pada murid SMA, untuk mengetahui potensi generasi muda suatu masyarakat.
2.
Research
untuk versifikasi sifat atau sikap tertentu dalam masyarakat. Untuk meyakinkan hal tersebut dilakukan
tesing
psikologis. 3.
Research
untuk menerangkan dan menunjukkan penyelesaian problem sosial tertentu. Problem sosial yang ada atau timbul dalam masyarakat seringkali membutuhkan pendekatan secara
psikologis dengan
research
dan
tesing
.
b. testing dengan tujuan diagnosis psikologis:
Untuk sebagian besar, tujuan testing adalah untuk dapat membuat di-agnosis psikologis. Diagnosis itu sendiri bukan merupakan hal yang sudah selesai. Melainkan baru merupakan titik tolak
dari berbagai tindakan tertentu. Diagnosis psikologis dilakukan orang dengan tujuan yang bermacam –
macam, diantaranya tujuan terpenting adalah: 1. dianosis untuk kepentingan seleksi:
Seleksi dilakukan untuk memilih calon yang melamar dalam suatu pekerjaan, atau bidang pendidikan. Untuk memilih calon yang terbaik, maka dilakukan se-leksi, sehingga untuk
melakukan diagnosis diperlukan tesing. 2. diagnosis untuk keperluan pemilihan jabatan pekerjaan atau lapangan stu-di:
Individu akan menghasilkan produktivitas maksimal bila bekerja dalam la-pangan yang sesuai dengan dirinya bakat, kemampuannya, karena itu dalam lapangan kerja perlu menempatkan
karyawan sesuai dengan bakat atau ke-mampuannya itu. Hal ini dikenal dengan semboyan
the right man in the right place
. Untuk dapat melakukan diagnosis mengenai bakat dan kemampuan ini perlu dilakukan tesing.
3. diagnosis untuk keperluan psikoterapi: Mungkin sekali psikolog menghadapi individu yang mengalami berbagai kesukaran psikis
tertentu atau menunjukkan gejala kelainan. Individu yang de-mikian memerlukan pertolongan, dan untuk menentukan terapinya diperlukan diagnosis psikologis yang dapat dibantu dengan tes
psikologis.
4. diagnosis untuk kepentingan bimbingan dan penyuluhan dalam belajar: Kesukaran dan kegagalan dalam belajar sering terjadi di dalam bidang pen-didikan. Dengan
mempergunakan berbagai tes psikologis tertentu, ahli psiko-logis akan mampu membuat diagnosis mengenai seluk beluk yang membawa kesukaran atau kegagalan itu, sehingga akan
dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan yang setepat dan se-efektif mungkin.
g.Penggunaan tes dalam pendidikan