Pengukuran Psikologis dan Psikotes

P a g e | 136 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar LATIHAN Latihan Individual Buatlah otobiografi yang berstruktur, tentang keadaan saudara sendiri f.Tes Psikologi

a.Pengertian

Kata tes berasal dari bahasa latin: tesum, yaitu alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam yang lain. Lama kelamaan arti tes menjadi umum. Di dalam lapangan psiko-logi kata tes mula – mula dipergunakan oleh J.M.Cattel pada tahun 1980, dan sejak itu makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk menentukan mengukur aspek tertentu dari-pada kepribadian. Di bawah ini diberikan beberapa definisi tentang tes: 1. Anne Anastasi memberikan definisi: psikological tes is essentially an objective and standardized measure of a sample of behavior 2. Otto Klinbrtg memberikan definisi: psychological tes were perfect instruments for the measurement of native or innate difference in ability 3. Lee J.Cronbach merumuskan: A tes is a systematic procedure for comparing the behavior of two or more persons 4. Florence L.Goodenough memberikan rumus: A tes is a talk or series of tasks given to individual or to groups with the purpose of ascertaining their relative proficiency as compared to each other or to standard previously set up on the basis of the performance of the similar groups. 5. Sumadi Surjabrata merumuskan: tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah yang harus dijalankan, dan berdasarkan atas bagaimana testee melakukan perintah itu penyidik mengambil kesimpulan dengan cara membanding-kannya dengan standard atau testee yang lain dalam kelompoknya. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpukan bahwa: tes itu adalah tugas dan serangkaian tugas yang berbentuk berbagai pertanyaan dan atau perintah tes itu diberikan pada testee seseorang atau lebih tingkah laku testee dalam menjalankan tes itu dibandingkan dengan sesuatu, yaitu standard atau tingkah laku testee yang lain. Pada hake-katnya tesing sebagai pengukuran ini makin lama makin menonjol. Ka-rena pembicaraan tentang tes psikologis selalu dihubungkan dengan masalah pengukuran psikologis dan penilaian mengenai baik atau ku-rang sebaiknya tes psikologis juga dipandang sebagai alat pengukur itu.

b.Pengukuran Psikologis dan Psikotes

Psikologi, sebagai suatu ilmu pengetahuan mempunyai hubungan yang erat dengan bimbingan. Karena psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan untuk mema-hami tingkah laku manusia baik yang mereka sadari maupun yang tidak mereka sadari, dalam usaha membantu individu untuk menyelesaikan masa-lahnya. Untuk membantu individu menyelesaikan masalahnya, mempergunakan be-berapa metode yaitu: 1 pengamatan 2 wawancara, dan 3 tes Frieda, 1985. Pengamatan dimaksudkan untuk melihat gejala yang nampak, dimana gejala tadi dianggap sebagai proses perwujudan dari proses kejiwaan yang di-alami oleh seseorang. Sedangkan dari wawancara sebenarnya ingin didapatkan data tentang sejarah kehidupan seseorang yang penting sekali untuk mengetahui perkembangan ke- hidupan dan permasalahan yang ingin dipahami. Pengalaman yang terjadi pada su-atu periode kehidupan seseorang, mungkin merupakan suatu titik awal dari per-masalahan yang dihadapi individu pada masa sekarang. Kedua metode tersebut, tidak lepas dari kelemahannya, yaitu memungkinkan terjadinya pengaruh hallo hallo effect , atau faktor subjektivitas dari orang yang melihat atau mewawancarai. Selain itu dari kedua metode tadi hanya didapatkan data tingkah laku, pikiran dan perasaan yang disadari, sedangkan hal –hal yang tidak disadari, yang dapat juga menjadi sumber timbulnya permasalahann, tidak kurang dapat terungkap melalui kedua metode tadi. Untuk dapat mengatasi kelemahan tersebut, maka dalam mem-berikan bantuannya, seorang psikolog atau konselor yang sudah terlatih, menggu- nakan suatu metode “bantu“ untuk lebih dapat memahami manusia yaitu: de ngan mempergunakan apa yang secara popular dikenal sebagai “Psikotes“. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 137 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Metode psikotes ini mempergunakan berbagai alat diagnostik tertentu yang dapat mengukur dan mengetahui taraf kecerdasan, arah minat, sikap, struktur kepri-badian dan hal lain dari proses kejiwaan ataupun berbagai hal yang mempengaruhi proses kejiwaaan yang terjadi pada diri orang yang membutuhkan bantuan. Metode psikotes dipergunakan untuk membantu kekurangan dari kedua metode wawancara dan pengamatan. Dalam menga-nalisa hasil tes, data dari hasil tes peng-amatan dan wawancara sangat penting untuk dipertimbangkan, sehingga diagnosa dan kemungkinan treatment ban-tuan terapi yang akan dilaksanakan sudah meru-pakan hasil pengenalan lengkap tentang diri klien. Oleh karena yang ingin dicapai adalah pemahaman tentang diri seseorang secara menyeluruh, maka istilah “psikotes“ cenderung tidak sesuai dan tidak dipergunakan, tetapi lebih tepat mem- pergunakan istilah “pengukuran psikologis”. Istilah pengukuran psikologis ini dida-sarkan atas anggapan bahwa setiap individu adalah berbeda satu dengan yang lain, disamping adanya persamaan tertentu.

c.Syarat penggunaan tes psikologis