P a g e | 101
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
B. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan layanan yg diberikan oleh konselor kepada mereka yang memerlukan bantuan pemecahan masalah dan kemungkinan alih tangan jika permasalahannya diluar
kompetensi profesi konselor sesuai kode etik profesi. Layanan ini berisi seperangkat layanan BK untuk merespon masalahkesulitan siswa berkenaan dengan perkembangan pribadi, sosial, akademik, dan
karier. Layanan ini bersifat prevetif, kuratif
remedial
, dan pengembangan
developmental
. Layanan utama yang diberikan adalah konseling individual atau kelompok tetapi juga sering melibatkan
layanan konsultasi, referal, dan penempatan. Layanan konsultasi umumnya ditujukan untuk orang tua, guru, dan profesional lain yang terkait dengan layanan konseling.
Komponen layanan responsif dalam program bimbingan dan konseling sekolah, terdiri atas kegiatan-kegiatan untuk menemukan kebutuhan dan persoalan yang tengah dihadapi siswa.
Penyelesaian kebutuhan atau persoalan ini memerlukan konseling, konsultasi, pengalihan, fasilitasi maupun informasi dari teman sebaya. Komponen ini disediakan bagi seluruh siswa dan seringkali
siswa diberi inisiasi melalui
self-referral
. Bagaimanapun guru, orangtuawali dan orang lain bisa juga membantu siswa. Walaupun guru BK memiliki keterampilan dan pelatihan khusus dalam merespon
kebutuhan dan persoalan semacam ini, kerjasama dan dukungan dari seluruh pihak sekolah dan seluruh staf tetap diperlukan bagi suksesnya implementasi program layanan responsif.
Layanan responsif disampaikan melalui strategi-strategi sebagai berikut. 1. Konsultasi, dimana guru BK berkonsultasi dengan orangtuawali, guru, tenaga pendidik lain atau
dengan agen masyarakat mengenai cara-cara untuk membantu siswa dan keluarga. Dalam layanan ini, guru BK tampil sebagai advokat bagi siswa.
2. Konseling individual dan kelompok kecil, yakni konseling yang dilaksanakan dalam suatu kelompok kecil atau atas dasar individual bagi siswa dalam mengungkapkan kesulitasn-kesulitan yang
berkenaan dengan hubungan, masalah pribadi atau tugas-tugas perkembangan pribadi mereka. Konseling individual dan kelompok kecil membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, sebab-
sebab, alternatif, dan konsekuensi yang mungkin terjadi, sehingga mereka dapat mengambil tindakan yang tepat.
3. Konseling krisis, yaitu konseling untuk memberikan pencegahan, intervensi dan tindak lanjut. Konseling dan dukungan diberikan pada siswa dan keluarga dalam menghadapi situasi darurat.
Konseling semacam ini biasanya jangka pendek dan bersifat sementara, saat dibutuhkan, referal dapat dilakukan terhadap sumber-sumber yang tepat. Guru BK dapat memegang peran sebagai
pemimpin dalam proses intervensi krisis suatu kelompok dalam lembaganya.
4. Alih tangan referal, dimana guru BK menggunakan sumber acuan untuk menangani kasus tertentu seperti keinginan bunuh diri, kekerasan, pelecehan, depresi dan kesulitan keluarga.
Sumber acuan ini bisa meliputi agen-agen kesehatan mental, tenaga kerja dan program pelatihan, layanan bagi remaja serta layanan sosial dan kemasyarakatan lainnya.
5. Fasilitasi oleh teman sebaya, dimana guru BK melatih siswa sebagai perantara teman sebaya, manajer konflik, tutor maupun mentor. Teknik-teknik pemecahan masalah dan resolusi konflik
digunakan untuk membantu siswa belajar bagaimana mereka bergaul dengan orang lain. Melalui perantara teman sebaya, siswa dilatih dalam suatu sistem agar berguna bagi teman terdekatnya
yang sedang memiliki masalah dalam bergaul dengan orang lain.
C. Perencanaan individual