Manfaat Permainan Ular Tangga Edukatif
50
pendapat Muhyidin, dkk 2014: 104 yang menyatakan bahwa teori behavioristik merupakan perilaku yang dapat dibentuk oleh respon yang diikuti oleh tindakan.
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku di mana
penguatan reinforcement dan hukuman punishment perlu dilakukan sebagai stimulus untuk merangsang perilaku yang diinginkan dari peserta didik.
Sementara itu Slamet Suyanto 2005: 83, mengungkapkan bahwa Behavioral Learning Theory teori perilaku adalah perubahan perilaku yang
dapat diamati dan dapat diukur. Teori ini dapat digunakan untuk memprediksi dan mengontrol perubahan perilaku.
Berdasarkan pada beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teori belajar behavioristik merupakan perubahan tingkah laku manusia
yang dapat diamati sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh ganjaran reward dan
penguatan reinforcement dari lingkungan. 3.
Macam Teori Belajar Behavioristik
Slamet Suyanto 2005: 83-85 menjelaskan macam teori belajar behavioristik. Berikut penjabaran macam teori belajar behavioristik:
a. Teori Kondisi Klasik Classical Conditioning Theory
Teori ini ditemukan oleh Ivan Petrovich Pavlov 1849-1936 dengan melakukan percobaan dengan menggunakan anjing, dimana ia memberikan
daging secara berulang-ulang dengan membunyikan bel terlebih dahulu. Setelah beberapa lama, setiap kali bel dibunyikan walaupun tanpa menggunakan daging,
51
secara otomatis anjing akan mengeluarkan air liur. Proses dimana anjing dapat menghubungkan antara bunyi bel dengan daging dan direspon anjing dengan
mengeluarkan air liur itulah yang dinamakan belajar. Sugiharto, dkk, 2008: 94 menjelaskan percobaan anjing yang dilakukan
Pavlov, dimana perangsang asli atau netral daging dipasangkan dengan stimulus bersyarat bel secara berulang-ulang maka akan memunculkan reaksi atau respon
yang diinginkan. Sementara itu Muhyidin, dkk 2014: 106, menyatakan bahwa pengondisian
klasik classical conditioning adalah perilaku yang mendahului penguatan. Misalnya burung merpati dapat belajar mendorong untuk mendapatkan
makanannya. Setiap kali burung merpati berhasil mendorong, maka burung merpati akan mendapatkan makanan.
Dari penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa segala tingkah laku manusia merupakan hasil dari latihan atau kebiasaan yang dilakukan secara
beruang-ulang karena ada stimulus kemudian menimbulkan reaksi atau respon. b.
Opperant Conditioning Theory Erward L. Thorndike 1874-1949 adalah pencetus teori belajar Opperat
conditioning theory. Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya stimulus dan respon. Ia melakukan percobaan pada seekor kucing
yang ditaruh di dalam kotak. Kucing tersebut mencari jalan keluar melalui proses mencoba-coba. Dari proses percobaan trials tersebut kucing mengalami
kegagalan error terlebih dahulu. Hasil penelitiannya menimbulkan hukum sebab akibat law of effect yaitu apabila stimulus menimbulkan respon dengan