Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II
96
menirukan gerakan binatang sebagian besar anak bergerak dengan kurang lincah bahkan ada beberapa anak yang hanya diam tidak bergerak dan tidak bersuara.
Guru membimbing dan memotivasi anak yang tidak mau mengerjakan tugas yang ada di permainan. Guru tetap memberikan penghargaan berupa acungan jempol
dan pujian pada anak yang sudah mau tampil, walaupun tidak mau mengerjakan tugas. Anak yang mau tampil mengerjakan dan menyelesaikan tugas mendapat
reward berupa stiker, pujian, acungan jempol dari guru sementara anak-anak lain tepuk tangan.
Setelah semua selesai guru mengkondisikan anak dengan nyanyian agar berbaris dan berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya guru mengajak
anak ke kelas. Di dalam kelas anak-anak diminta untuk duduk sesuai dengan kelompoknya, Guru memulai pembelajaran dengan hafalan doa, apersepsi dan
memberi contoh cara mengerjakan kegiatan inti. b
Kegiatan inti Kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu mengerjakan LKA, finger
painting dan menyusun balok. Anak-anak dikondisikan untuk duduk di tempat duduk masing-masing dalam kelompok. Kegiatan yang pertama guru memberikan
Lembar Kerja Anak LKA yaitu anak diminta untuk memilih dan melingkari baju sesuai dengan jenis kelaminnya. Kegiatan yang kedua yaitu melipat menggunakan
kertas lipat membentuk baju. Kegiatan ketiga guru memberikan cat yang akan digunakan untuk finger painting. Anak-anak diminta untuk menggambar
menggunakan jari dengan tema pakaianku. Setelah selesai anak-anak diminta untuk menjemur hasil karyanya.
97
Setelah semua anak selesai guru mengajak anak untuk membereskan alat- alat dan bahan-bahan yang sudah digunakan untuk kegiatan. Kemudian anak
berdoa sebelum makan, cuci tangan, makan bekal bersama dan istirahat. c
Kegiatan akhir Kegiatan akhir yaitu mengerjakan LKA yang disediakan sekolah, recalling
mengenai kegiatan satu hari, hafalan hadits, pesan- pesan moral, berdo’a dan
pulang. Selesai istirahat, guru mengkondisikan anak untuk duduk rapi dan mengerjakan LKA. Setelah semua anak selesai mengerjakan LKA, anak-anak
membaca hadits beserta artinya dilanjutkan recalling, berdoa, pesan-pesan moral dan pulang.
2 Pelaksanaan tindakan Siklus II pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 dengan tema kebutuhanku dan sub tema baju kemeja. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak dilaksanakan pada
kegiatan inti tetapi pada kegiatan awal. a
Kegiatan Awal Pada awal kegiatan pembelajaran guru memulai dengan permainan yaitu
bermain ular tangga edukatif. Guru membagikan stiker warna kepada anak secara acak. Masing-masing anak mendapat satu stiker warna. Stiker yang dibagikan
pada anak ada 4 macam warna yaitu merah, kuning, hijau, dan biru. Sebelum melakukan permainan, guru dibantu peneliti mempersiapkan media yang
digunakan untuk permainan ular tangga edukatif di aula sekolah. Kelompok bermain sesuai dengan stiker warna yang di dapat anak. Sebelum menuju ke aula
sekolah anak diminta berbaris terlebih dahulu menjadi 4 baris sesuai dengan
98
kelompoknya. Selanjutnya anak diajak ke aula sekolah berjalan dengan rapi dan sesuai kelompoknya.
Setelah sampai di aula sekolah, anak-anak duduk mengelilingi papan ular tangga sesuai dengan kelompoknya. Guru mengajak anak untuk bernyanyi dan
menari bersama terlebih dahulu dengan diiringi musik sebelum permainan ular tangga edukatif dimulai. Guru mengingatkan pada anak agar lebih tertib saat
melakukan permainan atau saat menjadi penonton. Sebelum anak-anak melakukan permainan, guru menjelaskan aturan bermain dan mengingatkan pada anak bahwa
siapa yang tampil dengan hebat akan mendapatkan reward stiker hebat. Anak terlihat bersorak gembira dan semangat. Anak-anak kemudian memulai
permainan. Guru mengundi kelompok warna apa yang bermain terlebih dahulu dan kelompok lainnya menjadi penonton
Permainan ular tangga edukatif berjalan lebih baik dan lebih lancar dari pertemuan sebelumnya. Anak-anak terlihat sangat antusias saat tampil
mengerjakan tugas-tugas yang ada di permainan, walaupun masih ada beberapa anak yang dibimbing oleh guru. Perilaku yang ditampilkan anak saat permainan
yaitu sebagian besar anak sudah berani tampil, arah pandangan mata ke depan serta dengan suara yang lantang dan dengan gerakan yang lincah. Masih ada anak
yang menggangu temannya yang sedang bermain. Guru memberikan perhatian lebih pada anak tersebut, agar anak lebih terkendali dan tidak ramai serta
mengganggu temannya yang sedang bermain. Anak yang sudah berani tampil menyelesaikan tugas yang ada di permainan mendapatkan reward berupa pujian,
nyanyian hebat, tepuk tangan dan stiker hebat.
99
Setelah semua selesai guru mengkondisikan anak dengan nyanyian agar berbaris dan berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya guru mengajak
anak ke kelas. Di dalam kelas anak-anak diminta untuk duduk sesuai dengan kelompoknya, Guru memulai pembelajaran dengan absensi, hafalan doa,
apersepsi dan memberi contoh cara mengerjakan kegiatan inti. b
Kegiatan Inti Kegiatan inti pada pertemuan 2 Siklus II yaitu kolase pola gambar baju,
membuat baju dari plastik, dan mengerjakan LKA. Sebelum kegiatan inti dimulai, guru meminta anak untuk mengambil peralatan yang dibutuhkan dan duduk sesuai
dengan kelompoknya. Selanjutnya guru membagikan bahan yang diperlukan untuk kegiatan kolase, membuat baju dan mengerjakan LKA. Kegiatan yang
pertama, guru membagikan kertas warna-warni kepada anak. Anak diminta untuk menempel kertas tersebut pada pola gambar kemeja sampai penuh. Kegiatan yang
kedua, anak membuat baju dari kantong plastik. Kegiatan yang ketiga yaitu mengerjakan LKA, memilih gambar baju yang digunakan untuk berpergian.
Setelah semua selesai, guru menyuruh anak untuk membereskan alat-alat dan bahan-bahan yang sudah digunakan saat kegiatan. Selanjutnya anak duduk
rapi, berdoa mau makan, cuci tangan, dan istirahat. c
Kegiatan Akhir Kegiatan akhir yaitu mengerjakan bermain balok yang disediakan sekolah,
recalling mengenai kegiatan satu hari, hafalan surat-surat pendek, pesan-pesan moral, berdoa dan pulang.
100
3 Pelaksanaan tindakan Siklus II pertemuan 3
Pertemuan 3 dilaksanakan pada 27 Agustus 2015 dengan tema kebutuhanku dan sub tema pakaianku seragam sekolah. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak
dilaksanakan pada kegiatan inti tetapi pada kegiatan awal. a
Kegiatan Awal Pada awal kegiatan pembelajaran guru memulai dengan permainan yaitu
bermain ular tangga edukatif. Guru membagikan stiker warna kepada anak secara acak. Masing-masing anak mendapat satu stiker warna. Stiker yang dibagikan
pada anak ada 4 macam warna yaitu merah, kuning, hijau, dan biru. Sebelum melakukan permainan, guru dibantu peneliti mempersiapkan media yang
digunakan untuk permainan ular tangga edukatif di aula sekolah. Kelompok bermain sesuai dengan stiker warna yang di dapat anak. Sebelum menuju ke aula
sekolah anak diminta berbaris terlebih dahulu menjadi 4 baris sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya anak diajak ke aula sekolah berjalan dengan rapi dan
sesuai kelompoknya. Setelah sampai di aula sekolah, anak-anak diminta untuk menirukan gerakan
binatang dan bernyanyi bersama terlebih dahulu. Selanjutnya, anak-anak duduk mengelilingi papan ular tangga sesuai dengan kelompoknya. Guru mengajak anak
untuk berdoa terlebih dahulu. Guru mengingatkan pada anak agar lebih tertib saat melakukan permainan atau saat menjadi penonton. Sebelum anak-anak melakukan
permainan, guru menjelaskan aturan bermain dan mengingatkan pada anak bahwa siapa yang tampil dengan hebat akan mendapatkan reward stiker bintang. Anak
terlihat bersorak gembira dan semangat. Anak-anak kemudian memulai permainan
101
ular tangga secara bergantian dan dengan kelompok yang berbeda. Anak yang lebih paham diperbolehkan membantu temannya saat permainan sehingga
permainan berjalan lebih lancar. Guru selalu memotivasi semua anak, agar anak aktif dan tertib dalam permainan.
Permainan pada pertemuan 3 Siklus II ini menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Pelaksanaan kegiatan melalui permainan ular tangga edukatif berjalan
sesuai yang diharapkan, lancar dan lebih baik. Anak terlihat aktif dalam melakukan kegiatan permainan ular tangga edukatif. Guru selalu mengontrol anak
yang ramai sehingga kegiatan berjalan lebih tertib dan efektif. b
Kegiatan Inti Kegiatan inti pada pertemuan 3 Siklus II yaitu mengerjakan LKA,
menggunting dan mewarnai pola gambar seragam sekolah, memasangkan gambar seragam sekolah sesuai dengan pasangannya. Kegiatan yang pertama anak
menggunting pola gambar sekolah dan mewarnainya. Kegiatan yang kedua memasangkan gambar seragam sekolah sesuai dengan pasangannya. Kegiatan
yang ketiga anak diminta untuk mengerjakan LKA yaitu menghitung dan melingkari gambar pakaian yang dipakai sesuai dengan jenis kelaminnya. Setelah
semua selesai, guru menyuruh anak untuk membereskan alat-alat dan bahan- bahan yang sudah digunakan saat kegiatan. Selanjutnya anak duduk rapi, berdoa
mau makan, cuci tangan, dan istirahat. c
Kegiatan Akhir Kegiatan akhir yaitu belajar calistung, recalling mengenai kegiatan satu
hari, bernyanyi, pesan-pesan moral, berdoa dan pulang. Selesai istirahat, guru
102
mengkondisikan anak untuk duduk rapi. Anak-anak diminta untuk membaca secara bergantian dilanjutkan menulis dan berhitung bersama-sama. Setelah
semua kegiatan selesai, kegiatan selanjutnya yaitu recalling, berdoa, pesan-pesan moral dan pulang.
c. Observasi Siklus II
Observasi dilakukan saat berlangsungnya permainan ular tangga edukatif. Permainan ular tangga edukatif berjalan lebih baik dari Siklus sebelumnya. Anak-
anak sudah memperhatikan penjelasan dari guru mengenai aturan dan cara bermain, sehingga anak lebih tertib dan paham dalam mengikuti permainan ular
tangga edukatif. Keberanian tampil sudah menunjukkan hasil yang optimal karena hampir
seluruh anak sudah berani tampil untuk mengejakan tugas yang ada di permainan. Anak-anak tidak perlu dibimbing guru saat mengerjakan tugas yang ada di
permainan. Hanya beberapa anak saja yang belum menunjukkan keberanian tampil dengan baik. Sementara itu masih ada 4 anak yang masih perlu dibimbing
guru saat permainan ular tangga edukatif. Perilaku yang ditunjukkan anak menunjukkan peningkatan yang lebih baik.
Anak dalam melaksankan tugas yang ada permainan ular tangga edukatif dengan suara lantang dan lancar saat bernyanyi, menyebutkan suara binatang, bercerita
dan hafalan do’a. Pada saat mendapat tugas menari dan menirukan gerakan binatang, anak-anak sudah terlihat lincah dan antusias. Hal ini dikarenakan guru
dan peneliti selalu memberi motivasi agar anak lebih bersemangat dan percaya diri saat melaksanakan tugas yang ada di permainan ular tangga edukatif.
103
Pelaksanaan permainan ular tangga edukatif pada Siklus ke II ini sudah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Anak-anak lebih
tertarik dengan permainan ular tangga edukatif yang dilaksanakan pada Siklus II karena menggunakan media tambahan yang membuat anak tampil dengan percaya
diri saat mengerjakan tugas yang ada di permainan. Selain itu penggunaan reward berupa stiker bintang atau hebat juga menjadi salah satu pendorong antusiasme
anak meningkat. Pengamatan juga dilakukan saat kegiatan pembelajaran pada pasca Siklus II setelah penerapan permainan ular tangga edukatif pada Siklus II.
Berikut hasil pengamatan percaya diri anak pasca Siklus II: Tabel 6. Data Percaya Diri Anak Pasca Siklus II
No Nama
Pertemuan Jmlah
Peluang Persentase
Kriteria 1
2 3
4 1
Adm 9
9 10
10 38
48 79,16
Berkembang sangat baik 2
Aml 8
9 9
10 36
48 75
Berkembang sesuai harapan 3
Syf 9
10 9
28 36
77,77 Berkembang sangat baik
4 Rdt
11 11
12 34
36 94,44
Berkembang sangat baik 5
Mga 7
7 7
8 29
48 60,41
Berkembang sesuai harapan 6
Fhl 5
5 6
7 23
48 47,91
Mulai berkembang 7
Ara 7
7 8
8 30
48 62,5
Berkembang sesuai harapan 8
Brd 6
6 7
19 36
52,77 Berkembang sesuai harapan
9 Byu
8 7
7 22
36 61,11
Berkembang sesuai harapan 10
Msy 9
8 9
26 36
72,22 Berkembang sesuai harapan
11 Dwi
9 11
10 11
41 48
85,41 Berkembang sangat baik
12 Ikh
10 10
12 13
45 48
93,75 Berkembang sangat baik
13 Rst
9 8
9 26
36 72,22
Berkembang sesuai harapan 14
Ltf 6
7 8
7 28
48 58,33
Berkembang sesuai harapan 15
Ald 5
5 6
6 22
48 45,83
Mulai berkembang 16
Ndy 9
9 10
11 39
48 81,25
Berkembang sangat baik 17
Zzi 8
8 9
10 35
48 72,91
Berkembang sesuai harapan 18
Nla 6
6 6
18 36
50 Mulai berkembang
19 Nva
10 11
11 12
46 48
95,83 Berkembang sangat baik
20 Iza
8 8
9 9
34 48
70,83 Berkembang sesuai harapan
21 Ptr
8 8
9 9
34 48
70,83 Berkembang sesuai harapan
22 Vra
9 10
10 11
40 48
83,33 Berkembang sangat baik
23 Rrg
9 9
9 27
36 75
Berkembang sesuai harapan 24
Rgd 10
10 11
11 42
48 87,5
Berkembang sangat baik 25
Vna 6
7 7
8 28
48 58,33
Berkembang sesuai harapan 26
Hna 7
6 7
20 36
55,55 Berkembang sesuai harapan
104
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa percaya diri yang dimiliki anak menunjukkan pada kriteria berkembang sangat baik sebanyak 9 anak,
berkembang sesuai harapan sebanyak 14 anak dan mulai berkembang sebanyak 3 anak. Persentase rekapitulasi percaya diri berdasarkan data di atas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini: Tabel 7. Rekapitulasi Data Percaya Diri Anak Pasca Siklus II
No Kriteria
Jumlah anak Persentase
1 Berkembang sangat baik
9 34,61
2 Berkembang sesuai harapan
14 53,84
3 Mulai berkembang
3 11,53
4 Belum berkembang
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat percaya diri anak pada pelaksanaan tindakan Siklus II yang memiliki kriteria berkembang sangat baik sebanyak
sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61. Sementara yang memiliki kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 14 anak dengan persentase 53,84 dan
kriteria mulai berkembang sebanyak 3 anak dengan persentase 11,53 . d.
Refleksi Peneliti berdiskusi dengan guru untuk melakukan penilaian terhadap proses
yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Refleksi ini membahas tentang pelaksanaan proses kegiatan pada
Siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan percaya diri yang dimiliki anak. Peningkatan percaya diri anak pada proses pembelajaran pasca Siklus II atau
setelah penerapan permainan ular tangga edukatif pada Siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Peningkatan tersebut dapat
ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
105
Tabel 8. Perbandingan Rekapitulasi Data Percaya Diri Anak Pra Tindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II
No Kriteria
Pra Tindakan Pasca Siklus I
Pasca Siklus II Frekuensi
Persentase Frekuensi
Persentase Frekuensi
Persentase 1
Berkembang sangat baik
2 7,69
6 23,07
9 34,61
2 Berkembang sesuai
harapan 9
34,61 11
42,30 14
53,84 3
Mulai berkembang 11
42,30 9
34,61 3
11,53 4
Belum berkembang 4
15,38
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa percaya diri anak sebelum tindakan yang berada pada kriteria berkembang sangat baik sebanyak 2 anak
dengan persentase 7,69, kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61, kriteria mulai berkembang sebanyak 11 anak dengan
persentase 42,30, dan kriteria belum berkembang sebanyak 4 anak dengan persentase 15,38. Pada pasca Siklus I yang berada pada kriteria berkembang
sangat baik sebanyak 6 anak dengan persentase 23,07, kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 11 anak dengan persentase 42,30, kriteria mulai
berkembang sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61. Pada pasca Siklus II yang memiliki kriteria berkembang sangat baik sebanyak sebanyak 9 anak dengan
persentase 34,61, kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 14 anak dengan persentase 53,84, kriteria mulai berkembang sebanyak 3 anak dengan persentase
11, 53. Berikut adalah histogram perbandingan data Pra Tindakan, Pasca Siklus I
dan Pasca Siklus II:
106
Gambar 2. Histogram Perbandingan Percaya Diri Pra Tindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II
Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat jelas peningkatan percaya diri anak yang mencapai kriteria berkembang sangat baik dan berkembang sesuai
harapan pada pra tindakan sebanyak 11 anak, pasca Siklus I sebanyak 17 anak, dan pasca Siklus II sebanyak 23 anak.
Setelah diterapkan tindakan kegiatan permainan ular tangga edukatif, percaya diri anak mengalami peningkatan. Peningkatan percaya diri anak
berdasarkan hasil observasi pra tindakan, pasca Siklus I, dan pasca Siklus II adalah sebagai berikut:
2 4
6 8
10 12
14 16
Berkembang sangat baik
Berkembang sesuai
harapan Mulai
berkembang Belum
berkembang Pra Tindakan
Pasca Siklus I Pasca Siklus II
107
Tabel 9. Perbandingan Peningkatan Percaya Diri Anak Pra Tindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II
No Nama
anak Pra
Tindakan Kriteria
Pasca Siklus I
Kriteria Pasca
Siklus II Kriteria
1 Adm
69,44 BSH
75 BSH
79,16 BSB
2 Aml
47,22 MB
66,67 BSH
75 BSH
3 Syf
63,88 BSH
69,44 BSH
77,77 BSB
4 Rdt
87,5 BSB
87,5 BSB
94,44 BSB
5 Mga
44,44 MB
50 MB
60,41 BSH
6 Fhl
20,83 BB
45,83 MB
47,91 MB
7 Ara
47,22 MB
52,08 BSH
62,5 BSH
8 Brd
44,44 MB
45,83 MB
52,77 BSH
9 Byu
41,67 MB
52,08 BSH
61,11 BSH
10 Msy
47,22 MB
62,5 BSH
72,22 BSH
11 Dwi
66,67 BSH
77,08 BSB
85,41 BSB
12 Ikh
69,44 BSH
79,16 BSB
93,75 BSB
13 Rst
63,88 BSH
66,67 BSH
72,22 BSH
14 Ltf
45,83 MB
47,22 MB
58,33 BSH
15 Ald
20,83 BB
41,67 MB
45,83 MB
16 Ndy
63,88 BSH
66,67 BSH
81,25 BSB
17 Zzi
47,22 MB
66,67 BSH
72,91 BSH
18 Nla
41,66 MB
47,91 MB
50 MB
19 Nva
83,33 BSB
87,5 BSB
95,83 BSB
20 Iza
50 MB
52,08 BSH
70,83 BSH
21 Ptr
47,22 BHS
50 MB
70,83 BSH
22 Vra
75 BSH
77,08 BSB
83,33 BSB
23 Rrg
44,44 MB
60,41 BSH
75 BSH
24 Rgd
69,44 BSH
77,08 BSB
87,5 BSB
25 Vna
25 BB
47,22 MB
58,33 BSH
26 Hna
20,83 BB
44,44 MB
55,55 BSH
Dari data tabel persentase di atas, maka dapat dilihat peningkatan percaya diri anak dari pra tindakan, pasca Siklus I hingga pasca Siklus II. Hasil observasi
percaya diri anak yang mencapai kriteria berkembang sangat baik pada pra tindakan sebanyak 2 anak, pasca Siklus I sebanyak 6 anak, dan pasca Siklus II
sebanyak 9 anak. Kriteria berkembang sesuai harapan pada pra tindakan sebanyak 9 anak, pasca Siklus I sebanyak 11 anak, dan pasca Siklus II sebanyak 14 anak.
Kriteria mulai berkembang pada pra tindakan sebanyak 11 anak, pasca Siklus I sebanyak 9 anak, dan pasca Siklus II sebanyak 3 anak. Kriteria belum
108
berkembang pada pra tindakan sebanyak 4 anak, pasca Siklus I dan pasca Siklus II sebanyak 0 anaktidak ada.
Penerapan permainan ular tangga edukatif pada Siklus II telah dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mencapai indikator keberhasilan. Perbaikan-perbaikan
itu antara lain yaitu hanya menggunakan satu dadu dan penggunaan media tambahan yang menunjang berlangsungnya permainan ular tangga edukatif.
Selain itu juga musik yang digunakan untuk mengerjakan tugas yang dipermainan berbeda dengan musik yang digunakan pada Siklus I. Pada saat anak mendapat
tugas bernyanyi, anak diiringi menggunakan musik. Pemberian reward mampu memotivasi anak selama kegiatan berlangsung sehingga anak lebih antusias dan
aktif dalam permainan ular tangga eduakatif. Anak-anak juga sudah dapat dikondisikan agar memperhatikan temannya yang sedang tampil melaksankan
tugas yang ada di permainan sehingga permainan dapat berjalan lebih efektif. Setelah melihat hasil data percaya diri anak diatas dapat diketahui bahwa
penerapan permainan ular tangga edukatif dapat meningkatkan percaya diri anak. Berdasarkan kenyataan dan bukti di atas, data yang diperoleh selama penelitian
berlangsung tentang percaya diri dari 22 anak mengalami peningkatan. Hasil yang dicapai pada pasca Siklus II menjadi dasar bagi peneliti dan guru untuk
menghentikan penelitian ini hanya sampai pada Siklus II karena sudah sesuai dengan hipotesis tindakan dan mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan.
109