Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II

96 menirukan gerakan binatang sebagian besar anak bergerak dengan kurang lincah bahkan ada beberapa anak yang hanya diam tidak bergerak dan tidak bersuara. Guru membimbing dan memotivasi anak yang tidak mau mengerjakan tugas yang ada di permainan. Guru tetap memberikan penghargaan berupa acungan jempol dan pujian pada anak yang sudah mau tampil, walaupun tidak mau mengerjakan tugas. Anak yang mau tampil mengerjakan dan menyelesaikan tugas mendapat reward berupa stiker, pujian, acungan jempol dari guru sementara anak-anak lain tepuk tangan. Setelah semua selesai guru mengkondisikan anak dengan nyanyian agar berbaris dan berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya guru mengajak anak ke kelas. Di dalam kelas anak-anak diminta untuk duduk sesuai dengan kelompoknya, Guru memulai pembelajaran dengan hafalan doa, apersepsi dan memberi contoh cara mengerjakan kegiatan inti. b Kegiatan inti Kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu mengerjakan LKA, finger painting dan menyusun balok. Anak-anak dikondisikan untuk duduk di tempat duduk masing-masing dalam kelompok. Kegiatan yang pertama guru memberikan Lembar Kerja Anak LKA yaitu anak diminta untuk memilih dan melingkari baju sesuai dengan jenis kelaminnya. Kegiatan yang kedua yaitu melipat menggunakan kertas lipat membentuk baju. Kegiatan ketiga guru memberikan cat yang akan digunakan untuk finger painting. Anak-anak diminta untuk menggambar menggunakan jari dengan tema pakaianku. Setelah selesai anak-anak diminta untuk menjemur hasil karyanya. 97 Setelah semua anak selesai guru mengajak anak untuk membereskan alat- alat dan bahan-bahan yang sudah digunakan untuk kegiatan. Kemudian anak berdoa sebelum makan, cuci tangan, makan bekal bersama dan istirahat. c Kegiatan akhir Kegiatan akhir yaitu mengerjakan LKA yang disediakan sekolah, recalling mengenai kegiatan satu hari, hafalan hadits, pesan- pesan moral, berdo’a dan pulang. Selesai istirahat, guru mengkondisikan anak untuk duduk rapi dan mengerjakan LKA. Setelah semua anak selesai mengerjakan LKA, anak-anak membaca hadits beserta artinya dilanjutkan recalling, berdoa, pesan-pesan moral dan pulang. 2 Pelaksanaan tindakan Siklus II pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 dengan tema kebutuhanku dan sub tema baju kemeja. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak dilaksanakan pada kegiatan inti tetapi pada kegiatan awal. a Kegiatan Awal Pada awal kegiatan pembelajaran guru memulai dengan permainan yaitu bermain ular tangga edukatif. Guru membagikan stiker warna kepada anak secara acak. Masing-masing anak mendapat satu stiker warna. Stiker yang dibagikan pada anak ada 4 macam warna yaitu merah, kuning, hijau, dan biru. Sebelum melakukan permainan, guru dibantu peneliti mempersiapkan media yang digunakan untuk permainan ular tangga edukatif di aula sekolah. Kelompok bermain sesuai dengan stiker warna yang di dapat anak. Sebelum menuju ke aula sekolah anak diminta berbaris terlebih dahulu menjadi 4 baris sesuai dengan 98 kelompoknya. Selanjutnya anak diajak ke aula sekolah berjalan dengan rapi dan sesuai kelompoknya. Setelah sampai di aula sekolah, anak-anak duduk mengelilingi papan ular tangga sesuai dengan kelompoknya. Guru mengajak anak untuk bernyanyi dan menari bersama terlebih dahulu dengan diiringi musik sebelum permainan ular tangga edukatif dimulai. Guru mengingatkan pada anak agar lebih tertib saat melakukan permainan atau saat menjadi penonton. Sebelum anak-anak melakukan permainan, guru menjelaskan aturan bermain dan mengingatkan pada anak bahwa siapa yang tampil dengan hebat akan mendapatkan reward stiker hebat. Anak terlihat bersorak gembira dan semangat. Anak-anak kemudian memulai permainan. Guru mengundi kelompok warna apa yang bermain terlebih dahulu dan kelompok lainnya menjadi penonton Permainan ular tangga edukatif berjalan lebih baik dan lebih lancar dari pertemuan sebelumnya. Anak-anak terlihat sangat antusias saat tampil mengerjakan tugas-tugas yang ada di permainan, walaupun masih ada beberapa anak yang dibimbing oleh guru. Perilaku yang ditampilkan anak saat permainan yaitu sebagian besar anak sudah berani tampil, arah pandangan mata ke depan serta dengan suara yang lantang dan dengan gerakan yang lincah. Masih ada anak yang menggangu temannya yang sedang bermain. Guru memberikan perhatian lebih pada anak tersebut, agar anak lebih terkendali dan tidak ramai serta mengganggu temannya yang sedang bermain. Anak yang sudah berani tampil menyelesaikan tugas yang ada di permainan mendapatkan reward berupa pujian, nyanyian hebat, tepuk tangan dan stiker hebat. 99 Setelah semua selesai guru mengkondisikan anak dengan nyanyian agar berbaris dan berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya guru mengajak anak ke kelas. Di dalam kelas anak-anak diminta untuk duduk sesuai dengan kelompoknya, Guru memulai pembelajaran dengan absensi, hafalan doa, apersepsi dan memberi contoh cara mengerjakan kegiatan inti. b Kegiatan Inti Kegiatan inti pada pertemuan 2 Siklus II yaitu kolase pola gambar baju, membuat baju dari plastik, dan mengerjakan LKA. Sebelum kegiatan inti dimulai, guru meminta anak untuk mengambil peralatan yang dibutuhkan dan duduk sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya guru membagikan bahan yang diperlukan untuk kegiatan kolase, membuat baju dan mengerjakan LKA. Kegiatan yang pertama, guru membagikan kertas warna-warni kepada anak. Anak diminta untuk menempel kertas tersebut pada pola gambar kemeja sampai penuh. Kegiatan yang kedua, anak membuat baju dari kantong plastik. Kegiatan yang ketiga yaitu mengerjakan LKA, memilih gambar baju yang digunakan untuk berpergian. Setelah semua selesai, guru menyuruh anak untuk membereskan alat-alat dan bahan-bahan yang sudah digunakan saat kegiatan. Selanjutnya anak duduk rapi, berdoa mau makan, cuci tangan, dan istirahat. c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir yaitu mengerjakan bermain balok yang disediakan sekolah, recalling mengenai kegiatan satu hari, hafalan surat-surat pendek, pesan-pesan moral, berdoa dan pulang. 100 3 Pelaksanaan tindakan Siklus II pertemuan 3 Pertemuan 3 dilaksanakan pada 27 Agustus 2015 dengan tema kebutuhanku dan sub tema pakaianku seragam sekolah. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak dilaksanakan pada kegiatan inti tetapi pada kegiatan awal. a Kegiatan Awal Pada awal kegiatan pembelajaran guru memulai dengan permainan yaitu bermain ular tangga edukatif. Guru membagikan stiker warna kepada anak secara acak. Masing-masing anak mendapat satu stiker warna. Stiker yang dibagikan pada anak ada 4 macam warna yaitu merah, kuning, hijau, dan biru. Sebelum melakukan permainan, guru dibantu peneliti mempersiapkan media yang digunakan untuk permainan ular tangga edukatif di aula sekolah. Kelompok bermain sesuai dengan stiker warna yang di dapat anak. Sebelum menuju ke aula sekolah anak diminta berbaris terlebih dahulu menjadi 4 baris sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya anak diajak ke aula sekolah berjalan dengan rapi dan sesuai kelompoknya. Setelah sampai di aula sekolah, anak-anak diminta untuk menirukan gerakan binatang dan bernyanyi bersama terlebih dahulu. Selanjutnya, anak-anak duduk mengelilingi papan ular tangga sesuai dengan kelompoknya. Guru mengajak anak untuk berdoa terlebih dahulu. Guru mengingatkan pada anak agar lebih tertib saat melakukan permainan atau saat menjadi penonton. Sebelum anak-anak melakukan permainan, guru menjelaskan aturan bermain dan mengingatkan pada anak bahwa siapa yang tampil dengan hebat akan mendapatkan reward stiker bintang. Anak terlihat bersorak gembira dan semangat. Anak-anak kemudian memulai permainan 101 ular tangga secara bergantian dan dengan kelompok yang berbeda. Anak yang lebih paham diperbolehkan membantu temannya saat permainan sehingga permainan berjalan lebih lancar. Guru selalu memotivasi semua anak, agar anak aktif dan tertib dalam permainan. Permainan pada pertemuan 3 Siklus II ini menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Pelaksanaan kegiatan melalui permainan ular tangga edukatif berjalan sesuai yang diharapkan, lancar dan lebih baik. Anak terlihat aktif dalam melakukan kegiatan permainan ular tangga edukatif. Guru selalu mengontrol anak yang ramai sehingga kegiatan berjalan lebih tertib dan efektif. b Kegiatan Inti Kegiatan inti pada pertemuan 3 Siklus II yaitu mengerjakan LKA, menggunting dan mewarnai pola gambar seragam sekolah, memasangkan gambar seragam sekolah sesuai dengan pasangannya. Kegiatan yang pertama anak menggunting pola gambar sekolah dan mewarnainya. Kegiatan yang kedua memasangkan gambar seragam sekolah sesuai dengan pasangannya. Kegiatan yang ketiga anak diminta untuk mengerjakan LKA yaitu menghitung dan melingkari gambar pakaian yang dipakai sesuai dengan jenis kelaminnya. Setelah semua selesai, guru menyuruh anak untuk membereskan alat-alat dan bahan- bahan yang sudah digunakan saat kegiatan. Selanjutnya anak duduk rapi, berdoa mau makan, cuci tangan, dan istirahat. c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir yaitu belajar calistung, recalling mengenai kegiatan satu hari, bernyanyi, pesan-pesan moral, berdoa dan pulang. Selesai istirahat, guru 102 mengkondisikan anak untuk duduk rapi. Anak-anak diminta untuk membaca secara bergantian dilanjutkan menulis dan berhitung bersama-sama. Setelah semua kegiatan selesai, kegiatan selanjutnya yaitu recalling, berdoa, pesan-pesan moral dan pulang. c. Observasi Siklus II Observasi dilakukan saat berlangsungnya permainan ular tangga edukatif. Permainan ular tangga edukatif berjalan lebih baik dari Siklus sebelumnya. Anak- anak sudah memperhatikan penjelasan dari guru mengenai aturan dan cara bermain, sehingga anak lebih tertib dan paham dalam mengikuti permainan ular tangga edukatif. Keberanian tampil sudah menunjukkan hasil yang optimal karena hampir seluruh anak sudah berani tampil untuk mengejakan tugas yang ada di permainan. Anak-anak tidak perlu dibimbing guru saat mengerjakan tugas yang ada di permainan. Hanya beberapa anak saja yang belum menunjukkan keberanian tampil dengan baik. Sementara itu masih ada 4 anak yang masih perlu dibimbing guru saat permainan ular tangga edukatif. Perilaku yang ditunjukkan anak menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Anak dalam melaksankan tugas yang ada permainan ular tangga edukatif dengan suara lantang dan lancar saat bernyanyi, menyebutkan suara binatang, bercerita dan hafalan do’a. Pada saat mendapat tugas menari dan menirukan gerakan binatang, anak-anak sudah terlihat lincah dan antusias. Hal ini dikarenakan guru dan peneliti selalu memberi motivasi agar anak lebih bersemangat dan percaya diri saat melaksanakan tugas yang ada di permainan ular tangga edukatif. 103 Pelaksanaan permainan ular tangga edukatif pada Siklus ke II ini sudah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Anak-anak lebih tertarik dengan permainan ular tangga edukatif yang dilaksanakan pada Siklus II karena menggunakan media tambahan yang membuat anak tampil dengan percaya diri saat mengerjakan tugas yang ada di permainan. Selain itu penggunaan reward berupa stiker bintang atau hebat juga menjadi salah satu pendorong antusiasme anak meningkat. Pengamatan juga dilakukan saat kegiatan pembelajaran pada pasca Siklus II setelah penerapan permainan ular tangga edukatif pada Siklus II. Berikut hasil pengamatan percaya diri anak pasca Siklus II: Tabel 6. Data Percaya Diri Anak Pasca Siklus II No Nama Pertemuan Jmlah Peluang Persentase Kriteria 1 2 3 4 1 Adm 9 9 10 10 38 48 79,16 Berkembang sangat baik 2 Aml 8 9 9 10 36 48 75 Berkembang sesuai harapan 3 Syf 9 10 9 28 36 77,77 Berkembang sangat baik 4 Rdt 11 11 12 34 36 94,44 Berkembang sangat baik 5 Mga 7 7 7 8 29 48 60,41 Berkembang sesuai harapan 6 Fhl 5 5 6 7 23 48 47,91 Mulai berkembang 7 Ara 7 7 8 8 30 48 62,5 Berkembang sesuai harapan 8 Brd 6 6 7 19 36 52,77 Berkembang sesuai harapan 9 Byu 8 7 7 22 36 61,11 Berkembang sesuai harapan 10 Msy 9 8 9 26 36 72,22 Berkembang sesuai harapan 11 Dwi 9 11 10 11 41 48 85,41 Berkembang sangat baik 12 Ikh 10 10 12 13 45 48 93,75 Berkembang sangat baik 13 Rst 9 8 9 26 36 72,22 Berkembang sesuai harapan 14 Ltf 6 7 8 7 28 48 58,33 Berkembang sesuai harapan 15 Ald 5 5 6 6 22 48 45,83 Mulai berkembang 16 Ndy 9 9 10 11 39 48 81,25 Berkembang sangat baik 17 Zzi 8 8 9 10 35 48 72,91 Berkembang sesuai harapan 18 Nla 6 6 6 18 36 50 Mulai berkembang 19 Nva 10 11 11 12 46 48 95,83 Berkembang sangat baik 20 Iza 8 8 9 9 34 48 70,83 Berkembang sesuai harapan 21 Ptr 8 8 9 9 34 48 70,83 Berkembang sesuai harapan 22 Vra 9 10 10 11 40 48 83,33 Berkembang sangat baik 23 Rrg 9 9 9 27 36 75 Berkembang sesuai harapan 24 Rgd 10 10 11 11 42 48 87,5 Berkembang sangat baik 25 Vna 6 7 7 8 28 48 58,33 Berkembang sesuai harapan 26 Hna 7 6 7 20 36 55,55 Berkembang sesuai harapan 104 Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa percaya diri yang dimiliki anak menunjukkan pada kriteria berkembang sangat baik sebanyak 9 anak, berkembang sesuai harapan sebanyak 14 anak dan mulai berkembang sebanyak 3 anak. Persentase rekapitulasi percaya diri berdasarkan data di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 7. Rekapitulasi Data Percaya Diri Anak Pasca Siklus II No Kriteria Jumlah anak Persentase 1 Berkembang sangat baik 9 34,61 2 Berkembang sesuai harapan 14 53,84 3 Mulai berkembang 3 11,53 4 Belum berkembang Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat percaya diri anak pada pelaksanaan tindakan Siklus II yang memiliki kriteria berkembang sangat baik sebanyak sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61. Sementara yang memiliki kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 14 anak dengan persentase 53,84 dan kriteria mulai berkembang sebanyak 3 anak dengan persentase 11,53 . d. Refleksi Peneliti berdiskusi dengan guru untuk melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Refleksi ini membahas tentang pelaksanaan proses kegiatan pada Siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan percaya diri yang dimiliki anak. Peningkatan percaya diri anak pada proses pembelajaran pasca Siklus II atau setelah penerapan permainan ular tangga edukatif pada Siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini: 105 Tabel 8. Perbandingan Rekapitulasi Data Percaya Diri Anak Pra Tindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II No Kriteria Pra Tindakan Pasca Siklus I Pasca Siklus II Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 Berkembang sangat baik 2 7,69 6 23,07 9 34,61 2 Berkembang sesuai harapan 9 34,61 11 42,30 14 53,84 3 Mulai berkembang 11 42,30 9 34,61 3 11,53 4 Belum berkembang 4 15,38 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa percaya diri anak sebelum tindakan yang berada pada kriteria berkembang sangat baik sebanyak 2 anak dengan persentase 7,69, kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61, kriteria mulai berkembang sebanyak 11 anak dengan persentase 42,30, dan kriteria belum berkembang sebanyak 4 anak dengan persentase 15,38. Pada pasca Siklus I yang berada pada kriteria berkembang sangat baik sebanyak 6 anak dengan persentase 23,07, kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 11 anak dengan persentase 42,30, kriteria mulai berkembang sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61. Pada pasca Siklus II yang memiliki kriteria berkembang sangat baik sebanyak sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61, kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 14 anak dengan persentase 53,84, kriteria mulai berkembang sebanyak 3 anak dengan persentase 11, 53. Berikut adalah histogram perbandingan data Pra Tindakan, Pasca Siklus I dan Pasca Siklus II: 106 Gambar 2. Histogram Perbandingan Percaya Diri Pra Tindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat jelas peningkatan percaya diri anak yang mencapai kriteria berkembang sangat baik dan berkembang sesuai harapan pada pra tindakan sebanyak 11 anak, pasca Siklus I sebanyak 17 anak, dan pasca Siklus II sebanyak 23 anak. Setelah diterapkan tindakan kegiatan permainan ular tangga edukatif, percaya diri anak mengalami peningkatan. Peningkatan percaya diri anak berdasarkan hasil observasi pra tindakan, pasca Siklus I, dan pasca Siklus II adalah sebagai berikut: 2 4 6 8 10 12 14 16 Berkembang sangat baik Berkembang sesuai harapan Mulai berkembang Belum berkembang Pra Tindakan Pasca Siklus I Pasca Siklus II 107 Tabel 9. Perbandingan Peningkatan Percaya Diri Anak Pra Tindakan, Pasca Siklus I, dan Pasca Siklus II No Nama anak Pra Tindakan Kriteria Pasca Siklus I Kriteria Pasca Siklus II Kriteria 1 Adm 69,44 BSH 75 BSH 79,16 BSB 2 Aml 47,22 MB 66,67 BSH 75 BSH 3 Syf 63,88 BSH 69,44 BSH 77,77 BSB 4 Rdt 87,5 BSB 87,5 BSB 94,44 BSB 5 Mga 44,44 MB 50 MB 60,41 BSH 6 Fhl 20,83 BB 45,83 MB 47,91 MB 7 Ara 47,22 MB 52,08 BSH 62,5 BSH 8 Brd 44,44 MB 45,83 MB 52,77 BSH 9 Byu 41,67 MB 52,08 BSH 61,11 BSH 10 Msy 47,22 MB 62,5 BSH 72,22 BSH 11 Dwi 66,67 BSH 77,08 BSB 85,41 BSB 12 Ikh 69,44 BSH 79,16 BSB 93,75 BSB 13 Rst 63,88 BSH 66,67 BSH 72,22 BSH 14 Ltf 45,83 MB 47,22 MB 58,33 BSH 15 Ald 20,83 BB 41,67 MB 45,83 MB 16 Ndy 63,88 BSH 66,67 BSH 81,25 BSB 17 Zzi 47,22 MB 66,67 BSH 72,91 BSH 18 Nla 41,66 MB 47,91 MB 50 MB 19 Nva 83,33 BSB 87,5 BSB 95,83 BSB 20 Iza 50 MB 52,08 BSH 70,83 BSH 21 Ptr 47,22 BHS 50 MB 70,83 BSH 22 Vra 75 BSH 77,08 BSB 83,33 BSB 23 Rrg 44,44 MB 60,41 BSH 75 BSH 24 Rgd 69,44 BSH 77,08 BSB 87,5 BSB 25 Vna 25 BB 47,22 MB 58,33 BSH 26 Hna 20,83 BB 44,44 MB 55,55 BSH Dari data tabel persentase di atas, maka dapat dilihat peningkatan percaya diri anak dari pra tindakan, pasca Siklus I hingga pasca Siklus II. Hasil observasi percaya diri anak yang mencapai kriteria berkembang sangat baik pada pra tindakan sebanyak 2 anak, pasca Siklus I sebanyak 6 anak, dan pasca Siklus II sebanyak 9 anak. Kriteria berkembang sesuai harapan pada pra tindakan sebanyak 9 anak, pasca Siklus I sebanyak 11 anak, dan pasca Siklus II sebanyak 14 anak. Kriteria mulai berkembang pada pra tindakan sebanyak 11 anak, pasca Siklus I sebanyak 9 anak, dan pasca Siklus II sebanyak 3 anak. Kriteria belum 108 berkembang pada pra tindakan sebanyak 4 anak, pasca Siklus I dan pasca Siklus II sebanyak 0 anaktidak ada. Penerapan permainan ular tangga edukatif pada Siklus II telah dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mencapai indikator keberhasilan. Perbaikan-perbaikan itu antara lain yaitu hanya menggunakan satu dadu dan penggunaan media tambahan yang menunjang berlangsungnya permainan ular tangga edukatif. Selain itu juga musik yang digunakan untuk mengerjakan tugas yang dipermainan berbeda dengan musik yang digunakan pada Siklus I. Pada saat anak mendapat tugas bernyanyi, anak diiringi menggunakan musik. Pemberian reward mampu memotivasi anak selama kegiatan berlangsung sehingga anak lebih antusias dan aktif dalam permainan ular tangga eduakatif. Anak-anak juga sudah dapat dikondisikan agar memperhatikan temannya yang sedang tampil melaksankan tugas yang ada di permainan sehingga permainan dapat berjalan lebih efektif. Setelah melihat hasil data percaya diri anak diatas dapat diketahui bahwa penerapan permainan ular tangga edukatif dapat meningkatkan percaya diri anak. Berdasarkan kenyataan dan bukti di atas, data yang diperoleh selama penelitian berlangsung tentang percaya diri dari 22 anak mengalami peningkatan. Hasil yang dicapai pada pasca Siklus II menjadi dasar bagi peneliti dan guru untuk menghentikan penelitian ini hanya sampai pada Siklus II karena sudah sesuai dengan hipotesis tindakan dan mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. 109

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pelaksanaan tindakan Siklus I, perkembangan percaya diri sebagian anak sudah mengalami peningkatan, akan tetapi belum optimal. Pada saat berlangsungnya permainan ular tangga edukatif, masih ada beberapa anak yang belum berani tampil untuk mengerjakan tugas yang ada di permainan. Selain itu, beberapa anak masih dibantu guru dalam mengerjakan tugas dan tidak mengerjakan tugas sampai selesai. Perilaku yang ditampilkan anak saat bermain ular tangga edukatif yaitu ketika tampil di depan ada anak yang menangis, diam, dan menunduk saat mengerjakan tugas yang ada di permainan. Sebagian besar anak juga kurang antusias saat mengerjakan tugas yang ada di permainan, misalnya bernyanyi dengan suara pelan dan menari dengan gerakan yang kurang lincah. Pengamatan juga dilakukan pada pasca Siklus I. Perilaku yang ditunjukkan anak saat proses pembelajaran pasca Siklus I yaitu beberapa anak masih meminta bantuan guru dalam mengerjakan tugas dan belum berani tampil mengerjakan tugas di depan. Untuk itu peneliti melanjutkan pada Siklus II melalui tindakan yang sama yaitu melalui kegiatan permainan ular tangga edukatif dengan sedikit perubahan. Berdasarkan hasil penelitian pada pasca Siklus II dapat disimpulkan bahwa percaya diri anak kelompok B RA Krapyak dapat ditingkatkan melalui permainan ular tangga edukatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus Zubair 2008: 41 yang mengungkapkan bahwa salah satu manfaat permainan ular tangga edukatif dapat memperkuat percaya diri. Meningkatnya percaya diri dapat dilihat dari hasil 110 observasi sebelum tindakan diperoleh persentase percaya diri anak sebesar 42,3 dan pasca Siklus II meningkat menjadi 88,45. Permainan ular tangga edukatif yang diterapkan dalam penelitian ini dapat meningkatkan percaya diri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Muhyidin,dkk 2014: 153, bahwa manfaat dari alat permainan edukatif dapat menumbuhkan percaya diri. Hal tersebut dipertegas dengan pendapat Andang Ismail 2006: 144 yang menyatakan bahwa dengan permainan edukatif dapat membantu anak membentuk konsep diri yang positif dan mempunyai percaya diri. Permainan ular tangga edukatif yang digunakan dalam penelitian ini bersifat mendidik karena dapat mengembangkan aspek perkembangan anak salah satunya perkembangan percaya diri. Permainan ular tangga edukatif dalam penelitian ini membuat anak terbiasa tampil di depan untuk mengerjakan tugas dan menunjukkan kemampuan di hadapan guru serta teman-temannya. Anak yang belum tampil dengan antusias dan belum berhasil menyelesaikan tugasnya, diberikan kesempatan untuk mencobanya lagi sampai berhasil. Anak yang sudah berani tampil dengan antusias dan berhasil menyelesaikan tugas, akan memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri sehingga anak akan memiliki percaya diri. Pada Siklus II, anak-anak sudah menunjukkan peningkatan yang baik. Pada saat permainan ular tangga edukatif sebagian besar anak sudah berani tampil, tampil dengan antusias, tampil tanpa bantuan guru, dan mengerjakan tugas sampai selesai. Percaya diri yang ditunjukkan anak tidak hanya pada saat permainan ular tangga edukatif saja, tetapi saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas. 111 Pada pasca Siklus II anak-anak sudah memiliki percaya diri ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas yaitu berani menjawab pertanyaan, berani tampil mengerjakan tugas, mengerjakan tugas sendiri, mengerjakan tugas sampai selesai, dan mau membereskan peralatan yang digunakan saat kegiatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Erik Erikson dalam Agoes Dariyo 2007: 190, bahwa anak usia 3-6 tahun berada pada perkembangan inisiatif yaitu anak semakin merasa percaya diri, berani bertindak, berani mencoba, tidak bergantung pada orang lain, dan berani bertanggung jawab terhadap segala tindakannya. Sebagian besar anak biasanya meminta bantuan guru dalam mengerjakan tugas dan mengerjakan tugas tidak sampai selesai, namun hasil pengamatan pada pasca Siklus II sebagian besar anak sudah mengerjakan tugas sendiri dan mengerjakan tugas tersebut sampai selesai. Pada pra tindakan saat anak diminta tampil ke depan untuk mengerjakan tugas, hanya beberapa anak saja yang mau tampil ke depan dan tampil dengan antusias. Pada pengamatan pasca Siklus II ketika anak diminta tampil ke depan untuk mengerjakan tugas, sebagian besar anak sudah berani tampil ke depan dan beberapa anak sudah tampil dengan antusias. Hal ini sesuai dengan pendapat Lauster dalam Nur Gufron dan Rina Risnawati 2012: 35, bahwa anak yang percaya diri adalah anak yang memiliki keyakinan kemampuan diri sehingga anak akan memiliki kemandirian dan berani tampil dihadapan banyak orang. Guru selalu melakukan kegiatan tanya jawab saat apersepsi, biasanya hanya beberapa anak dan anak tertentu saja yang mau menjawab pertanyaan yang diajukan guru, namun hasil pengamatan pasca Siklus II sebagian besar anak sudah 112 berani menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Pada pasca Siklus II, anak-anak juga sudah memiliki tanggung jawab yaitu mengerjakan tugas sampai selesai dan membereskan alat atau bahan yang digunakan setelah kegiatan. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pada pasca Siklus II, anak kelompok B RA Krapyak sudah memiliki perkembangan percaya diri yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Anita Lie 2003: 4, bahwa ciri-ciri anak yang percaya diri yaitu yakin kepada diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, dan memiliki keberanian untuk bertindak. Pendapat Anita Lie senada dengan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009, bahwa indikator anak percaya diri yaitu mengerjakan tugas sendiri, menunjukkan kebanggaan terhadap hasil kerjanya, berani tampil di depan umum, dan berani mempertahankan pendapatnya. Guru berperan sangat penting dalam membantu mengembangkan percaya diri anak, saat bermain ular tangga edukatif dan saat proses pembelajaran di kelas dengan memotivasi dan memberikan reward kepada anak. Percaya diri anak kurang berkembang dengan optimal apabila tidak ada motivasi atau penguatan dari guru. Guru dapat menstimulasi percaya diri anak melalui berbagai kegiatan yang menyenangkan dan melalui penghargaan yang diberikan guru kepada anak. Pada pelaksanaan permainan ular tangga edukatif, guru selalu memotivasi anak khususnya anak-anak yang kurang percaya diri saat melaksanakan tugas yang ada di permainan. Pada saat ada anak yang tidak mau mengerjakan tugas yang ada di permainan, guru tidak pernah mencela anak tersebut, namun guru selalu memberikan penguatan dan motivasi agar anak tidak merasa rendah diri dan mau 113 mencobanya lagi sampai berhasil. Anak yang belum berhasil dalam menyelesaikan tugas, setelah mencoba beberapa kali dan anak berhasil menyelesaikan tugas maka anak diberi penguatan berupa pemberian reward. Penguatan yang diberikan pada anak menimbulkan rasa kepuasan, sehingga anak cenderung akan mengulang lagi yaitu anak berani tampil mengerjakan tugas dengan antusias. Hal ini sesuai dengan hukum sebab akibat law of effect yang dikemukakan Thorndike Slamet Suyanto, 2005: 85, yaitu apabila stimulus menimbulkan respon dengan kepuasan, maka respon tersebut akan diulang-ulang. Pada Siklus II peneliti dan guru menambahkan reward berupa stiker dengan tujuan agar antusiasme anak dapat meningkat saat mengerjakan tugas yang ada di permainan. Setelah mendapat stiker anak sangat senang dan membuat anak-anak lain yang belum tampil dengan penuh antusias akan berusaha tampil dengan antusias. Pemberian reward berupa pujian dan stiker merupakan salah satu bentuk penguatan dan penghargaan kepada anak. Penguatan yang diberikan guru pada anak akan merubah perilaku anak yaitu anak yang awalnya memiliki percaya diri yang rendah setelah diberikan penguatan, maka percaya diri anak meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhyidin, dkk, 2014: 106 menjelaskan bahwa Teori Skinner yaitu Operant Conditioning dapat digunakan untuk membentuk perilaku yang diinginkan dengan menyediakan penguatan reinforcement. Guru selalu memotivasi anak dengan memberitahu kepada anak bahwa siapa yang mengikuti permainan dengan tertib dan berani tampil dengan bagus akan mendapatkan stiker. Guru memberikan pujian kepada semua anak yang sudah berani tampil di depan untuk mengerjakan tugas yang ada di permainan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP KEMAMPUAN PENGARUH PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MISBAHUL FALAH KLAYUSIWALAN KECAMATAN BATANGAN KABUPATEN PATI.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 18

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 4 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B (KELOMPOK SALMAN) RA Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahu

0 2 18

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Raudhatul Athfal Taqiyya

0 3 18

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Raudhatul Athfal Taqiyya

0 1 19

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Rasa Percaya Diri Dan Kemampuan Interaksi Sosial Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Bustanul Athfal Aisyiyah Kunden Bulu Sukoh

0 0 15

PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK :Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Raudhatul Athfal (RA) Kelompok B di Parongpong Bandung Barat.

0 0 42

PENINGKATAN PERILAKU MORAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B RA HARAPAN MULIA DI KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN.

1 5 218

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN TANGGA LITERASI DI RA (RAUDHATUL ATHFAL) AL-BARAAKAH SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN.

0 0 166