Gejala Tidak Percaya Diri pada Anak

37 yang diperoleh, rasa kepuasan dan rasa bangga akan muncul karena mampu mengembangkan kemampuan dirinya. 3 Lingkungan Dukungan dan hubungan interaksi yang baik dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Hubungan persahabatan yang baik antar anak dan guru, pemberian motivasi dari guru, serta kegiatan-kegiatan di sekolah dapat menjadi sarana dalam meningkatkan percaya diri. Melengkapi pendapat di atas, Thursan Hakim 2005: 30-31 berpendapat bahwa selain beberapa faktor eksternal di atas yang mempengaruhi percaya diri anak yaitu cara orang tua dalam mendidik anaknya. Orang tua yang terlalu memanjakan anak, banyak melarang, banyak mencela, serta kurang memberikan kesempatan pada anak untuk berekplorasi akan membuat anak menjadi rendah diri dan tidak percaya diri. Orang tua yang ingin menanamkan percaya diri yang kuat pada diri anak, maka di dalam setiap kegiatan positif yang dilakukan anak perlu memberikan motivasi, semangat untuk bersifat mandiri dan selalu mendorong anak untuk mencobanya lagi jika anak mengalami kegagalan. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi percaya diri seseorang meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh konsep diri, harga diri, kondisi fisik dan pengalaman hidup, sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pola pendidikan keluarga. 38

9. Membangun Percaya Diri Melalui Pendidikan

Percaya diri dapat dibangun atau ditingkatkan melalui pendidikan sekolah. Thursan Hakim 2005: 136-140 menyebutkan beberapa cara meningkatkan rasa percaya diri di sekolah. Terkait dengan penelitian ini maka hanya diambil beberapa yang sesuai dengan perkembangan anak yaitu sebagai berikut: a. Memupuk keberanian untuk bertanya Banyak anak yang walaupun belum mengerti, tetapi merasa malu, enggan, dan tidak berani bertanya. Guru perlu memberikan kesempatan dan motivasi pada anak agar memberanikan diri untuk bertanya. b. Peran guru yaitu aktif bertanya pada siswa Peran guru yang aktif mengajukan pertanyaan secara lisan kepada anak, terutama kepada anak yang pendiam dan bersikap tertutup akan membuat anak mengemukakan pedapatnya di depan umum. Jika kegiatan ini dibiasakan akan membuat anak menjadi lebih percaya diri ketika tampil dihadapan orang banyak. c. Melatih untuk berdiskusi Kegiatan bercakap-cakap antara guru dengan anak untuk membahas suatu hal akan dapat membangun rasa percaya diri. Kegiatan ini merupakan suatu tantangan yang mengharuskan anak untuk mengutarakan pendapatnya di depan banyak orang. Jika situasi dan kondisi ini sering diciptakan maka anak akan bisa membangun rasa percaya diri. d. Mengerjakan tugas di depan kelas Setiap kali siswa mengerjakan tugas di depan kelas, mereka harus memberanikan diri untuk tampil di hadapan guru dan teman-temannya. Rasa 39 percaya diri akan bisa dikembangkan dengan melibatkan diri di dalam suatu kegiatan yang bisa ditampilkan di depan banyak orang. Untuk itu, ada baiknya jika guru mengusahakan agar anak terlibat di dalam suatu kegiatan yang membiasakan anak tampil di hadapan guru dan teman-temannya, misalnya dalam kegiatan permainan, bernyanyi, show and tell, dan sebagainya. e. Aktif dalam kegiatan pertandingan atau permainan Anak yang aktif dalam kegiatan permainan untuk menyelesaikan berbagai tantangan yang diberikan akan mendorong anak untuk memupuk keberanian, semangat juang, rasa percaya diri serta penempatan diri dalam suatu kelompok kerja sama yang kompak. Kegiatan ini bisa dijadikan salah satu cara untuk membangkitkan rasa percaya diri yang kuat dan mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang meliputi kejujuran, berjiwa besar untuk menerima kekalahan atau sikap rendah hati ketika menjadi juara. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangun percaya diri melalui pendidikan yaitu memupuk keberanian siswa untuk bertanya, guru aktif bertanya pada siswa, melatih berdiskusi, mengerjakan soal di depan kelas, dan aktif dalam kegiatan pertandingan atau permainan. Terkait dengan cara membangun percaya diri anak melalui pendidikan dalam penelitian ini yaitu sebagai langkah awal dalam memahami percaya diri yang dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara, salah satunya melalui pertandingan yang dikemas dalam permainan ular tangga edukatif.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP KEMAMPUAN PENGARUH PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MISBAHUL FALAH KLAYUSIWALAN KECAMATAN BATANGAN KABUPATEN PATI.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 18

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 4 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B (KELOMPOK SALMAN) RA Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahu

0 2 18

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Raudhatul Athfal Taqiyya

0 3 18

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Raudhatul Athfal Taqiyya

0 1 19

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Rasa Percaya Diri Dan Kemampuan Interaksi Sosial Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Bustanul Athfal Aisyiyah Kunden Bulu Sukoh

0 0 15

PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK :Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Raudhatul Athfal (RA) Kelompok B di Parongpong Bandung Barat.

0 0 42

PENINGKATAN PERILAKU MORAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B RA HARAPAN MULIA DI KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN.

1 5 218

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN TANGGA LITERASI DI RA (RAUDHATUL ATHFAL) AL-BARAAKAH SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN.

0 0 166