73
Tabel 2. Hasil Observasi Percaya Diri Anak Pra Tindakan
No Nama
Pertemuan Jmlh
Peluang Persentase
Kriteria 1
2 3
1 Adm
8 9
8 25
36 69,44
Berkembang sesuai harapan 2
Aml 6
5 7
19 36
47,22 Mulai Berkembang
3 Syf
8 7
8 23
36 63,88
Berkembang sesuai harapan 4
Rdt 10 11
21 24
87,5 Berkembang sangat baik
5 Mga
5 5
5 15
36 41,66
Mulai berkembang 6
Fhl 2
3 5
24 20,83
Belum berkembang 7
Ara 6
5 6
17 36
47,22 Mulai berkembang
8 Brd
5 6
5 16
36 44,44
Mulai berkembang 9
Byu 5
5 5
15 36
41,67 Mulai berkembang
10 Msy
5 6
6 17
36 47,22
Mulai berkembang 11
Dwi 7
9 8
24 36
66,67 Berkembang sesuai harapan
12 Ikh
9 8
9 25
36 69,44
Berkembang sesuai harapan 13
Rst 7
8 8
23 36
63,88 Berkembang sesuai harapan
14 Ltf
6 5
11 24
45,83 Mulai berkembang
15 Ald
2 3
5 24
20,83 Belum berkembang
16 Ndy
7 9
7 23
36 63,88
Berkembang sesuai harapan 17
Zzi 5
6 6
17 36
47,22 Mulai berkembang
18 Nla
5 5
5 15
36 41,66
Mulai berkembang 19
Nva 10 11
9 30
36 83,33
Berkembang sangat baik 20
Iza 6
6 12
24 50
Mulai berkembang 21
Ptr 5
7 5
17 36
47,22 Berkembang sesuai harapan
22 Vra
9 9
9 27
36 75
Berkembang sesuai harapan 23
Rrg 5
6 5
16 36
44,44 Mulai berkembang
24 Rgd
8 8
9 25
36 69,44
Berkembang sesuai harapan 25
Vna 3
2 4
9 36
25 Belum berkembang
26 Hna
3 2
5 24
20,83 Belum berkembang
Dari tabel di atas diperoleh data bahwa pencapaian percaya diri anak dalam kriteria berkembang sangat baik masih sedikit. Percaya diri anak menunjukkan
pada kriteria berkembang sangat baik sebanyak 2 anak, berkembang sesuai harapan sebanyak 9 anak, mulai berkembang sebanyak 11, dan belum
berkembang sebanyak 4 anak. Apabila dibuat persentase rekapitulasi percaya diri berdasarkan data di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
74
Tabel 3. Rekapitulasi Data Percaya Diri Anak Pra Tindakan
No Kriteria
Jumlah anak Persentase
1 Berkembang sangat baik
2 7,69
2 Berkembang sesuai harapan
9 34,61
3 Mulai berkembang
11 42,30
4 Belum berkembang
4 15,38
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat percaya diri anak sebelum tindakan yang memiliki kriteria berkembang sangat baik sebanyak 2 anak dengan
persentase 7,69. Sementara itu yang memiliki kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61, kriteria mulai berkembang
sebanyak 11 anak dengan persentase 42,30, dan kriteria belum berkembang sebanyak 4 anak dengan persentase 15,38.
Kurangnya percaya diri yang dimiliki anak dikarenakan kegiatan pembelajaran yang diterapkan dalam mengembangkan aspek perkembangan
sosial emosional khususnya percaya diri kurang optimal. Selain itu, guru kurang memberikan penghargaan ke anak berupa pujian atau hadiah ketika anak
melakukan sesuatu. Berdasarkan data di atas peneliti menemukan beberapa permasalahan yang
kemudian peneliti jadikan sebagai bahan refleksi untuk menentukan perencanaan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya. Adapun masalah yang peneliti temukan
yaitu sebagai berikut: a.
Percaya diri anak belum berkembang sesuai harapan, hal ini dilihat dari sebagian besar anak masih dibantu guru dalam mengerjakan tugas, tidak
menyelesaikan tugas sampai selesai, kurang aktif dalam kegiatan tanya jawab,
75
tidak berani tampil, tampil di depan kelas dengan arah pandangan mata tidak ke depan menunduk, dan suara pelan saat show and tell.
b. Kurangnya pemanfaatan media yang dapat meningkatkan percaya diri anak.
c. Kurangnya pemberian kesempatan dan penghargaan kepada anak untuk
meningkatkan percaya dirinya. Hasil refleksi terhadap proses pembelajaran tersebut di atas digunakan
sebagai dasar peneliti dan guru kelas RA Krapyak dalam merancang tindakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I. Kesepakatan yang dihasilkan antara peneliti
dan guru kelas yaitu tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan percaya diri anak yaitu dengan permainan ulat tangga edukatif.
4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
a. Perencanaan
Penelitian dilakukan dalam tahapan yang berupa Siklus pembelajaran. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam 2 Siklus. Untuk
meningkatkan percaya diri anak, setiap Siklusnya dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Adapun tahap perencanaan pada Siklus I meliputi kegiatan sebagai
berikut: 1
Melakukan koordinasi dengan guru kelas dalam membuat Rencana Kegiatan Harian RKH dan materi yang akan disampaikan.
2 Mempersiapkan bahan dan alat dalam kegiatan pembelajaran dan bermain
ular tangga edukatif. 3
Berdiskusi dengan guru untuk membentuk kelompok. Anak dibagi menjadi 4 kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 6-7 anak.
76
4 Mepersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk memperoleh data
mengenai percaya diri anak selama penelitian berlangsung. 5
Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung.
b. Pelaksanaan
1 Pelaksanaan tindakan Siklus I pertemuan 1
Saat pelaksanaan penelitian tindakan Siklus I peneliti berkolaborasi dengan guru. Tugas peneliti adalah mengamati, menilai, dan mendokumentasikan
kegiatan saat anak sedang melakukan kegiatan pembelajaran dan permainan ular tangga edukatif. Tugas guru yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan Rencana Kegiatan Harian RKH yang disusun bersama peneliti. Pertemuan 1 dilaksanakan pada 10 Agustus 2015 dengan tema panca
indera. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak dilaksanakan pada kegiatan inti tetapi pada kegiatan akhir.
a Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran guru memulai dengan aktivitas outdoor yaitu berjalan sambil berjinjit. Selanjutnya, guru mengajak anak untuk berbaris di
depan kelas menjadi 4 barisan. Guru menunjuk salah satu anak untuk memimpin baris dan anak diminta untuk berhitung secara berurutan. Setelah semua anak siap,
guru memilih barisan yang paling rapi terlebih dahulu untuk masuk ke dalam kelas.
Selanjutnya, di dalam kelas guru mengkondisikan anak-anak agar duduk rapi di karpet. Guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam, absensi,
77
berdoa, dan hafalan surat pendek. Sebelum memasuki kegaiatan inti, guru melakukan apersepsi dengan bernyanyi dan tanya jawab. Setelah itu guru
mengkomunikasikan, menjelaskan dan memberi contoh kegiatan yang akan dilakukan oleh anak. Guru memberitahukan pada anak bahwa akan diadakan
permainan ular tangga yang akan dilaksanakan setelah istirahat. Anak-anak terlihat ramai dan bersorak gembira.
b Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu menghubungkan gambar dengan tulisan, meronce gambar alat indera, dan menulis nama-nama alat indera.
Anak-anak dikondisikan untuk duduk di tempat duduk masing-masing dalam kelompok. Pada kegiatan pertama guru memberikan Lembar Kerja Anak LKA
yaitu menghubungkan gambar panca indera dengan tulisan. Selanjutnya pada kegiatan kedua guru memberikan kertas gambar alat indera. Anak-anak diminta
untuk mewarnai kemudian mengurutkan dengan meronce dari gambar paling kecil ke yang paling besar. Setelah selesai mewarnai dan mengurutkan gambar alat
indera anak-anak diminta untuk menulis nama-nama alat indera di buku tulis. Setelah semua anak selesai guru mengajak anak untuk membereskan alat
dan bahan yang digunakan saat kegiatan. Kemudian anak boleh cuci tangan dan makan bekal bersama dan anak boleh bermain.
c Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu bermain ular tangga edukatif, berdoa dan pulang. Sebelum permainan ular tangga edukatif dimulai, guru mengajak anak
untuk bergandengan tangan membentuk lingkaran terlebih dahulu. Guru mengajak
78
anak untuk bernyanyi bersama-sama sambil berputar. Guru membangun suasana yang menyenangkan terlebih dahulu sebelum permainan ular tangga dilaksanakan.
Anak-anak terlihat bersemangat dan gembira. Selanjutnya guru membagi menjadi 4 kelompok dan meminta anak untuk berkumpul dalam satu kelompok, namun
terlihat ramai dan berebut mencari kelompoknya Sebelum permainan ular tangga edukatif dimulai, guru memberikan
penjelasan aturan bermain dan cara bermain. Guru juga memberi contoh bagaimana cara mengerjakan tugas di setiap kotaknya dengan mempraktekkan
langsung. Sebagian besar anak antusias dan memperhatikan penjelasan guru, tetapi beberapa anak ada yang tidak memperhatikan dan mengganggu anak lain.
Permainan menggunakan 2 media ular tangga dan dilakukan secara bergantian antara dua kelompok. Guru menunjuk kelompok I dan II untuk
menjadi pemain terlebih dahulu, kelompok III dan IV menjadi penonton. Kelompok yang menjadi penonton diminta untuk memberikan komentar para
pemain mengenai penampilannya. Dalam pelaksanannya, kelompok I dan II dalam mengikuti permainan masih bingung karena kurang paham dengan aturan
permainan, sehingga guru mengarahkan dan membimbing kelompok I dan II secara terus menerus. Kelompok III dan IV dalam melaksanakan permainan lebih
baik dari kelompok I dan II. Beberapa anak mengganggu temannya yang sedang tampil di depan untuk menyelesaikan tugas sehingga permainan ular tangga
edukatif berjalan kurang efektif dan optimal. Pada saat bermain ular tangga edukatif, anak yang menjadi bidak pertama
kali melempar dadu di kotak start kemudian menuju ke kotak selanjutnya sesuai
79
dengan jumlah mata dadu yang muncul dan mengerjakan tugas yang ada di kotak. Selanjutnya anak yang menjadi bidak pertama kali kembali ke dalam kelompok
dan diteruskan oleh anak yang mendapat giliran kedua. Anak yang menjadi bidak kedua memulai permainannya tidak dari kotak star tetapi dari kotak yang di dapat
pemain sebelumnya. Anak yang mendapat tugas bernyanyi, menari, menirukan gerakan binatang,
dan membaca surat pendek, diberi kebebasan dalam memilih lagu, gerakan, ataupun surat pendek yang akan ditampilkan dihadapan guru dan teman-
temannya. Pada saat anak mendapat tugas bercerita, menyebutkan macam-macam alat transportasi, dan menebak suara binatang, guru yang menentukkan gambar
dan suara yang akan disebutkan oleh anak. Perilaku yang ditampilkan anak ketika bermain yaitu sebagian besar anak
sudah berani tampil dan arah pandangan mata ke depan, meskipun masih dibimbing dan dibantu oleh guru saat mengerjakan tugas yang ada di permainan.
Ada juga beberapa anak yang tidak menyelesaikan tugasnya, bahkan ada yang menangis ketika tampil untuk mengerjakan tugas di permainan. Sebagian besar
anak bersuara pelan ketika mendapat tugas bernyanyi, bercerita, membaca surat pendek, menyebutkan alat-alat transportasi dan menebak suara binatang. Ketika
mendapatkan tugas bernyanyi, menari dan menirukan gerakan binatang sebagian besar anak bergerak dengan kurang lincah bahkan ada beberapa anak yang hanya
diam tidak bergerak dan tidak bersuara. Guru selalu membimbing dan memotivasi anak yang tidak mau mengerjakan tugas yang ada di permainan. Guru tetap
memberikan reward pada anak yang tidak mau mengerjakan tugas dan anak yang