Unsur-Unsur Self Diri Percaya Diri Self Confidence

26 apabila yang dilakukan belum berhasil. Ketika anak mendapat kebutuhan- kebutuhan tersebut dengan baik maka akan merasa percaya, berharga, aman, nyaman, dan tenang, sehingga akan menumbuhkan percaya diri dalam diri anak. Sebaliknya anak akan menumbuhkan sikap mis-trust yaitu sikap tidak mempercayai terhadap lingkungan sosialnya, karena orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar anak dengan baik sehingga anak merasa tidak percaya, tidak nyaman, tidak tenang, tidak bahagia, tidak berharga dan tidak percaya diri. Irawati Istadi 2006: 137-143 menambahkan bahwa pembentukan percaya diri digambarkan dalam daur lingkaran percaya diri yang saling mempengaruhi antara kompetensi atau hasil karya anak, pengakuan, aktualisasi dan percaya diri. Tumbuhnya percaya diri diawali adanya sebuah kompetensi tertentu sesuai fase perkembangan anak. Anak yang memiliki dan mampu menunjukkan kompetensinya akan memperoleh pengakuan dari lingkungan. Pengakuan ini bisa dalam bentuk pemberian reward berupa pujian, tepuk tangan, acungan jempol dari orang tua, guru ataupun dari teman-temannya. Setelah memperoleh pengakuan inilah rasa percaya diri anak akan tumbuh dan terbentuk. Semakin tinggi percaya diri, akan merangsang anak untuk mempertinggi kualitas kompetensinya. Peningkatan kualitas kompetensi ini meningkatkan pula pengakuan dari orang-orang disekitar anak dan begitulah lingkaran percaya diri ini terus saling mempengaruhi. Salah satu upaya mendorong anak menunjukan kompetensinya adalah dengan memberinya sebuah tantangan dan penugasan. Jika anak telah berhasil mengatasi dan melewati tantangan tersebut, berarti anak telah 27 menunjukan kompetensi dirinya. Menjadi tugas pendidik untuk memberikan tantangan atau penugasan yang sesuai dengan kemampuan anak dan dikemas dalam kegiatan yang menarik. Mereka yang berhasil melewati tantangan tersebut, selanjutnya akan mengalami peningkatan rasa percaya diri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan percaya diri dipengaruhi oleh sikap percaya anak pada orang lain, terutama orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak baik kebutuhan fisiologis maupun psikologis. Selain itu, tumbuhnya percaya diri juga diawali adanya sebuah kompetensi yang ditunjukkan anak melalui sebuah tantangan, jika berhasil melewatinya anak akan mendapat pengakuan dari guru dan teman-temannya berupa pujian. Setelah memperoleh pengakuan inilah percaya diri anak akan tumbuh. Terkait dengan penelitian ini dalam meningkatkan percaya diri, anak diberikan sebuah tantangan melalui permainan ular tangga edukatif.

5. Aspek-aspek Percaya Diri

Ada beberapa aspek percaya diri menurut Lauster dalam Nur Gufron dan Rina Risnawati 2012: 35, menyebutkan beberapa aspek percaya diri adalah sebagai berikut: a. Keyakinan kemampuan diri Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif anak tentang dirinya bahwa anak mengerti secara sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya, sehingga anak akan berani mengambil tindakan dan kesempatan yang diberikan. Anak yang percaya atas kemampuan dirinya akan memiliki kemandirian dan tidak bergantung pada orang lain, berani tampil di hadapan orang banyak, berani 28 bertanya dan menjawab pertanyaan ketika diberi kesempatan. Keyakinan kemampuan diri ini berawal dari tekad diri sendiri untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau dengan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang optimal. Keyakinan kemampuan diri yang dimiliki membuat anak mampu menghadapi segala persoalan yang dihadapinya sehingga anak akan memiliki percaya diri. b. Keoptimisan Keoptimisan adalah sikap positif yang dimiliki anak yang selalu berpandangan baik dalam mengahadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya. Sikap optimis akan memberikan dan menimbulkan pikiran- pikiran yang positif bagi diri anak sehingga akan mampu menjadikan anak selalu beranggapan baik terhadap setiap tindakan yang dilakukannya. Anak yang optimis ketika mendapatkan tantangan akan bersikap tenang dan tidak gugup. Anak yang memiliki sikap optimis akan selalu berusaha dan bekerja keras dalam mengerjakan dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dengan penuh antusias agar dapat mencapai hasil yang maksimal. c. Keobjektifan Keobjektifan yaitu anak yang percaya diri memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. Anak yang memiliki sikap objektif berarti memiliki kejujuran dalam hidupnya, jadi anak akan menilai segala suatu hal melihat dengan bagaimana mestinya.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP KEMAMPUAN PENGARUH PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MISBAHUL FALAH KLAYUSIWALAN KECAMATAN BATANGAN KABUPATEN PATI.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 18

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 4 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B (KELOMPOK SALMAN) RA Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahu

0 2 18

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Raudhatul Athfal Taqiyya

0 3 18

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Raudhatul Athfal Taqiyya

0 1 19

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Rasa Percaya Diri Dan Kemampuan Interaksi Sosial Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Bustanul Athfal Aisyiyah Kunden Bulu Sukoh

0 0 15

PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK :Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Raudhatul Athfal (RA) Kelompok B di Parongpong Bandung Barat.

0 0 42

PENINGKATAN PERILAKU MORAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B RA HARAPAN MULIA DI KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN.

1 5 218

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN TANGGA LITERASI DI RA (RAUDHATUL ATHFAL) AL-BARAAKAH SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN.

0 0 166