Langkah-langkah Permainan Ular Tangga Edukatif
51
secara otomatis anjing akan mengeluarkan air liur. Proses dimana anjing dapat menghubungkan antara bunyi bel dengan daging dan direspon anjing dengan
mengeluarkan air liur itulah yang dinamakan belajar. Sugiharto, dkk, 2008: 94 menjelaskan percobaan anjing yang dilakukan
Pavlov, dimana perangsang asli atau netral daging dipasangkan dengan stimulus bersyarat bel secara berulang-ulang maka akan memunculkan reaksi atau respon
yang diinginkan. Sementara itu Muhyidin, dkk 2014: 106, menyatakan bahwa pengondisian
klasik classical conditioning adalah perilaku yang mendahului penguatan. Misalnya burung merpati dapat belajar mendorong untuk mendapatkan
makanannya. Setiap kali burung merpati berhasil mendorong, maka burung merpati akan mendapatkan makanan.
Dari penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa segala tingkah laku manusia merupakan hasil dari latihan atau kebiasaan yang dilakukan secara
beruang-ulang karena ada stimulus kemudian menimbulkan reaksi atau respon. b.
Opperant Conditioning Theory Erward L. Thorndike 1874-1949 adalah pencetus teori belajar Opperat
conditioning theory. Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya stimulus dan respon. Ia melakukan percobaan pada seekor kucing
yang ditaruh di dalam kotak. Kucing tersebut mencari jalan keluar melalui proses mencoba-coba. Dari proses percobaan trials tersebut kucing mengalami
kegagalan error terlebih dahulu. Hasil penelitiannya menimbulkan hukum sebab akibat law of effect yaitu apabila stimulus menimbulkan respon dengan
52
kepuasan, respon tersebut cenderung akan diulang-ulang, namun jika stimulus menimbulkan respon yang tidak menyenangkan, maka respon tersebut tidak akan
diulang. Apabila suatu perilaku mendapat hadiah maka perilaku tersebut cenderung akan diulang dan meningkat. Akan tetapi apabila perilaku mendapat
hukuman, maka perilaku tersebut cenderung tidak akan diulang dan menurun. Skinner Slamet Suyanto 2005: 97 memodifikasi teori perilaku sebelumnya
yaitu dengan memberikan penguatan reiforcement yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberikan imbalan apapun pada
perilaku yang tidak tepat. Teori operant conditioning menjelaskan bahwa perilaku tidak hanya ditentukan oleh stimulus tetapi tergantung bagaimana individu
memandang konsekuensi yang didapatnya dalam bentuk hukuman dan hadiah. Selanjutnya Muhyidin dkk 2014: 106 menambahkan bahwa konsep
penting dalam teori ini yaitu tentang pembelajaran dengan memberikan penghargaan dan hukuman reward and punishment untuk merangsang perilaku
yang diinginkan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan perilaku
yang ditampilkan merupakan hasil dari latihan atau kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Jika perilaku tersebut mendapat penghargaan reward
maka perilaku tersebut cenderung diulang, tetapi jika perilaku tersebut menimbulkan hukuman punishment maka perilaku tersebut tidak akan diulang.
Terkait dengan penelitian ini, peneliti menyimpulkan dari teori belajar behavioristik bahwa percaya diri anak dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang, yaitu anak terbiasa tampil di depan kelas untuk
53
mengerjakan tugas saat bermain ular tangga edukatif dan anak mendapat penguatan dari guru serta teman-temannya berupa pemberian reward, sehingga
anak akan memiliki percaya diri.