Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
79
dengan jumlah mata dadu yang muncul dan mengerjakan tugas yang ada di kotak. Selanjutnya anak yang menjadi bidak pertama kali kembali ke dalam kelompok
dan diteruskan oleh anak yang mendapat giliran kedua. Anak yang menjadi bidak kedua memulai permainannya tidak dari kotak star tetapi dari kotak yang di dapat
pemain sebelumnya. Anak yang mendapat tugas bernyanyi, menari, menirukan gerakan binatang,
dan membaca surat pendek, diberi kebebasan dalam memilih lagu, gerakan, ataupun surat pendek yang akan ditampilkan dihadapan guru dan teman-
temannya. Pada saat anak mendapat tugas bercerita, menyebutkan macam-macam alat transportasi, dan menebak suara binatang, guru yang menentukkan gambar
dan suara yang akan disebutkan oleh anak. Perilaku yang ditampilkan anak ketika bermain yaitu sebagian besar anak
sudah berani tampil dan arah pandangan mata ke depan, meskipun masih dibimbing dan dibantu oleh guru saat mengerjakan tugas yang ada di permainan.
Ada juga beberapa anak yang tidak menyelesaikan tugasnya, bahkan ada yang menangis ketika tampil untuk mengerjakan tugas di permainan. Sebagian besar
anak bersuara pelan ketika mendapat tugas bernyanyi, bercerita, membaca surat pendek, menyebutkan alat-alat transportasi dan menebak suara binatang. Ketika
mendapatkan tugas bernyanyi, menari dan menirukan gerakan binatang sebagian besar anak bergerak dengan kurang lincah bahkan ada beberapa anak yang hanya
diam tidak bergerak dan tidak bersuara. Guru selalu membimbing dan memotivasi anak yang tidak mau mengerjakan tugas yang ada di permainan. Guru tetap
memberikan reward pada anak yang tidak mau mengerjakan tugas dan anak yang
80
belum mengerjakan tugas dengan antusias. Reward yang diberikan berupa pujian serta tepuk tangan dari teman-temannya. Anak yang sudah menyelesaikan tugas
dengan baik mendapatkan reward berupa pujian, acungan jempol, tepuk hebat, sementara anak-anak lain tepuk tangan dan memberikan beberapa komentar
positif mengenai penampilan temannya. Setelah semua selesai guru mengajak anak untuk membereskan bahan-
bahan dan alat-alat yang sudah digunakan untuk bermain ular tangga edukatif. Selanjutnya guru mengkondisikan anak dengan nyanyian dan tepuk tangan agar
semua anak duduk rapi. Setelah semua anak terkondisi guru melakukan recalling mengenai kegiatan satu hari dilanjutkan dengan berdoa, pesan-pesan moral, dan
salam. 2
Pelaksanaan tindakan Siklus I pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada 12 Agustus 2015 dengan tema panca indera
dan sub tema indera peraba. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak dilaksanakan pada kegiatan inti tetapi pada kegiatan akhir.
a Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran guru memulai dengan aktivitas outdoor yaitu menendang bola ke depan. Guru dibantu kolaborator mengkondisikan anak
berbaris menjadi 4 barisan di halaman sekolah. Selanjutnya anak-anak diminta guru untuk menendang bola secara bergantian.
Setelah semua anak masuk di dalam kelas guru mengkondisikan anak untuk duduk rapi di karpet. Setelah semua anak rapi dan terkondisi, guru membuka
dengan salam, absensi, bernyanyi, dan berdoa yang dipimpin oleh salah satu anak.
81
Do’a dilanjutkan dengan hafalan surat. Guru mengkomunikasikan sub tema pada hari itu dan melakukan tanya jawab dengan anak mengenai fungsi dan cara
merawat indra peraba. Guru membawa beberapa helai kain, beberapa anak diminta untuk merabanya dan menyebutkan kasar atau halus. Guru menyuruh
anak menyebutkan beberapa buah yang permukaan kulitnya halus dan beberapa buah yang permukaan kulitnya kasar. Setelah itu, guru menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan anak pada kegiatan inti. Guru juga memberitahukan kepada anak bahwa akan diadakan permainan ular tangga yang akan dilaksanakan setelah
istirahat. Anak-anak terlihat ramai dan bersorak gembira. b
Kegiatan Inti Kegiatan inti pada pertemuan ke 2 yaitu mencari kemudian
mengelompokkan batu dan daun berdasarkan kasar halus, menjiplak telapak tangan dan mewarnainya, mengerjakan LKA. Anak-anak dikondisikan duduk
dalam kelompok. Kegiatan yang pertama, guru membagikan kantong plastik selanjutnya anak diminta keluar kelas menuju ke halaman belakang sekolah untuk
mengumpulkan daun
dan batu
masing-masing sebanyak
3. Setelah
mengumpulkan daun dan batu anak masuk ke dalam kelas dan duduk dalam kelompok. Anak-anak mengelompokkan daun dan batu dalam kelompok halus
dan kasar. Kegiatan yang kedua mengerjakan Lembar Kerja Anak LKA yaitu anak diminta untuk memilih dan melingkari gambar buah-buahan yang
permukaannya halus. Pada waktu itu, anak-anak meminta bantuan guru dalam mengerjakan tugas,
ada juga beberapa anak yang tidak menyelesaikan tugasnya sampai selesai.
82
Setelah semua anak menyelesaikan tugas, guru menyuruh anak untuk membereskan bahan-bahan dan alat-alat yang sudah digunakan dalam kegiatan.
Kemudian anak berdoa sebelum makan, cuci tangan, makan bekal dan istirahat. c
Kegiatan Akhir Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu bermain ular tangga edukatif, berdoa
dan pulang. Sebelum melakukan permainan ular tangga edukatif guru membagi anak menjadi 4 kelompok dengan cara berhitung. Setelah itu, guru menyuruh anak
berkumpul dengan kelompoknya. Anak lebih tenang dan tidak ramai. Sebelum permainan ualr tangga dimulai, guru mengajak anak untuk
bergandengan tangan dan membentuk lingkaran terlebih dahulu. Guru membangun suasana yang menyenangkan terlebih dahulu sebelum permainan ular
tangga edukatif dilaksanakan dengan mengajak anak menirukan gerakan binatang serta bernyanyi bersama-sama. Anak-anak terlihat bersemangat dan gembira.
Selanjutnya guru membagi menjadi 4 kelompok dan meminta anak untuk berkumpul dalam satu kelompok. Anak terlihat lebih tenang dalam mencari
kelompoknya. Setelah terkondisi, anak-anak duduk dalam kelompok mengelilingi papan
permainan ular tangga edukatif. Guru memberikan penjelasan permainan dengan mempraktekkan dan mengajak dua anak sebagai contohnya. Hal ini dilakukan
agar anak lebih paham dan tidak bingung ketika bermain sehingga permainan dapat berjalan dengan efektif dan optimal.
Setelah semua anak paham, permainan ular tangga edukatif dimulai. Kegiatan permainan ular tangga edukatif pada pertemuan kedua berjalan dengan
83
lebih baik. Guru membimbing, memotivasi, dan tetap memberikan reward pada anak yang mengalami kesulitan saat kegiatan berlangsung.
Permainan menggunakan 2 media papan permainan ular tangga edukatif dan 2 dadu yang dilakukan secara bergantian antara dua kelompok. Guru mengundi 2
kelompok mana yang menjadi pemain terlebih dahulu dan 2 kelompok lainnya menjadi penonton. Peraturan dan cara bermain ular tangga edukatif pada
pertemuan kedua ini tidak berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Perilaku yang ditampilkan anak saat permainan berlangsung yaitu berani
tampil mengerjakan tugas yang ada di permainan dengan arah pandangan mata ke depan tetapi masih banyak anak yang dibimbing oleh guru. Ada beberapa anak
yang diam ketika mengerjakan tugas yang ada di permainan. Sebagian besar anak bersuara pelan ketika mendapat tugas bernyanyi, bercerita, membaca surat
pendek, menyebutkan macam-macam alat transportasi, serta menebak suara binatang dan hanya beberapa anak saja yang tampil dengan suara lantang. Ketika
mendapat tugas menari dan menirukan gerakan binatang hanya beberapa anak saja yang bergerak dengan lincah.
Anak yang sudah menyelesaikan tugas mendapatkan reward berupa pujian, acungan jempol, sementara anak-anak lain tepuk tangan. Selain itu anak-anak
yang menjadi penonton juga memberikan komentar mengenai penampilan temannya. Permainan ular tangga edukatif pada pertemuan kedua berjalan lebih
baik jika dibandingkan pada pertemuan yang pertama meskipun belum efektif dan optimal.
84
Setelah semua selesai guru mengajak anak untuk membereskan bahan- bahan dan alat-alat yang sudah digunakan untuk bermain ular tangga edukatif.
Selanjutnya guru mengkondisikan anak dengan nyanyian dan tepuk tangan agar semua anak duduk rapi. Selanjutnya, guru melakukan recalling mengenai
kegiatan satu hari dilanjutkan dengan berdoa, pesan-pesan moral, salam, dan pulang.
3 Pelaksanaan tindakan Siklus I pertemuan 3
Pertemuan 3 dilaksanakan pada 13 Agustus 2015 dengan tema panca indera dan sub tema indera pengecap. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak dilaksanakan
pada kegiatan inti tetapi pada kegiatan akhir. a
Kegiatan awal Pada kegiatan awal pembelajaran guru memulai dengan aktivitas outdoor
yaitu berjalan melewati lintasan dengan membawa beban. Selanjutnya, guru mengajak anak untuk berbaris di depan kelas menjadi 4 barisan. Guru menunjuk
salah satu anak untuk memimpin baris. Setelah semua anak siap dan baris dengan rapi, anak menuju ke depan kelas secara bergantian untuk melepas sepatu dan
menata tas dengan rapi. Selanjutnya anak masuk ke dalam kelas. Guru mengkondisikan anak agar duduk rapi di karpet. Guru memulai
pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa, hafalan surat pendek dan absensi. Sebelum memasuki kegiatan inti, guru melakukan apersepsi dengan penjelasan
dan tanya jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan indera pengecap. Guru menunjukkan gambar buah-buahan seperti jeruk, mangga, anggur, dan
sebagainya. Anak diminta untuk menyebutkan nama buah-buahan dan bagaimana
85
rasanya. Guru juga membawa buah belimbing, garam, gula, dan obat. Anak diminta untuk mencicipi dan menyebutkan bagaimana rasanya. Selanjutnya guru
melakukan tanya jawab mengenai berbagai makananan dan minuman apa saja yang rasanya asin, manis, pahit dan asam. Setelah itu, guru menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan pada kegiatan inti. Guru juga memberitahukan pada anak bahwa akan diadakan permainan ular
tangga edukatif yang akan dilaksanakan pada kegiatan akhir yaitu setelah istirahat. Anak-anak terlihat ramai dan bersorak gembira.
b Kegiatan inti
Kegiatan inti pada pertemuan ketiga yaitu kolase gambar lidah, menulis macam-macam rasa, dan mengerjakan LKA. Sebelum mengerjakan kegiatan inti,
anak mengambil peralatan yang diperlukan terlebih dahulu. Kegiatan yang pertama, guru membagikan kertas gambar lidah dan potongan kertas warna warni.
Anak diminta untuk menempelkan potongan kertas kecil tersebut pada pola gambar lidah sampai penuh. Kegiatan yang kedua anak menulis macam-macam
rasa. Selanjutnya kegiatan yang ketiga menghitung jumlah gambar lidah pada Lembar Kerja Anak LKA.
Setelah semua anak selesai guru mengajak anak untuk membereskan alat- alat dan bahan-bahan yang sudah digunakan untuk kegiatan. Kemudian anak
berdoa sebelum makan, cuci tangan, makan bekal bersama dan istirahat. c
Kegiatan akhir Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu bermain ular tangga edukatif. Sebelum
melakukan permainan ular tangga edukatif, guru membangun suasana yang
86
menyenangkan terlebih dahulu yaitu mengajak anak menari dengan diiringi musik. Selanjutnya guru membagi menjadi 4 kelompok dengan berbaris dan
berhitung dari angka 1 sampai 4. Selanjutnya anak-anak berkumpul dalam kelompoknya dan mengelilingi ular tangga. Anak terlihat lebih tenang dan tidak
ramai. Sebelum permainan ular tangga edukatif dimulai, guru memberikan
penjelasan aturan permainan dan memberikan contoh dengan penuh ekspresif. Hal ini dilakukan agar anak lebih paham dan antusias dalam bermain, sehingga
permainan dapat berjalan dengan efektif dan optimal. Selanjutnya, guru memilih 2 kelompok yang bermain terlebih dahulu dan 2
kelompok lainnya menjadi penonton. Permainan ular tangga edukatif pada pertemuan ketiga berjalan dengan lebih baik. Guru senantiasa membimbing dan
memotivasi anak saat kegiatan berlangsung. Peraturan dan cara bermain pada pertemuan ketiga ini tidak berbeda pada pertemuan sebelumnya.
Perilaku yang ditampilkan anak saat permainan berlangsung yaitu semua anak sudah berani tampil mengerjakan tugas yang ada di permainan dengan arah
pandangan mata ke depan walaupun masih ada beberapa anak yang dibimbing guru. Beberapa anak sudah bersuara lantang ketika mendapat tugas bernyanyi,
bercerita, membaca surat pendek, menyebutkan macam-macam transportasi dan menebak suara binatang. Ketika mendapat tugas menari, bernyanyi, dan
menirukan gerakan binatang beberapa anak sudah bergerak dengan lincah. Anak yang sudah menyelesaikan tugas mendapatkan reward berupa pujian, acungan
87
jempol, sementara anak-anak lain tepuk tangan dan memberikan beberapa komentar mengenai penampilan temannya.
Setelah semua selesai guru mengajak anak untuk membereskan bahan- bahan dan alat-alat yang sudah digunakan untuk bermain ular tangga edukatif.
Selanjutnya guru mengkondisikan anak dengan nyanyian dan tepuk tangan agar semua anak duduk rapi. Selanjutnya, guru melakukan recalling mengenai
kegiatan satu hari dilanjutkan dengan berdoa, pesan-pesan moral, salam, dan pulang.
c. Observasi Siklus I
Kegiatan observasi yang diamati adalah kegiatan pembelajaran dan saat kegiatan bermain ular tangga edukatif. Proses pembelajaran Siklus I dilakukan
sebanyak 3 kali pertemuan dan berjalan sesuai rencana peneliti dan guru. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran melalui permainan
ular tangga edukatif, pada pertemuan pertama anak masih terlihat bingung ketika bermain ular tangga edukatif sehingga kegiatan pembelajaran belum berjalan
dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu pada pertemuan-pertemuan selanjutnya anak sudah mulai paham dengan dengan kegiatan yang dilakukan
sehingga sebagian anak semakin semangat untuk melakukan permainan ular tangga edukatif.
Agar anak lebih termotivasi, guru memberikan reward sebagai bentuk penguatan kepada anak yang selesai mengerjakan tugas yang ada di permainan
ular tangga edukatif. Guru juga tetap memberikan reward pada anak yang sudah berani tampil, walaupun hanya diam ketika mengerjakan tugas yang ada di
88
permainan. Reward pada Siklus I berupa pujian, acungan jempol, tepuk hebat, serta tepuk tangan dan beberapa komentar positif. Penguatan berupa reward
semakin meningkatkan percaya diri anak karena mendapat sebuah pengakuan sehingga anak akan semakin meningkatkan antusiasmenya untuk melakukan
kegiatan permainan ular tangga edukatif. Berdasarkan pengamatan selama permainan ular tangga edukatif, semua
anak sudah menunjukkan keberanian tampil untuk melaksanakan tugas yang di dapat dalam permainan, walaupun beberapa anak belum mengerjakan tugas
sendiri dan masih dibantu oleh guru. Ada pula anak yang tidak menyelesaikan tugas pada permainan meskipun sudah dibimbing oleh guru. Pada pertemuan
pertama ada anak yang tampil dan mendapat tugas menari, tetapi anak tersebut menangis.
Terkait dengan perilaku yang ditunjukkan anak saat mengerjakan tugas yang ada di permainan, sebagian anak sudah berkembang sangat baik karena tampil
dengan suara yang keras lantang maupun dengan gerakan yang lincah. Sebagian anak yang lain tampil dengan suara kurang lantang maupun dengan gerakan yang
kurang lincah. Pengamatan juga dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran yaitu pasca
Siklus I. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu sebagian anak masih dibantu guru dalam mengerjakan tugas. Ada pula anak yang tidak menyelesaikan
tugasnya sampai selesai meskipun sudah dibimbing dan dimotivasi oleh guru. Perilaku yang ditampilkan sebagian besar anak yaitu menunduk dan suara pelan
pada saat tampil di depan untuk menunjukkan dan menceritakan hasil karyanya.
89
Setelah kegiatan inti selesai, beberapa anak tidak mau membereskan alat dan bahan yang digunakan saat kegiatan. Selanjutnya hasil pengamatan yang
dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung, beberapa anak percaya dirinya sudah berada pada kriteria berkembang sangat baik dan berkembang sesuai
harapan. Data hasil persentase percaya diri anak selama tindakan Siklus I diperoleh
dari jumlah pencapaian indikator percaya diri yang dicapai oleh anak dari jumlah indikator percaya diri yang ada kemudian di persentasikan. Dari data lembar
pengamatan kegiatan anak, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Observasi Percaya Diri Anak Pasca Siklus I
No Nama
Pertemuan Jumlah
Peluang Persentase
Kriteria 1
2 3
4 1
Adm 9
8 10
9 36
48 75
Berkembang sesuai harapan 2
Aml 8
9 7
9 33
48 68,75
Berkembang sesuai harapan 3
Syf 9
9 7
25 36
69,44 Berkembang sesuai harapan
4 Rdt
9 10
11 12
4 48
87,5 Berkembang sangat baik
5 Mga
6 6
6 18
36 50
Mulai berkembang 6
Fhl 6
5 6
5 22
48 45,83
Mulai berkembang 7
Ara 6
7 6
6 25
48 52,08
Berkembang sesuai harapan 8
Brd 6
5 11
24 45,83
Mulai berkembang 9
Byu 5
7 5
8 25
48 54,08
Berkembang sesuai harapan 10
Msy 7
8 7
8 30
48 62,5
Berkembang sesuai harapan 11
Dwi 10
8 10
9 37
48 77,08
Berkembang sangat baik 12
Ikh 9
10 10
11 38
48 79,16
Berkembang sangat baik 13
Rst 8
7 8
9 32
48 66,67
Berkembang sesuai harapan 14
Ltf 5
6 6
17 36
47,22 Mulai berkembang
15 Ald
5 4
6 15
36 41,67
Mulai berkembang 16
Ndy 8
8 8
8 32
48 66,67
Berkembang sesuai harapan 17
Zzi 9
7 8
8 32
48 66,67
Berkembang sesuai harapan 18
Nla 6
5 6
6 23
48 47,91
Mulai berkembang 19
Nva 10
10 11
11 42
48 87,5
Berkembang sangat baik 20
Iza 7
6 6
6 25
48 52,08
Berkembang sesuai harapan 21
Ptr 6
6 6
6 24
48 50
Mulai berkembang 22
Vra 8
9 9
10 36
48 77,08
Berkembang sangat baik
23 Rrg
7 7
8 7
29 48
60,41 Berkembang sesuai harapan
24 Rgd
8 10
9 10
37 48
77,08 Berkembang sangat baik
25 Vna
5 6
6 17
36 47,22
Mulai berkembang 26
Hna 5
5 6
16 36
44,44 Mulai berkembang
90
Berdasarkan data di atas diperoleh data bahwa percaya diri yang dimiliki anak menunjukkan pada kriteria berkembang sangat baik sebanyak 6 anak,
berkembang sesuai harapan sebanyak 11 anak, dan mulai berkembang sebanyak 9 anak. Persentase rekapitulasi percaya diri berdasarkan data di atas dapat dilihat
pada tabel berikut: Tabel 5. Rekapitulasi Data Percaya Diri Anak pada Pasca Siklus I
No Kriteria
Jumlah anak Persentase
1 Berkembang sangat baik
6 23,07
2 Berkembang sesuai harapan
11 42,30
3 Mulai berkembang
9 34,61
4 Belum berkembang
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat percaya diri anak pada pelaksanaan tindakan Siklus I yang memiliki kriteria berkembang sangat baik sebanyak 6 anak
dengan persentase 23,07. Sementara yang memiliki kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 11 anak dengan persentase 42,30 dan kriteria mulai
berkembang sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61. d.
Refleksi Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada
perencanaan siklus selanjutnya. Dari refleksi Siklus I ini, diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik terhadap proses pembelajaran dan hasil
Siklus II. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti dengan guru pada akhir
Siklus I, secara umum percaya diri anak kelompok B RA Krapyak belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan percaya diri anak belum
mengalami peningkatan sebesar 80 dari jumlah anak yang mencapai indikator
91
percaya diri dengan kriteria berkembang sesuai harapan, sehingga perlu dilaksanakan tindakan pada Siklus II.
Adapun permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung antara lain sebagai berikut:
1 Pada saat pembagian kelompok banyak anak yang bingung dan berebut
mencari kelompoknya. 2
Pada saat permainan ular tangga berlangsung, anak yang menjadi bidak sering mengganggu temannya dari kelompok lain yang sedang mengerjakan tugas
yang ada di permainan, hal ini disebabkan karena anak bosan menunggu giliran tampil, sehingga anak menjadi kurang konsentrasi dan kurang
antusias. 3
Pelaksanaan permainan ular tangga edukatif di dalam kelas kurang luas dan kurang efektif. Beberapa anak ada yang bermain sendiri menggunakan
mainan yang ada di dalam kelas sehingga menyebabkan anak tidak memperhatikan ketika ada anak yang sedang tampil.
4 Anak kurang bersemangat ketika mengerjakan tugas yang ada di permainan
ular tangga, karena belum ada media pendukung yang digunakan ketika anak bernyanyi, bercerita, menghafal surat, menari, menirukan gerakan dan suara
binatang. 5
Masih ada beberapa anak yang kurang antusias dalam mengikuti kegiatan permainan ular tangga edukatif, sehingga diperlukan reward yang lebih
menarik.
92
Proses pembelajaran pada Siklus I masih memiliki beberapa kekurangan sehingga perlu dilakukan perbaikan pada Siklus II untuk mencapai hasil yang
optimal dalam meningkatkan percaya diri anak. Diperlukan beberapa langkah untuk memperbaiki proses pembelajaran yang akan dilakukan pada Siklus II.
Berikut langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada Siklus II: 1
Menggunakan stiker simbol warna merah, kuning, hijau, dan biru yang ditempelkan pada baju anak, sehingga anak kesulitan dalam mencari
kelompoknya. 2
Menggunakan satu dadu dan guru yang melempar dadu tersebut, sehingga tugas antara 2 kelompok yang menjadi bidak sama dan antusias anak menjadi
baik karena tidak menunggu. 3
Pelaksanaan ular tangga edukatif tidak dilaksanakan di kelas tetapi di aula sekolah.
4 Menambahkan media pendukung seperti iringan musik, gambar, kacamata,
dan mic dalam pelaksanaan permainan ular tangga edukatif, supaya anak lebih antusias dalam mengikuti berjalannya permainan.
5 Pemberian reward tidak hanya berupa pujian, acungan jempol, tepuk tangan
serta komentar positif tetapi berupa stiker.