Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

79 dengan jumlah mata dadu yang muncul dan mengerjakan tugas yang ada di kotak. Selanjutnya anak yang menjadi bidak pertama kali kembali ke dalam kelompok dan diteruskan oleh anak yang mendapat giliran kedua. Anak yang menjadi bidak kedua memulai permainannya tidak dari kotak star tetapi dari kotak yang di dapat pemain sebelumnya. Anak yang mendapat tugas bernyanyi, menari, menirukan gerakan binatang, dan membaca surat pendek, diberi kebebasan dalam memilih lagu, gerakan, ataupun surat pendek yang akan ditampilkan dihadapan guru dan teman- temannya. Pada saat anak mendapat tugas bercerita, menyebutkan macam-macam alat transportasi, dan menebak suara binatang, guru yang menentukkan gambar dan suara yang akan disebutkan oleh anak. Perilaku yang ditampilkan anak ketika bermain yaitu sebagian besar anak sudah berani tampil dan arah pandangan mata ke depan, meskipun masih dibimbing dan dibantu oleh guru saat mengerjakan tugas yang ada di permainan. Ada juga beberapa anak yang tidak menyelesaikan tugasnya, bahkan ada yang menangis ketika tampil untuk mengerjakan tugas di permainan. Sebagian besar anak bersuara pelan ketika mendapat tugas bernyanyi, bercerita, membaca surat pendek, menyebutkan alat-alat transportasi dan menebak suara binatang. Ketika mendapatkan tugas bernyanyi, menari dan menirukan gerakan binatang sebagian besar anak bergerak dengan kurang lincah bahkan ada beberapa anak yang hanya diam tidak bergerak dan tidak bersuara. Guru selalu membimbing dan memotivasi anak yang tidak mau mengerjakan tugas yang ada di permainan. Guru tetap memberikan reward pada anak yang tidak mau mengerjakan tugas dan anak yang 80 belum mengerjakan tugas dengan antusias. Reward yang diberikan berupa pujian serta tepuk tangan dari teman-temannya. Anak yang sudah menyelesaikan tugas dengan baik mendapatkan reward berupa pujian, acungan jempol, tepuk hebat, sementara anak-anak lain tepuk tangan dan memberikan beberapa komentar positif mengenai penampilan temannya. Setelah semua selesai guru mengajak anak untuk membereskan bahan- bahan dan alat-alat yang sudah digunakan untuk bermain ular tangga edukatif. Selanjutnya guru mengkondisikan anak dengan nyanyian dan tepuk tangan agar semua anak duduk rapi. Setelah semua anak terkondisi guru melakukan recalling mengenai kegiatan satu hari dilanjutkan dengan berdoa, pesan-pesan moral, dan salam. 2 Pelaksanaan tindakan Siklus I pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada 12 Agustus 2015 dengan tema panca indera dan sub tema indera peraba. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak dilaksanakan pada kegiatan inti tetapi pada kegiatan akhir. a Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pembelajaran guru memulai dengan aktivitas outdoor yaitu menendang bola ke depan. Guru dibantu kolaborator mengkondisikan anak berbaris menjadi 4 barisan di halaman sekolah. Selanjutnya anak-anak diminta guru untuk menendang bola secara bergantian. Setelah semua anak masuk di dalam kelas guru mengkondisikan anak untuk duduk rapi di karpet. Setelah semua anak rapi dan terkondisi, guru membuka dengan salam, absensi, bernyanyi, dan berdoa yang dipimpin oleh salah satu anak. 81 Do’a dilanjutkan dengan hafalan surat. Guru mengkomunikasikan sub tema pada hari itu dan melakukan tanya jawab dengan anak mengenai fungsi dan cara merawat indra peraba. Guru membawa beberapa helai kain, beberapa anak diminta untuk merabanya dan menyebutkan kasar atau halus. Guru menyuruh anak menyebutkan beberapa buah yang permukaan kulitnya halus dan beberapa buah yang permukaan kulitnya kasar. Setelah itu, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan anak pada kegiatan inti. Guru juga memberitahukan kepada anak bahwa akan diadakan permainan ular tangga yang akan dilaksanakan setelah istirahat. Anak-anak terlihat ramai dan bersorak gembira. b Kegiatan Inti Kegiatan inti pada pertemuan ke 2 yaitu mencari kemudian mengelompokkan batu dan daun berdasarkan kasar halus, menjiplak telapak tangan dan mewarnainya, mengerjakan LKA. Anak-anak dikondisikan duduk dalam kelompok. Kegiatan yang pertama, guru membagikan kantong plastik selanjutnya anak diminta keluar kelas menuju ke halaman belakang sekolah untuk mengumpulkan daun dan batu masing-masing sebanyak 3. Setelah mengumpulkan daun dan batu anak masuk ke dalam kelas dan duduk dalam kelompok. Anak-anak mengelompokkan daun dan batu dalam kelompok halus dan kasar. Kegiatan yang kedua mengerjakan Lembar Kerja Anak LKA yaitu anak diminta untuk memilih dan melingkari gambar buah-buahan yang permukaannya halus. Pada waktu itu, anak-anak meminta bantuan guru dalam mengerjakan tugas, ada juga beberapa anak yang tidak menyelesaikan tugasnya sampai selesai. 82 Setelah semua anak menyelesaikan tugas, guru menyuruh anak untuk membereskan bahan-bahan dan alat-alat yang sudah digunakan dalam kegiatan. Kemudian anak berdoa sebelum makan, cuci tangan, makan bekal dan istirahat. c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu bermain ular tangga edukatif, berdoa dan pulang. Sebelum melakukan permainan ular tangga edukatif guru membagi anak menjadi 4 kelompok dengan cara berhitung. Setelah itu, guru menyuruh anak berkumpul dengan kelompoknya. Anak lebih tenang dan tidak ramai. Sebelum permainan ualr tangga dimulai, guru mengajak anak untuk bergandengan tangan dan membentuk lingkaran terlebih dahulu. Guru membangun suasana yang menyenangkan terlebih dahulu sebelum permainan ular tangga edukatif dilaksanakan dengan mengajak anak menirukan gerakan binatang serta bernyanyi bersama-sama. Anak-anak terlihat bersemangat dan gembira. Selanjutnya guru membagi menjadi 4 kelompok dan meminta anak untuk berkumpul dalam satu kelompok. Anak terlihat lebih tenang dalam mencari kelompoknya. Setelah terkondisi, anak-anak duduk dalam kelompok mengelilingi papan permainan ular tangga edukatif. Guru memberikan penjelasan permainan dengan mempraktekkan dan mengajak dua anak sebagai contohnya. Hal ini dilakukan agar anak lebih paham dan tidak bingung ketika bermain sehingga permainan dapat berjalan dengan efektif dan optimal. Setelah semua anak paham, permainan ular tangga edukatif dimulai. Kegiatan permainan ular tangga edukatif pada pertemuan kedua berjalan dengan 83 lebih baik. Guru membimbing, memotivasi, dan tetap memberikan reward pada anak yang mengalami kesulitan saat kegiatan berlangsung. Permainan menggunakan 2 media papan permainan ular tangga edukatif dan 2 dadu yang dilakukan secara bergantian antara dua kelompok. Guru mengundi 2 kelompok mana yang menjadi pemain terlebih dahulu dan 2 kelompok lainnya menjadi penonton. Peraturan dan cara bermain ular tangga edukatif pada pertemuan kedua ini tidak berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Perilaku yang ditampilkan anak saat permainan berlangsung yaitu berani tampil mengerjakan tugas yang ada di permainan dengan arah pandangan mata ke depan tetapi masih banyak anak yang dibimbing oleh guru. Ada beberapa anak yang diam ketika mengerjakan tugas yang ada di permainan. Sebagian besar anak bersuara pelan ketika mendapat tugas bernyanyi, bercerita, membaca surat pendek, menyebutkan macam-macam alat transportasi, serta menebak suara binatang dan hanya beberapa anak saja yang tampil dengan suara lantang. Ketika mendapat tugas menari dan menirukan gerakan binatang hanya beberapa anak saja yang bergerak dengan lincah. Anak yang sudah menyelesaikan tugas mendapatkan reward berupa pujian, acungan jempol, sementara anak-anak lain tepuk tangan. Selain itu anak-anak yang menjadi penonton juga memberikan komentar mengenai penampilan temannya. Permainan ular tangga edukatif pada pertemuan kedua berjalan lebih baik jika dibandingkan pada pertemuan yang pertama meskipun belum efektif dan optimal. 84 Setelah semua selesai guru mengajak anak untuk membereskan bahan- bahan dan alat-alat yang sudah digunakan untuk bermain ular tangga edukatif. Selanjutnya guru mengkondisikan anak dengan nyanyian dan tepuk tangan agar semua anak duduk rapi. Selanjutnya, guru melakukan recalling mengenai kegiatan satu hari dilanjutkan dengan berdoa, pesan-pesan moral, salam, dan pulang. 3 Pelaksanaan tindakan Siklus I pertemuan 3 Pertemuan 3 dilaksanakan pada 13 Agustus 2015 dengan tema panca indera dan sub tema indera pengecap. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak dilaksanakan pada kegiatan inti tetapi pada kegiatan akhir. a Kegiatan awal Pada kegiatan awal pembelajaran guru memulai dengan aktivitas outdoor yaitu berjalan melewati lintasan dengan membawa beban. Selanjutnya, guru mengajak anak untuk berbaris di depan kelas menjadi 4 barisan. Guru menunjuk salah satu anak untuk memimpin baris. Setelah semua anak siap dan baris dengan rapi, anak menuju ke depan kelas secara bergantian untuk melepas sepatu dan menata tas dengan rapi. Selanjutnya anak masuk ke dalam kelas. Guru mengkondisikan anak agar duduk rapi di karpet. Guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa, hafalan surat pendek dan absensi. Sebelum memasuki kegiatan inti, guru melakukan apersepsi dengan penjelasan dan tanya jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan indera pengecap. Guru menunjukkan gambar buah-buahan seperti jeruk, mangga, anggur, dan sebagainya. Anak diminta untuk menyebutkan nama buah-buahan dan bagaimana 85 rasanya. Guru juga membawa buah belimbing, garam, gula, dan obat. Anak diminta untuk mencicipi dan menyebutkan bagaimana rasanya. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab mengenai berbagai makananan dan minuman apa saja yang rasanya asin, manis, pahit dan asam. Setelah itu, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan inti. Guru juga memberitahukan pada anak bahwa akan diadakan permainan ular tangga edukatif yang akan dilaksanakan pada kegiatan akhir yaitu setelah istirahat. Anak-anak terlihat ramai dan bersorak gembira. b Kegiatan inti Kegiatan inti pada pertemuan ketiga yaitu kolase gambar lidah, menulis macam-macam rasa, dan mengerjakan LKA. Sebelum mengerjakan kegiatan inti, anak mengambil peralatan yang diperlukan terlebih dahulu. Kegiatan yang pertama, guru membagikan kertas gambar lidah dan potongan kertas warna warni. Anak diminta untuk menempelkan potongan kertas kecil tersebut pada pola gambar lidah sampai penuh. Kegiatan yang kedua anak menulis macam-macam rasa. Selanjutnya kegiatan yang ketiga menghitung jumlah gambar lidah pada Lembar Kerja Anak LKA. Setelah semua anak selesai guru mengajak anak untuk membereskan alat- alat dan bahan-bahan yang sudah digunakan untuk kegiatan. Kemudian anak berdoa sebelum makan, cuci tangan, makan bekal bersama dan istirahat. c Kegiatan akhir Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu bermain ular tangga edukatif. Sebelum melakukan permainan ular tangga edukatif, guru membangun suasana yang 86 menyenangkan terlebih dahulu yaitu mengajak anak menari dengan diiringi musik. Selanjutnya guru membagi menjadi 4 kelompok dengan berbaris dan berhitung dari angka 1 sampai 4. Selanjutnya anak-anak berkumpul dalam kelompoknya dan mengelilingi ular tangga. Anak terlihat lebih tenang dan tidak ramai. Sebelum permainan ular tangga edukatif dimulai, guru memberikan penjelasan aturan permainan dan memberikan contoh dengan penuh ekspresif. Hal ini dilakukan agar anak lebih paham dan antusias dalam bermain, sehingga permainan dapat berjalan dengan efektif dan optimal. Selanjutnya, guru memilih 2 kelompok yang bermain terlebih dahulu dan 2 kelompok lainnya menjadi penonton. Permainan ular tangga edukatif pada pertemuan ketiga berjalan dengan lebih baik. Guru senantiasa membimbing dan memotivasi anak saat kegiatan berlangsung. Peraturan dan cara bermain pada pertemuan ketiga ini tidak berbeda pada pertemuan sebelumnya. Perilaku yang ditampilkan anak saat permainan berlangsung yaitu semua anak sudah berani tampil mengerjakan tugas yang ada di permainan dengan arah pandangan mata ke depan walaupun masih ada beberapa anak yang dibimbing guru. Beberapa anak sudah bersuara lantang ketika mendapat tugas bernyanyi, bercerita, membaca surat pendek, menyebutkan macam-macam transportasi dan menebak suara binatang. Ketika mendapat tugas menari, bernyanyi, dan menirukan gerakan binatang beberapa anak sudah bergerak dengan lincah. Anak yang sudah menyelesaikan tugas mendapatkan reward berupa pujian, acungan 87 jempol, sementara anak-anak lain tepuk tangan dan memberikan beberapa komentar mengenai penampilan temannya. Setelah semua selesai guru mengajak anak untuk membereskan bahan- bahan dan alat-alat yang sudah digunakan untuk bermain ular tangga edukatif. Selanjutnya guru mengkondisikan anak dengan nyanyian dan tepuk tangan agar semua anak duduk rapi. Selanjutnya, guru melakukan recalling mengenai kegiatan satu hari dilanjutkan dengan berdoa, pesan-pesan moral, salam, dan pulang. c. Observasi Siklus I Kegiatan observasi yang diamati adalah kegiatan pembelajaran dan saat kegiatan bermain ular tangga edukatif. Proses pembelajaran Siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dan berjalan sesuai rencana peneliti dan guru. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran melalui permainan ular tangga edukatif, pada pertemuan pertama anak masih terlihat bingung ketika bermain ular tangga edukatif sehingga kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu pada pertemuan-pertemuan selanjutnya anak sudah mulai paham dengan dengan kegiatan yang dilakukan sehingga sebagian anak semakin semangat untuk melakukan permainan ular tangga edukatif. Agar anak lebih termotivasi, guru memberikan reward sebagai bentuk penguatan kepada anak yang selesai mengerjakan tugas yang ada di permainan ular tangga edukatif. Guru juga tetap memberikan reward pada anak yang sudah berani tampil, walaupun hanya diam ketika mengerjakan tugas yang ada di 88 permainan. Reward pada Siklus I berupa pujian, acungan jempol, tepuk hebat, serta tepuk tangan dan beberapa komentar positif. Penguatan berupa reward semakin meningkatkan percaya diri anak karena mendapat sebuah pengakuan sehingga anak akan semakin meningkatkan antusiasmenya untuk melakukan kegiatan permainan ular tangga edukatif. Berdasarkan pengamatan selama permainan ular tangga edukatif, semua anak sudah menunjukkan keberanian tampil untuk melaksanakan tugas yang di dapat dalam permainan, walaupun beberapa anak belum mengerjakan tugas sendiri dan masih dibantu oleh guru. Ada pula anak yang tidak menyelesaikan tugas pada permainan meskipun sudah dibimbing oleh guru. Pada pertemuan pertama ada anak yang tampil dan mendapat tugas menari, tetapi anak tersebut menangis. Terkait dengan perilaku yang ditunjukkan anak saat mengerjakan tugas yang ada di permainan, sebagian anak sudah berkembang sangat baik karena tampil dengan suara yang keras lantang maupun dengan gerakan yang lincah. Sebagian anak yang lain tampil dengan suara kurang lantang maupun dengan gerakan yang kurang lincah. Pengamatan juga dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran yaitu pasca Siklus I. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu sebagian anak masih dibantu guru dalam mengerjakan tugas. Ada pula anak yang tidak menyelesaikan tugasnya sampai selesai meskipun sudah dibimbing dan dimotivasi oleh guru. Perilaku yang ditampilkan sebagian besar anak yaitu menunduk dan suara pelan pada saat tampil di depan untuk menunjukkan dan menceritakan hasil karyanya. 89 Setelah kegiatan inti selesai, beberapa anak tidak mau membereskan alat dan bahan yang digunakan saat kegiatan. Selanjutnya hasil pengamatan yang dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung, beberapa anak percaya dirinya sudah berada pada kriteria berkembang sangat baik dan berkembang sesuai harapan. Data hasil persentase percaya diri anak selama tindakan Siklus I diperoleh dari jumlah pencapaian indikator percaya diri yang dicapai oleh anak dari jumlah indikator percaya diri yang ada kemudian di persentasikan. Dari data lembar pengamatan kegiatan anak, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Observasi Percaya Diri Anak Pasca Siklus I No Nama Pertemuan Jumlah Peluang Persentase Kriteria 1 2 3 4 1 Adm 9 8 10 9 36 48 75 Berkembang sesuai harapan 2 Aml 8 9 7 9 33 48 68,75 Berkembang sesuai harapan 3 Syf 9 9 7 25 36 69,44 Berkembang sesuai harapan 4 Rdt 9 10 11 12 4 48 87,5 Berkembang sangat baik 5 Mga 6 6 6 18 36 50 Mulai berkembang 6 Fhl 6 5 6 5 22 48 45,83 Mulai berkembang 7 Ara 6 7 6 6 25 48 52,08 Berkembang sesuai harapan 8 Brd 6 5 11 24 45,83 Mulai berkembang 9 Byu 5 7 5 8 25 48 54,08 Berkembang sesuai harapan 10 Msy 7 8 7 8 30 48 62,5 Berkembang sesuai harapan 11 Dwi 10 8 10 9 37 48 77,08 Berkembang sangat baik 12 Ikh 9 10 10 11 38 48 79,16 Berkembang sangat baik 13 Rst 8 7 8 9 32 48 66,67 Berkembang sesuai harapan 14 Ltf 5 6 6 17 36 47,22 Mulai berkembang 15 Ald 5 4 6 15 36 41,67 Mulai berkembang 16 Ndy 8 8 8 8 32 48 66,67 Berkembang sesuai harapan 17 Zzi 9 7 8 8 32 48 66,67 Berkembang sesuai harapan 18 Nla 6 5 6 6 23 48 47,91 Mulai berkembang 19 Nva 10 10 11 11 42 48 87,5 Berkembang sangat baik 20 Iza 7 6 6 6 25 48 52,08 Berkembang sesuai harapan 21 Ptr 6 6 6 6 24 48 50 Mulai berkembang 22 Vra 8 9 9 10 36 48 77,08 Berkembang sangat baik 23 Rrg 7 7 8 7 29 48 60,41 Berkembang sesuai harapan 24 Rgd 8 10 9 10 37 48 77,08 Berkembang sangat baik 25 Vna 5 6 6 17 36 47,22 Mulai berkembang 26 Hna 5 5 6 16 36 44,44 Mulai berkembang 90 Berdasarkan data di atas diperoleh data bahwa percaya diri yang dimiliki anak menunjukkan pada kriteria berkembang sangat baik sebanyak 6 anak, berkembang sesuai harapan sebanyak 11 anak, dan mulai berkembang sebanyak 9 anak. Persentase rekapitulasi percaya diri berdasarkan data di atas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Rekapitulasi Data Percaya Diri Anak pada Pasca Siklus I No Kriteria Jumlah anak Persentase 1 Berkembang sangat baik 6 23,07 2 Berkembang sesuai harapan 11 42,30 3 Mulai berkembang 9 34,61 4 Belum berkembang Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat percaya diri anak pada pelaksanaan tindakan Siklus I yang memiliki kriteria berkembang sangat baik sebanyak 6 anak dengan persentase 23,07. Sementara yang memiliki kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 11 anak dengan persentase 42,30 dan kriteria mulai berkembang sebanyak 9 anak dengan persentase 34,61. d. Refleksi Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada perencanaan siklus selanjutnya. Dari refleksi Siklus I ini, diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik terhadap proses pembelajaran dan hasil Siklus II. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti dengan guru pada akhir Siklus I, secara umum percaya diri anak kelompok B RA Krapyak belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan percaya diri anak belum mengalami peningkatan sebesar 80 dari jumlah anak yang mencapai indikator 91 percaya diri dengan kriteria berkembang sesuai harapan, sehingga perlu dilaksanakan tindakan pada Siklus II. Adapun permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung antara lain sebagai berikut: 1 Pada saat pembagian kelompok banyak anak yang bingung dan berebut mencari kelompoknya. 2 Pada saat permainan ular tangga berlangsung, anak yang menjadi bidak sering mengganggu temannya dari kelompok lain yang sedang mengerjakan tugas yang ada di permainan, hal ini disebabkan karena anak bosan menunggu giliran tampil, sehingga anak menjadi kurang konsentrasi dan kurang antusias. 3 Pelaksanaan permainan ular tangga edukatif di dalam kelas kurang luas dan kurang efektif. Beberapa anak ada yang bermain sendiri menggunakan mainan yang ada di dalam kelas sehingga menyebabkan anak tidak memperhatikan ketika ada anak yang sedang tampil. 4 Anak kurang bersemangat ketika mengerjakan tugas yang ada di permainan ular tangga, karena belum ada media pendukung yang digunakan ketika anak bernyanyi, bercerita, menghafal surat, menari, menirukan gerakan dan suara binatang. 5 Masih ada beberapa anak yang kurang antusias dalam mengikuti kegiatan permainan ular tangga edukatif, sehingga diperlukan reward yang lebih menarik. 92 Proses pembelajaran pada Siklus I masih memiliki beberapa kekurangan sehingga perlu dilakukan perbaikan pada Siklus II untuk mencapai hasil yang optimal dalam meningkatkan percaya diri anak. Diperlukan beberapa langkah untuk memperbaiki proses pembelajaran yang akan dilakukan pada Siklus II. Berikut langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada Siklus II: 1 Menggunakan stiker simbol warna merah, kuning, hijau, dan biru yang ditempelkan pada baju anak, sehingga anak kesulitan dalam mencari kelompoknya. 2 Menggunakan satu dadu dan guru yang melempar dadu tersebut, sehingga tugas antara 2 kelompok yang menjadi bidak sama dan antusias anak menjadi baik karena tidak menunggu. 3 Pelaksanaan ular tangga edukatif tidak dilaksanakan di kelas tetapi di aula sekolah. 4 Menambahkan media pendukung seperti iringan musik, gambar, kacamata, dan mic dalam pelaksanaan permainan ular tangga edukatif, supaya anak lebih antusias dalam mengikuti berjalannya permainan. 5 Pemberian reward tidak hanya berupa pujian, acungan jempol, tepuk tangan serta komentar positif tetapi berupa stiker.

5. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II

a. Perencanaan 1 Membuat Rencana Kegiatan Harian RKH bersama dengan guru. 93 2 Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan bermain ular tangga edukatif yaitu papan permainan ular tangga dan media pendukung lainnya. 3 Mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk memperoleh data selama penelitian berlangsung. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan Siklus II dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan yaitu sebagai berikut: 1 Pelaksanaan tindakan Siklus II pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada 25 Agustus 2015 dengan tema kebutuhanku dan sub tema pakaianku. Pelaksanaan tindakan kelas ini tidak dilaksanakan pada kegiatan inti tetapi pada kegiatan awal. a Kegiatan awal Pada awal kegiatan pembelajaran guru memulai dengan permainan yaitu bermain ular tangga edukatif. Guru membagikan stiker warna kepada anak secara acak. Masing-masing anak mendapat satu stiker warna. Stiker yang dibagikan pada anak ada 4 macam warna yaitu merah, kuning, hijau, dan biru. Sebelum melakukan permainan, guru dibantu peneliti mempersiapkan media yang digunakan untuk permainan ular tangga edukatif di aula sekolah. Kelompok bermain sesuai dengan stiker warna yang di dapat anak. Sebelum menuju ke aula sekolah anak diminta berbaris terlebih dahulu menjadi 4 baris sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya anak diajak ke aula sekolah berjalan dengan rapi dan sesuai kelompoknya. 94 Sebelum permainan ular tangga edukatif dimulai, guru meminta anak untuk membuat lingkaran dan mengajak anak bernyanyi bersama-sama sambil tepuk tangan. Selanjutnya memberikan penjelasan aturan dan cara bermain. Guru memberi contoh dengan mempraktekkan langsung. Sebagian besar anak antusias dan memperhatikan penjelasan guru, tetapi ada anak yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan menganggu anak lain. Guru mengingatkan pada anak agar lebih tertib saat melakukan permainan atau saat menjadi penonton. Guru juga memberitahukan pada anak-anak bahwa siapa yang tampil dengan hebat akan mendapatkan reward stiker bintang. Anak terlihat bersorak gembira dan bersemangat. Permainan menggunakan 2 media ular tangga dan 1 dadu yang dilakukan secara bergantian antara dua kelompok. Guru menunjuk kelompok merah dan kuning untuk menjadi pemain terlebih dahulu, kelompok biru dan hijau menjadi penonton. Kelompok yang menjadi penonton diminta untuk memberikan komentar mengenai penampilan anak yang tampil. Dalam pelaksanannya, kelompok biru dalam mengikuti permainan masih bingung karena kurang paham dengan aturan permainan, sehingga guru mengarahkan dan membimbing kelompok biru secara terus menerus. Kelompok lainnya sudah lebih baik dalam melaksanakan permainan. Penerapan permainan ular tangga edukatif pada Siklus I, anak yang menjadi bidak pertama kali melempar dadu di kotak start kemudian menuju ke kotak selanjutnya sesuai dengan angka dadu yang muncul dan mengerjakan tugas yang ada di kotak. Pada pelaksanaan tindakan Siklus II, guru yang melempar dadu 95 sehingga tugas yang di dapat anak ketika menjadi bidak sama. Anak yang sudah menyelesaikan tugas kembali ke dalam kelompok dan diteruskan oleh anak yang mendapat giliran kedua. Anak yang menjadi bidak kedua memulai permainannya tidak dari kotak star tetapi dari kotak yang di dapat pemain sebelumnya dan melanjutkan ke kotak berikutnya. Penugasan yang ada di setiap kotak ular tangga yaitu bernyanyi, bercerita, menebak suara binatang, menyebutkan macam-macam alat transportasi, menirukan gerakan binatang, membaca surat pendek, dan menari. Pada saat mendapatkan tugas bernyanyi dan membaca surat pendek anak bebas memilih lagu dan surat pendek yang akan dilantunkan. Penugasan yang ditentukan oleh guru yaitu saat bercerita, menirukan gerakan binatang, menyebutkan alat-alat transportasi dan menebak suara binatang. Sedangkan saat mendapat tugas menari dan bernyanyi anak bergerak bebas dan diiringi musik. Musik, suara binatang, dan gambar yang digunakan pada Siklus II ini berbeda dengan Siklus I. Selain itu, pada saat anak bernyanyi dan menari, anak menggunakan media tambahan pendukung seperti mic, kacamata, dan saat bernyanyi diiringi musik. Perilaku yang ditampilkan anak ketika bermain yaitu sebagian besar anak sudah berani tampil dan arah pandangan mata ke depan, meskipun masih dibimbing dan dibantu oleh guru saat mengerjakan tugas yang ada di permainan. Ada juga beberapa anak yang tidak menyelesaikan tugasnya sampai selesai. Sebagian anak bersuara pelan ketika mendapat tugas bernyanyi, bercerita, membaca surat pendek, menyebutkan macam-macam alat transportasi dan menebak suara binatang. Ketika mendapatkan tugas bernyanyi, menari dan 96 menirukan gerakan binatang sebagian besar anak bergerak dengan kurang lincah bahkan ada beberapa anak yang hanya diam tidak bergerak dan tidak bersuara. Guru membimbing dan memotivasi anak yang tidak mau mengerjakan tugas yang ada di permainan. Guru tetap memberikan penghargaan berupa acungan jempol dan pujian pada anak yang sudah mau tampil, walaupun tidak mau mengerjakan tugas. Anak yang mau tampil mengerjakan dan menyelesaikan tugas mendapat reward berupa stiker, pujian, acungan jempol dari guru sementara anak-anak lain tepuk tangan. Setelah semua selesai guru mengkondisikan anak dengan nyanyian agar berbaris dan berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya guru mengajak anak ke kelas. Di dalam kelas anak-anak diminta untuk duduk sesuai dengan kelompoknya, Guru memulai pembelajaran dengan hafalan doa, apersepsi dan memberi contoh cara mengerjakan kegiatan inti. b Kegiatan inti Kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu mengerjakan LKA, finger painting dan menyusun balok. Anak-anak dikondisikan untuk duduk di tempat duduk masing-masing dalam kelompok. Kegiatan yang pertama guru memberikan Lembar Kerja Anak LKA yaitu anak diminta untuk memilih dan melingkari baju sesuai dengan jenis kelaminnya. Kegiatan yang kedua yaitu melipat menggunakan kertas lipat membentuk baju. Kegiatan ketiga guru memberikan cat yang akan digunakan untuk finger painting. Anak-anak diminta untuk menggambar menggunakan jari dengan tema pakaianku. Setelah selesai anak-anak diminta untuk menjemur hasil karyanya.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP KEMAMPUAN PENGARUH PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MISBAHUL FALAH KLAYUSIWALAN KECAMATAN BATANGAN KABUPATEN PATI.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 18

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 4 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK KELOMPOK B (KELOMPOK SALMAN) RA Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (Kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo Tahu

0 2 18

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Raudhatul Athfal Taqiyya

0 3 18

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Raudhatul Athfal Taqiyya

0 1 19

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Rasa Percaya Diri Dan Kemampuan Interaksi Sosial Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Bustanul Athfal Aisyiyah Kunden Bulu Sukoh

0 0 15

PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK :Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Raudhatul Athfal (RA) Kelompok B di Parongpong Bandung Barat.

0 0 42

PENINGKATAN PERILAKU MORAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B RA HARAPAN MULIA DI KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN.

1 5 218

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN TANGGA LITERASI DI RA (RAUDHATUL ATHFAL) AL-BARAAKAH SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN.

0 0 166