commit to user 143
sebuah cara yang dipandang efektif oleh perusahaan. Seperti terlihat dari penuturan Rajim selaku penyuling kayu putih :
“Sebelum kerja disini dulu-dulunya saya di desa Jambusari saya bekerja sebagai penyadap kayu karet ngambil getah karet terus pergi ke sini 1,5
tahun terus langsung kerja disini, bapak saya asli Cigintung kebetulan anggota LMDH. Saya kan anaknya yang bekerja disini kan yang boleh
anggota LMDH tapi saya kan anaknya jadi boleh, saya mewakili bapak saya saya bekerja disini ya mulai dari nol sampe sekarang ini
117
.” Selain dikarenakan keterbatasan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang
tidak dapat menjangkau seluruh masyarakat sasaran program, kesibukan masyarakat sasaran program yang sebagain besar adalah bertani merupakan faktor
kendala perusahaan untuk mengumpulkan masyarakat. Sehingga penyampaian pesan melalui melalui opinion leader dalam LMDH ini diharapakan mampu
menjangkau seluruh masyarakat sasaran program. Opinion leader ini juga dipandang perusahaan lebih mengerti karakteristik dan sifat masyarakat sekitar
sehingga penyampaian pesan akan lebih efektif.
b. Pengorganisasian Program Community Development Penyulingan Kayu
Putih · Perhutani sebagai pelaksana teknis program penyulingan kayu putih
Pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini memang tidak dapat terlepas dari Perhutani. Sebagai pelaksana program, PT. Holcim Indonesia Tbk.
Cilacap menyadari bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada pihak ketiga. Untuk menjaga agar program ini dapat berjalan secara
berkelanjutan, perusahaan melakukan pengorganisasian program dengan melakukan pembagian tugas. Pembagian tugas dalam program ini dimaksudkan
117
Kutipan wawancara dengan Tukiran, selaku pengrajin kayu bakar, Selasa 16 November 2010
commit to user 144
perusahaan agar tidak terdapat kejelasan peran dari masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program.
Secara umum peran pihak PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap adalah melakukan pendampingan terhadap jalannya program serta membantu dalam hal
fasilitas terutama ketersediaan alat-alat penyulingan kayu putih, selain itu perusahaan juga memiliki peran untuk memotivasi masyarakat agar program ini
dapat terus berkelanjutan. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2
CRO 2 : “Tugas CRO utamanya adalah fasilitator, motivator, mempertemukan berbagai pihak, memberikan arahan-arahan
supaya bahwa ini adalah kegiatan yang berkelanjutan menyadarkan masyarakat tentang program ini, bagi yang memiliki lahan agar bisa ditanami kayu putih
118
.” Sedangkan pembagian tugas dalam hal teknis terkait penanaman,
perawatan maupun pelatihan pemanenan tanaman kayu putih hingga proses pelatihan penyulingan kayu putih dilaksanakan pihak Perhutani. KRPH Cilacap
sebagai pelaksana dari pihak Perhutani bertugas untuk memberikan pelatihan pengetahuan teknis, seperti cara merawat, dan memangkas daun kayu putih
hingga penyulingan daun kayu putih. KRPH Cilacap ini dibantu oleh seorang Mandor Petik daun kayu putih untuk mengawasi dan mendukung kelancaran
pelaksanaan program. Perusahaan sendiri menilai dengan adanya pembagian tugas yang jelas ini
menjadikan program yang dilaksanakan lebih terarah. Perusahaan memandang adanya target produksi minyak kayu puth yang ditetapkan Perhutani kepada
118
Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin 15 November 2010
commit to user 145
masyarakat merupakan hal yang positif. Selain merupakan cara agar program yang telah dijalankan tetap berkelanjutan juga dengan adanya target produksi
masyarakat sasaran program akan lebih terpacu dalam pelaksanaan program. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2
CRO 2 : “yang menarget Perhutani tujuan untuk memacu aktifitas mereka harapannya kegiatannya itu bisa sustain jadi mereka di kasi target
119
”.
c. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Sasaran Program