commit to user 43
kebutuhan akan program serta memberikan tambahan pendapatan dari kegiatan CSR kepada masyarakat. Namun, salah satu persoalan untuk melaksanakan
kegiatan penyulingan kayu putih adalah adanya kendala yang dihadapi masyarakat terkait pengadaan saranaalat penyulingan kayu putih.
Untuk mendukung program tersebut, keterlibatan masyarakat maupun stakeholder
sangat berpengaruh dalam memberikan sosialisasi mengenai program yang akan dilaksanakan perusahaan. Melalui opinion leader maupun lembaga
yang dibentuk perusahaan, masyarakat yang menjadi sasaran program mengetahui adanya program yang akan dijalankan sehingga masyarakat merasa dilibatkan
yang pada akhirnya terdapat kesepahaman antara pelaksana dengan sasaran kegiatan CSR.
6. Evaluasi Program CSR
Kegiatan CSR yang dilaksanakan perusahaan perlu dilihat lebih jauh bagaimana hasil yang dicapai apakah sudah mencapai tujuan yang diharapkan
bagi masyarakat maupun perusahaan, untuk itu perlu dilakukan evaluasi. Dalam konteks PR Lindenmann menyebut evaluasi PR adalah “setiap dan semua
penelitian yang dirancang untuk menentukan efektivitas relative sebuah program, kegiatan atau strategi PR dengan mengukur keluaran output, atau dampak
outcome program, kegiatan atau strategi itu berdasarkan sejumlah tujuan
objective yang sudah ditetapkan sebelumnya
57
.
57
Iriantara Yosal. Op.Cit, hal. 148
commit to user 44
Evaluasi memberikan kontribusi yang sangat besar bagi sebuah program. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk
pengambilan keputusan decision maker. Evaluasi dapat dipakai untuk menyelidiki seberapa luas program itu berhasil sehingga dapat dibuat keputusan-
keputusan, seperti
58
: 1. Menghentikan program karena dipandang bahwa program tersebut tidak
ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksanan sebagaimana diharapkan. 2. Merevisi program karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan
harapan 3. Melanjutkan program karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa
segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat
4. Menyebarluaskan program melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi program di lain waktu, karena program tersebut
berhasil dengan baik, bermanfaat dan perlu dilaksanakan lagi di lain waktu serta di tempat lain.
Terkait dengan hasil evaluasi program, dalam Journal penelitian yang diterbitkan Human Resource Planning Journal 301, pp. 30-35 dengan judul
“Corporate Social Responsibility in Global Health Fellows International Volunteering Program”
oleh Taryn Vian, M.Sc disimpulkan bahwa : Evaluasi atas program Pfizer Global Health Fellows menemukan bahwa
program tersebut telah memberikan dampak positif pada organisasi penerima, dan telah meningkatkan keterampilan pribadi dan profesional
pekerja dalam program tersebut. Temuan evaluasi menunjukkan bahwa program GHF bisa diperluas, baik dalam Pfizer atau melalui kerja sama
dengan perusahaan tambahan, untuk meningkatkan dampak program. Sebuah program diperluas akan meningkatkan manfaat bagi perusahaan
yang berpartisipasi serta Organisasi Mitra di negara berkembang.
Evaluasi program ini sendiri dapat dibedakan ke dalam berbagai jenis tergantung dari tujuan evaluasi dan fase kegiatan yang dievaluasi yaitu:
58
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan
, Bina Aksara, Jakarta, 1998, hal.8
commit to user 45
1. Evaluasi awal Pre-programme Evaluation Yaitu evaluasi sebagai alat analisa guna memperbaiki rencana kegiatan
atau rancangan suatu proyek. 2. Evaluasi Proses On Going Programme Evaluation
Yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung 3. Evaluasi akhir Expose Programme Evaluation
Yakni evaluasi yang digunakan untuk mengetahui pencapaian keseluruhan hasil kegiatan yang digunakan untuk mengetahui
pencapaian keseluruhan hasil kegiatan yang direncanakan dalam hubungan efisiensi, efektivitas, dan kemungkinan-kemungkinan dampak
hasil
Penelitian tentang program community development penyulingan kayu putih yang dilakukan oleh Departemen Community Relations PT Holcim
Indonesia Tbk Cilacap tergolong Evaluasi proses On Going Programme Evaluation
karena program community development penyulingan putih ini sudah berakhir perencanaannya, namun program tersebut masih berjalan hingga
sekarang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model CIPP Context, Input, Process, Product.
Pendekatan CIPP ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan program yang secara keseluruhan
memperhitungkan keterkaitan antar faktornya CIPP. Pendekatan model CIPP dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam dan
kawan-kawannya yang tergabung dalam kelompok ilmuwan Phi Delta Kapha 1967 di Ohio State University Amerika Serikat, dengan empat sasaran penelitian,
yaitu
59
: 1. Penilaian tentang konteks Context
Penilaian konteks adalah penilaian yang mengarah pada konteks kebutuhan yang terkait dengan lingkungan. Jadi yang dinilai di sini
adalah terkait latar belakang program, tujuan program, sasaran program serta kebutuhan-kebutuhan apa yang belum terpenuhi atau yang
59
Ibid , hal.39-40
commit to user 46
diperkirakan akan diperlukan tapi belum terpenuhi terkait dengan spesifikasi lingkungan. sebagaimana terkait dengan program, penilaian
konteks diperlukan untuk menilai apakah tujuan yang ingin dicapai yang telah dirumuskan dalam program benar-benar dibutuhkan dan apakah
telah disesuaikan dengan kebijakan pelaksana program.
2. Penilaian tentang masukan Input Meliputi pertimbangan tentang sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu program. Informasi- informasi yang terkumpul selama tahap penilaian, seharusnya digunakan
oleh pengambil keputusan untuk menentukan sumber dan strategi di dalam keterbatasan dan hambatan yang ada. Dalam evaluasi program
community development penyulingan kayu putih ini, penilaian input mengarah pada penilaian kemampuan pelaksana program software,
penilaian fasilitas, sarana dan dana hardware
3. Penilaian tentang proses Process Penilaian proses adalah penilaian yang mengarah pada proses
pelaksanaan program dalam upaya mencapai tujuan program. Dalam penilaian proses diperlukan catatan kejadian-kejadian yang muncul
selama program berlangsung. Catatan tersbut digunakan untuk menentukan kelemahan dan kekuatan pendukung dan penghambat
program jika dikaitkan dengan keluaran yang ditemukan. Tujuannya adalah membantu penanggungjwaban pemantauan agar lebih mudah
mengetahui kelemahan-kelemahan program dari berbagai aspek untuk kemudahan dapat dengan mudah melakukan perbaikan
4. Penilaian tentang hasil Product Penilaian yang dilakukan oleh penilai di dalam mengukur pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian ini berfungsi membantu penanggungjawab program dalam mengambil keputusan, meneruskan,
memodifikasi atau menghentikan program. Penilaian hasil memerlukan perbandingan antara hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Penggunaan model CIPP dilakukan, karena secara keseluruhan model CIPP memperhatikan keterkaitan secara menyeluruh dari konteksnya yang
meliputi informasi dari beberapa faktor mengenai kondisi dan karakteristik konteks sebelum dilaksanakan. Masukan yang diberikan sebagai persiapan
pelaksanaan program supaya berjalan lancar. Proses bagaimana program dilaksanakan dari awalnya dengan pendekatan apakah sesuai konteks dan
merupakan proses yang tepat untuk mencapai tujuan program.
commit to user 47
Dalam hal ini program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap dapat dikatakan berhasil
apabila program tersebut memberikan efek positif bagi sasarannya. Untuk melihat hal tersebut, digunakan parameter indikator eksternal berdasar sasaran dan tujuan
dari program yakni memberdayakan masyarakat Kelurahan Kutawaru melalui kegiatan produktif penyulingan kayu putih. Indikator tersebut meliputi
60
: · Indikator Ekonomi
§ Tingkat pertambahan kualitas dan prasarana § Tingkat kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat
§ Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara berkelanjutan · Indikator Sosial
§ Frekuensi terjadinya gejolak § Tingkat hubungan kualitas sosial antar perusahaan dengan masyarakat
60
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing, Gresik, hal.151
commit to user 48
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 1.4. Skema Penelitian Proses Komunikasi Departement Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap melalui Community
Development Penyulingan Kayu Putih
SaranMasukan bagi PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap
Public Relations
Departeman Community Relations
Perusahaan
PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap : memiliki tujuan menjalin
hubungan baik dengan masyarakat
Program CSR
Community Development Penyulingan Kayu Putih :
Memberdayakan masyarakat , Citra positif perusahaan
Publik
Masyarakat Kelurahan Kutawaru dan menjalin kemitraan dengan
Perhutani
EfekRespon
Dapat berupa tanggapan positif maupun negatif dari publik
terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk.Cilacap
Proses komunikasi Departement
Community Relations PT. Holcim Indonesia
Tbk. Cilacap melalui tahapan manajerial
fact finding, planning, communicating,
evaluation