Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development

commit to user 104

a. Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Community Development

Penyulingan Kayu Putih a.1. Kondisi Awal Sebelum Adanya Program Community Development Penyulingan Kayu Sebuah program CSR yang dijalankan oleh perusahaan dalam rangka membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar tentunya memiliki konsep latar belakang yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Tepat atau tidaknya sebuah program CSR yang dijalankan oleh perusahaan juga tidak dapat terlepas dari adanya research yang dilakukan oleh perusahaan terhadap suatu kebutuhan needs maupun keinginan wants masyarakat yang berada di sekitar perusahaan, yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan membuat program CSR di tengah masyarakat. Hal yang demikian juga terjadi pada program community development penyulingan kayu putih yang dilaksanakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap yang pelaksanaannya disesuaikan dengan adanya kebutuhan needs dan keinginan wants masyarakat Kelurahan Kutawaru akan adanya sebuah kegiatan usaha produktif penyulingan kayu putih. · Kurangnya kepedulian masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap hutan sekitar Program community development penyulingan kayu putih berawal dari kurang pedulinya masyarakat Kelurahan Kutawaru terhadap kelestarian hutan dengan ditandai adanya illegal logging yang marak terjadi pada tahun 2003-2004 di Kelurahan Kutawaru dimana banyak pohon-pohon yang menjadi tanaman pokok di ambil masyarakat untuk kayu bakar. Sebagaimana penuturan Achmad commit to user 105 Rifan selaku sekretaris LMDH : “Program kayu putih itu memang kan diawali dari kepedulian masyarakat terhadap hutan itu kan masih kurang, banyak pohon- pohon yang menjadi tanaman pokok dihutan itu rusak karena untuk bahan bakar untuk macem macem lah untuk keperluan masyarakat 74 .” Berawal dari peristiwa tesebut pemerintah melalui Perum Perhutani mengeluarkan kebijakan S.K Direksi No.136KPTSDIR2001. SK Gubernur No.242001 mengenai Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM. Dengan adanya PHBM ini, kawasan hutan yang ada di wilayah Kutawaru dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diolah. Untuk meminimalisir penjarahan kayu bakar oleh masyarakat, perwakilan masyarakat mengusulkan kepada Perhutani agar tanaman pokok yang ditanam adalah kayu putih. Seperti penuturan Achmad Rifan selaku sekretaris LMDH : “Kemudian disitu kami meminta kepada perum Perhutani khusunya BKPH Rawa Timur, agar tanaman pokok yang diperbanyak itu tanaman kayu putih, dengan alasan yang pertama kayu putih merupakan hasil hutan non kayu yang bisa dikatakan untuk meningkatkan apa namaya perekonomian masyarakat sekitar lebih cepat, kalau tadi saya bilang kalau kayu itu lama mas kalau itu kan lebih cepat mas, otomatis dengan satu tahun bisa panen dua kali panen lah mas walaupun maksimal itu 9 bulan tapi minimal 6 bulan itu sudah panen daun 75 .” Namun demikian, untuk dapat mengolah kawasan hutanlahan milik pemerintah dalam hal ini Perhutani, masyarakat Kelurahan Kutawaru diwajibkan Perhutani memiliki sebuah lembaga yang disebut Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH yang digunakan sebagai wadah untuk mengkoordinasikan masyarakat dalam kegiatan PHBM. Menanggapi hal tersebut pada tahun 2006 74 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 75 Ibid. commit to user 106 masyarakat Kutawaru membentuk wadah guna memperoleh kewenangan untuk mengolah lahan milik Perhutani, untuk memperlancar pembentukan wadah tersebut masyarakat Kutawaru meminta bantuan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk melakukan pembentukan lembaga tersebut dengan melibatkan akta notaris. Sebagaimana penuturan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 CRO 2 : “LMDH itu bukan maunya Holcim, hanya saja awalnya kita punya kegiatan yang berkaitan dengan nelayan yakni alih profesi dari nelayan jaring apung ke nelayan tambak, disana tambak yang ada milik Perhutani sehingga mau tidak mau kita sebagai institusi harus punya hubungan yang legal dengan institusi yang lain Holcim dengan Perhutani. Itu awal mulanya terbentuknya LMDH atas saran Perhutani, mereka menyarankan yakni dengan adanya LMDH 76 .” Dengan terbentuknya LMDH yang bernama Rahayuning Wana Kuncaraning Bawana Rawa Kuna di Kelurahan Kutawaru, secara aturan masyarakat yang tergabung didalamnya dapat mengelola lahan milik pemerintah secara legal, legal baik dari sisi Perhutani maupun aturan yang telah ditetapkan pemerintah melalui Perhutani. Dengan demikian masyarakat Kelurahan Kutawaru dapat menggunakan lahan garapan untuk bercocok tanam sesuai dengan yang mereka inginkan, namun untuk tetap menjaga kelestaraian ekosistem hutan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang ikut mengelola lahan pemerintah diharuskan Perhutani untuk menanam tanaman kayu putih yang ada di areal lahan garapan mereka, sehingga diantara tanaman-tanaman kayu putih terdapat tanaman palawija yang ditanam oleh masyarakat dengan sistem tumpang sari. Sebagaimana penuturan Busro selaku Ketua LMDH : “Penanaman kayu putih yang jarak 76 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 commit to user 107 tanaman nya 3x2 meter itu dibawah tegakkan masih bisa ditanami palawija seperti jagung, padi gaga, kacang tanah, cabe dsb 77 .” · Masalah masyarakat dalam mengolah hasil panen daun kayu putih Pada awalnya program penanaman kayu putih ini memang kurang diterima oleh masyarakat, karena pada akhirnya dianggap hanya menguntungkan dari sisi tanaman palawija yang mereka tanam daripada tanaman kayu putih. Hal ini dikarenakan hasil panen daun kayu putih harus dijual keluar wilayah Kelurahan Kutawaru. Karena harus dijual keluar wilayah Kelurahan Kutawaru masyarakat mengeluhkan biaya transportasi yang tinggi, para petani kayu putih ini pada akhirnya memilih untuk mematikan tanaman kayu putih yang mereka tanam. Sebagaimana penuturan Achmad Rif’an selaku sekretaris LMDH : “Namum memang awal-awalnya program ini kurang begitu diterima masyarakat karena mereka melihat akhirnya dari sisi palawijanya yang menguntungkan kayu putihnya malah gak menguntungkan kan begitu, kenapa karena daun kayu putih itu selalu dijual ke luar wilayah Kutawaru akhirnya ongkosnya tinggi akhirnya mereka lebih baik dimatikan saja, cuman karena masyarakat biar oleh Perhutani boleh bertani disitu terus seolah olah ditanam tapi habis itu diinjek terus mati, ditanam diinjek terus mati 78 ” · Usaha mendirikan pengolahan minyak kayu putih Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat memiliki inisiatif untuk mengusulkan pendirian pengolahan kayu putih di wilayah Kelurahan Kutawaru. Namun karena keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang ada, masyarakat Kelurahan Kutawaru tidak dapat mendirikan pengolahan kayu putih sendiri. Melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan masyarakat Kelurahan Kutawaru, 77 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 78 Kutipan wawancara dengan Achmad Rif’an selaku Sekretaris LMDH, Jumat 19 November 2010 commit to user 108 dengan diwakili oleh tokoh masyarakat setempat masyarakat mengajukan usulan kepada PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap untuk dapat membantu permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Saya dulu itu kan orang Perhutani saya yang ditraining di Gundih, setelah pensiun kenapa sih saya tidak bisa mendirikan pabrik? karena lahan ada, sementara waktu saya masih aktif saya telah menanam kayu putih untuk memperkejakan 63 hektar, karena saya ada minat ada sedikit ilmu namun modal tidak ada. Kepada siapa saya lari meminta bantuan? Saya lari ke Holcim, Holcim saya punya ilmu ini, bagaimana untuk saya kembangkan disana tapi saya tidak punya modal 79 ” Dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru tersebut diketahui akan adanya kebutuhan needs dan keinginan wants masyarakat Kelurahan Kutawaru untuk mengembangkan suatu usaha produktif berupa kegiatan penyulingan kayu putih. Sebagaimana dituturkan Harry Kusnanto selaku Community Relations Officer 2 CRO 2 : “Setelah kita ada kegiatan dengan nelayan, masyarakat sekitar hutan tanaman keras ini juga kepengin diberdayakan oleh Holcim, mereka dulunya sudah potensi tanaman kayu putih, sementara mereka sampaikan tanaman kayu putih harus dijual ke luar wilayah Kutawaru dan itu menjadi sumber utama bagi kilang-kilang yang ada di luar Kutawaru padahal secara kewilayahan Kutawaru itu bisa didirkan kilang kayu putih sendiri tanpa harus mensuplai kebutuhan kilang diwilayah lain, dari dasar itu akhirnya kita bantu dengan kilang. 80 .” Dari penjelasan di atasa diketahui bahwa pelaksanaan program penyulingan kayu putih ini merupakan inisiatif yang muncul dari pihak masyarakat kelurahan Kutawaru serta tidak terdapat unsur paksaan dari pihak PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap, sehingga program ini diterima dan disambut secara positif oleh masyarakat. Sebagaimana penuturan Busro H.S selaku Ketua LMDH : “Program ini sudah sesuai dengan masyarakat dan Holcim tidak 79 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 80 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 commit to user 109 memaksakan kepada masyarakat, sehingga pendapatan selain dari petik daun pendapatan juga berasal dari penjualan tanaman palawija sehingga bisa diterima oleh masyarakat 81 .” · Kebijakan PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap dalam melaksanakan CSR penyulingan kayu putih Perusahaan memandang Kelurahan Kutawaru memiliki sumber daya alam yang sangat potensial untuk pengembangan kegiatan penyulingan kayu putih ini, sehingga sebagai salah satu perusahaan yang berkembang di tengah masyarakat PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap menanggapi secara serius apa yang menjadi permasalahan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya dengan harapan hubungan baik yang telah terjalin dengan baik tetap terjaga. Kepedulian PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap terhadap masyarakat sekitar melalui program community development penyulingan kayu putih tersebut telah disesuaikan dengan visi misi pemberdayaan yang tertuang dalam kebijakan CSR Holcim dimana kebijakan yang digariskan Holcim dalam kegiatan operasinya berusaha untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitarnya melalui berbagai bentuk program community development dimana salah satunya adalah program community development penyulingan kayu putih. Sebagaimana penuturan Community Relations Officer 2 CRO 2: “Pelaksanakan program ini sudah sesuai dengan visi dan misi kebijakan Holcim Corporate karena dengan adanya penyuling di Kutawaru yang jelas akan meningkatan pendapatan mereka 82 . 81 Kutipan wawancara dengan Busro H.S selaku Ketua LMDH, Selasa 16 November 2010 82 Kutipan wawancara dengan Harry Kusnanto selaku CRO 2, Senin, 15 November 2010 commit to user 110 Misi dan kebijakan CSR yang diterapkan Holcim telah di legalkan menjadi sebuah kebijakan tertulis yang dijunjung tinggi dalam setiap operasional Holcim tidak hanya di Cilacap namun di seluruh Holcim Corporate di dunia. Misi dan kebijakan tertulis CSR Holcim tersebut berbunyi : “Kami melakukan pekerjaan dengan semua pemangku kepentingan, membangun dan memelihara hubungan saling menghormati dan percaya. Kami bertujuan untuk berkontribusi memperbaiki kualitas hidup dari pekerja kami, keluarga mereka dan komunitas sekitar kami. 83 ” Munculnya konsep 3 bottom line 3P, yakni Profit, People, Planet. yang dikemukakan oleh John Elkington juga dinilai telah menjadi dasar operasional Holcim dalam melakukan aktivitas perusahaan. Sebagaimana penuturan Kusdiharto selaku Community Development Coordinator : “Kita punya dasar operasional Holcim itu 3 bottom line, three angel house jadi operasionalnya Holcim dimana berada diseluruh dunia harus berdasar three angel house itu, jadi sudut yang pertama itu creating value jadi operasionalnya Holcim harus berujung pada keuntungan, itu yang angel atas, yang angel bawah kanan, itu suistainable environment operasionalnya Holcim harus memperhatikan lingkungan, yang angel kiri namanya CSR jadi corporate social responsibilty, jadi operasional Holcim harus bertanggungjawab kepada masyarakat, jadi inilah yang mendasari operasionalnya Holcim, sehingga Comrel kebagian angel yang kiri kebagian CSR. 84 .” Dalam setiap kegiatan operasional Holcim pada hakikatnya adalah mencari keuntungan profit yang digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dan lingkungan PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap berkomitmen untuk berupaya memberikan 83 Pernyataan Misi dan Kebijakan CSR Holcim Corporate 84 Kutipan wawancara dengan Kusdiharto selaku Comdev Coordinator, Jumat, 26 November 2010 commit to user 111 manfaat kepada masyarakat yang dituangkan dalam berbagai bentuk kepedulian yang menyentuh kebutuhan masyarakat dimana salah satu bentuknya adalah kegiatan community development penyulingan kayu putih.

b. Tujuan Program Community Development Penyulingan Kayu Putih

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Community Development Program Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap

0 7 11

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI MEREKA DALAM PROGRAM CSR PT HOLCIM INDONESIA Tbk – CILACAP PLANT.

0 4 13

PARTPT H PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI MEREKA DALAM PROGRAM CSR PT HOLCIM INDONESIA Tbk – CILACAP PLANT.

0 7 14

SISTEM PERSEDIAAN BATU BARA DI PT HOLCIM INDONESIA TBK PABRIK CILACAP SISTEM PERSEDIAAN BATU BARA DI PT HOLCIM INDONESIA TBK PABRIK CILACAP.

0 4 10

IDENTIFIKASI MODEL PUBLIC RELATIONS DALAMAKTIVITAS COMMUNITY RELATIONS IDENTIFIKASI MODEL PUBLIC RELATIONS DALAM AKTIVITAS COMMUNITY RELATIONS (Studi Kasus pada Program Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap).

0 2 14

PENDAHULUAN IDENTIFIKASI MODEL PUBLIC RELATIONS DALAM AKTIVITAS COMMUNITY RELATIONS (Studi Kasus pada Program Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap).

0 3 44

KESIMPULAN DAN SARAN IDENTIFIKASI MODEL PUBLIC RELATIONS DALAM AKTIVITAS COMMUNITY RELATIONS (Studi Kasus pada Program Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap).

0 5 20

PROSES PENYELESAIAN PERSELISIHAN KEPENTINGAN DI PT HOLCIM INDONESIA Tbk Proses Penyelesaian Perselisihan Kepentingan di PT Holcim Indonesia Tbk (Studi Kasus di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang).

0 4 17

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (KASUS PT. HOLCIM INDONESIA TBK CILACAP PLANT).

0 0 14

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Kasus Pt. Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant) COVER

0 1 14