commit to user 33
1. Leadership kepemimpinan, program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan top management, terdapat kesadaran filantropik
dari pimpinan yang menjadi dasar pelaksanaan program 2. Proporsi bantuan, CSR dirancang bukan semata-mata pada kisaran
anggaran saja, melainkan juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya apabila areanya luas, maka anggarannya harus besar
3. Transparansi dan Akutabilitas, terdapat laporan tahunan annual report 4. Cakupan Wilayah Coverage Area, terdapat identifikasi penerima
manfaat secara tertib dan rasional berdasarkan skala prioritas yang ditentukan
5. Perencanaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi 6. Pelibatan Stakeholder stakeholder engagement
7. Keberlanjutan Sustainability, terjadi alih peran dari perusahaan ke
masyarakat, tumbuhnya rasa memiliki program pada diri masyarakat 8. Hasil Nyata Outcome, memberikan dampak ekonomi masyarakat yang
dinamis, terjadi penguatan komunitas.
3. Community Development Sebagai Bentuk Kegiatan Corporate Sosial
Responsibilty CSR
Salah satu ruang lingkup kegiatan CSR yang dapat dilakukan dan dipraktekan perusahaan adalah dengan melibatkan komunitas sekitar dengan
kegiatan pengembangan masyarakat lokal atau community development. Masyarakat lokal yang dimaksud disini adalah masyarakat yang berada di sekitar
operasi perusahaan dan tidak memiliki hubungan secara kontraktual dengan perusahaan. Kegiatan CSR melalui community development diupayakan agar
mampu memberdayakan potensi masyarakat lokal sehingga dapat memberi manfaat jangka panjang bagi perusahaan dan masyarakat itu sendiri.
Budimanta
46
mendefinisikan community development sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diselenggarakan secara sistematis, terencana, dan
46
Reza Rahman, Op.Cit. hal.8
commit to user 34
diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik.
Secara hakikat community development merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh perusahaan, pemerintah, terhadap komunitas
lokal. Artinya, perusahaan adalah sebuah elemen dari serangkaian elemen yang ada dalam masyarakat. Sebagai salah satu elemen, perusahaan masuk dalam
struktur sosial masyarakat setempat dan berpengaruh terhadap elemen lain yang ada. Dengan kesadarannya, perusahaan harus dapat membawa komunitas lokal
kearah kemandirian tanpa merusak tatanan sosial budaya yang sudah ada. Dalam Journal of International Social Research Volume 29 halaman 204
Fall 29 dengan Corporate Social Responsibility And Its Role In Community Development: An International Perspective
oleh Maimunah Ismail disebutkan bahwa :
“Pemberdayaan masyarakat merujuk pada inisiatif yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan kemitraan dengan organisasi eksternal atau korporasi
untuk memberdayakan individu dan kelompok masyarakat dengan menyediakan kelompok-kelompok dengan keterampilan yang mereka
butuhkan untuk menghasilkan perubahan di komunitas mereka sendiri”
Pelaksanaan CSR melalui community development menurut AB Susanto
47
dapat dilakukan dengan siklus pengembangan komunitas yang dimulai dengan berprinsip pada development, yakni pengembangan konsep, tujuan, dan sasaran
program berdasar community needs analysis atau analisa kebutuhan komunitas. Dalam melakukan analisis kebutuhan, perusahaan harus benar-benar dapat
memenuhi kebutuah Needs Analisis, dan bukan sekedar membuat daftar
47
Reza Rahman, Op. Cit, hal. 34
commit to user 35
keinginan list of Wants yang bersifat sesaat. Analisis kebutuhan harus dilakukan secara cermat agar dapat menggali kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya
dibutuhkan oleh masyarakat banyak, bukan merupakan keinginan beberapa orang saja, apakah tokoh masyarakat, atau kepala desa yang mempunyai kewenangan
menentukan keputusan
48
. Dalam melaksanakan tahap ini komunitas yang menjadi sasaran dilibatkandidorong untuk berpartisipasi aktif involve.
Tahap selanjutnya adalah sosialisasi socialize program kepada seluruh komunitas, sehingga sebagai sasaran program komunitas merasa memiliki dan
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan serta keberhasilan program. Dalam tahap sosialisasi ini merupakan tahap yang penting, sosialisasi hendaknya melalui media
dengan pesan komunikasi yang tepat. Selanjutnya program yang disajikan untuk direalisasikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan komunitas cater.
Perusahaan harus mampu mengakomodasi tentang needs, desire, interest, dan wants
yang muncul dalam komunitas dan terkait dengan pelaksanaan proyek, korporat sebaiknya menggunakan tenaga kerja setempat utilize. Tahap terakhir
adalah socialize, yang berarti sosialisasi program community development kepada pihak luar melalui aktivitas PR.
Kegiatan CSR yang dilakukan PR perusahaan melalui community development
mengandung upaya untuk meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki participating and belonging together terhadap program yang
dilaksanakan, dan harus mengandung unsur pemberdayaan masyarakat.
48
Komunitas,Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume 4, Nomor 1, Juni 2008, hal 103
commit to user 36
Sebagaimana dikemukakan Jim Ife dan Frank Tesoriero
49
bahwa partisipasi sebagai suatu konsep dalam community development merupakan sebuah konsep
sentral dan prinsip dasar dari community development. Peningkatan partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat social
empowerment, secara aktif yang berorientasi pada pencapaian hasil pelaksanaan
program yang dilakukan masyarakat. Dalam pelaksanaannya program community development
yang dilaksanakan perusahaan dapat dijalankan melalui beberapa pendekatan yakni :
1. Perencanaan dengan sistem “top down planning” artinya adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai pemberi gagasan
awal serta perusahaan berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya program yang berwal dari perencaan hingga proses evaluasi, dimana
peran masyarakat tidak begitu berpengaruh. 2. Perencanaan dengan sistem “bottom up planning” artinya adalah
perencanaan yang dilakukan dimana masyarakat lebih berperan dalam hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi program yang
telah dilaksanakan sedangkan perusahaan hanya sebagai fasilitator dalam suatu jalannya program.
Pada perkembangannya konsep CSR perusahaan melalui kegiatan community development
membutuhkan kemitraan diantara stakeholders seperti pemerintah dan masyarakat civil society atau yang dikenal dengan istilah Tri-
49
Jim Ife, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi: Community Development, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, hal. 294
commit to user 37
Sector Partnership
50
. Melalui kemitraan ini diharapkan program community development
yang dilaksanakan tidak berjalan sendiri-sendiri atau tidak tumpang tindih.
Gambar 1.3. Tri Sector Partnership
Dengan melibatkan kemitraan 3 pilar utama dalam negara yakni pemerintah, masyarakat dan korporasi masing-masing pihak yang terlibat dalam
pola kemitraan mempunyai potensi yang bisa dikembangkan untuk saling berkolaborasi dalam mengembangkan program community development.
Sebagai bentuk konsep yang membangun masyarakat sekitar kehadiran CSR yang dilaksanakan perusahaan melalui community development mampu
memberikan kontribusi dan manfaat nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat sasaran dan perusahaan pelaksana. Pada umumnya community development
dianggap sebagai sarana yang tepat untuk melaksanakan aktivitas CSR. Menurut Soetomo
51
hal ini ditunjukan dari beberapa pertimbangan. Pertama, sesuai dengan karakteristik melalui program community development dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan unsur modal sosial baik yang dimiliki dunia usaha maupun masyarakat. Perusahaan dapat membangun citra sehingga dapat berdampak pada
50
Prof. Dr. Dwi Kartini, Op. Cit. hal.52
51
Dr. Mukti Fajar ND, Op. Cit, hal. 229
Pemerintah
Masyarakat, Institusi Pendidikan
Korporasi
commit to user 38
perluasan jaringan dan peningkatan trust. Sementara itu bagi masyarakat lokal, dapat dikembangkan dan dimanfaatkan solidaritas sosial, kesadaran kolektif,
mutual trust dan resiprokal untuk mendorong tindakan bersama guna
meningkatkan kondisi kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural masyarakat. Kedua,
melalui community development diharapkan adanya hubungan sinergis antara kekuatan dunia usaha melalui berbagai bentuk bantuannya dengan
potensi yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, CSR bukan semata- mata karitatif, melainkan usaha untuk mengembangkan kapasitas masyarakat
secara berkesinambungan dan terlembagakan. Ketiga, aktivitas bersama antara dunia usaha dengan masyarakat, terutama masyarakat lokal melalui community
development dapat difungsikan berbagai sarana komunikasi. Apabila komunikasi
sudah terlembagakan, berbagai persoalan dalam hubungan dunia usaha dengan masyarakat dapat dibicarakan melalui proses dialog yang elegan untuk
mengakomodasi kepentingan semua pihak.
4. Bentuk-Bentuk Program Community Development