Elemen Wacana Semantik

4.3 Elemen Wacana Semantik

Florence Sihombing yang dalam kicauan- Katagori semantik ini adalah latar, detail,

nya di media sosial telah menghina Sultan maksud, praanggapan, dan nominalisasi ka-

dan masyarakat Yogya, akhirnya meminta rena katagori-katagori tersebut memiliki makna

maaf.

dan maksud yang hampir sama. Penggunaan elemen wacana semantik melalui penggunaan

Kalimat ini tergolong kalimat aktif, yakni bahasa pada kasus Florence yang dimuat da- dengan menempatkan Florence si pelaku peng- lam berita di KR dapat diketahui dari berbagai hinaan masyarakat Yogya sebagai subjek.Kalau edisi yang dapat digambarkan sebagai berikut. dicermati, penempatan Florence di awal frasa

Berita yang dimuat pada tanggal 31 Agus- atau kalimatakan menggiring pembaca menilai tus 2014 yakni pada saat Florence diperiksa di dalam masalah ini Florence yang melakukan Polda DIY, berjudul “Ngeyel dan Tak Koope- kesalahan. Pada sisi lain sosok Florence oleh ratif Florence Akhirnya Ditahan”. Mencermati harian KR ditempatkan sebagai isu sentral dan judul berita tersebut khalayak sudah mulai penting karena ditempatkan pada awal kali- digiring untuk menentukan arah mana pan- mat, bukan Sultan atau elemen masyarakat dangannya. Bahasa dalam kalimat tersebut Yogyakarta sebagai pelapor. jelas mengajak pembaca untuk tidak setuju

Mencermati penggunaan bahasa dalam atau membenci Florence karena sikapnya yang harian KR, berita dugaan penghinaan yang ‘ngeyel’ dan ‘tidak kooperatif’. Secara detail ha- dilakukan Florence kepada masyarakat Yogya- rian KR memuat berita atas sikap tak kooperatif karta terlihat pada edisi tanggal 9 September Florence saat diperiksa oleh Penyidik Polda DIY 2014yang berjudul dengan judul berita “Flo- yang berujung pada penahanan atas diri Flo- rence Diskors 1 Semester”. Kalimat yang me- rence. Secara panjang lebar KR menguraikan nunjukkan koherensi tersebut, yakni kronologis pemeriksaan Florence. Diberitakan

Postingan tersebut berbuntut panjang dan bahwa Florence enggan menandatangani surat

Florence dilaporkan ke Polda DIY oleh perintah penahanan maupun berita acara pe-

LSM Jangan Khianati Suara Rakyat meriksaan (BAP). Bahkan, KR juga memberita-

(Jatisura)......

kan alasan penyidik melakukan penahanan, serta ancaman hukuman yang hingga 5 tahun

Dalam pernyataan ini ada dua kalimat kurungan.

yang berbeda, di antaranya ditandai dengan Sangat menonjol keinginan KR mengarah- kata penghubung dan. Satu kalimat berbunyi,

kan pembaca untuk menolak Florence. Di “Postingan tersebut berbuntut panjang” kalimat antaranya dalam edisi 31 Agustus 2014 berita berikutnya tertulis “Florence dilaporkan ke Polda dilengkapi dengan insert “kronologi ulah Flo- DIY oleh LSM Jangan Khianati Suara Rakyat (Jati- rence”. Dalam hal ini wartawan tidak melaku- sura )”. Kalimat kedua setelah kata sambung dan kan cover both side. Wartawan yang seharusnya menjadi kalimat yang berfungsi sebagai penje- melakukan check and recheck kepada pihak Flo- las kalimat pertama. Dua kalimat yang berbeda rence atas ulahnya tersebut.

tersebut setelah dihubungkan menjadi kalimat yang menyatakan sebab akibat.

Termasuk dalam elemen wacana sintaksis Elemen Wacana Sintaksis terwujud dalam ini adalah ‘kata ganti’, KR, dalam terbitannya katagori sintaksis ini adalah bentuk kalimat, ko- menggunakan kata ganti Florence Sihombing

4.4 Elemen Wacana Sintaksis

PROSIDING PROSIDING

Begitu juga dengan penggunaan bahasa menyatakan kata ganti Florence Sihombing. jawa yang menyebut bahwa Florence ngoceh.

Misalnya pada edisi 5 September 2014, melalui Kata ini sebenarnya biasa dipakai untuk menye- kalimat yang berbunyi:

but kicauan/suara burung. Barangkali KR Kedatangan mahasiswa S2 Fakultas Hu-

ingin menyamakan istilah yang biasa dipakai kum UGM ke Kantor Gubernur DIY itu

dalam dunia maya, yaitu berkicau dengan ngo- untuk meminta maaf.......

ceh. Penggunaan kata ngeyel dan ngoceh seba- gaimana ditampilkan dalam berita menunjuk-

Dalam hal ini jelas yang dimaksudkan kan keinginan wartawan untuk menggiring mahasiswa S2 Fakultas Hukum UGM tersebut pembaca/khalayak dan akhirnya mendukung adalah Florence Sihombing. Ada kata ganti sikap wartawan untuk menolak sikap Florence yang lebih unik lagi untuk menyebut Florence dalam realitas berita yang ditampilkan dalam Sihombing. KR memakai istilah perempuan. teks. Penyebutan dengan istilah perempuan tersebut dimuat dalam edisi 29 Agustus 2014.

4.6 Elemen Wacana Retoris

Penggunaan istilah ‘perempuan’ untuk Elemen wacana retoris termasuk grafis, menyebut Florence Sihombing sebenarnya ku- metafora, dan ekspresi. Elemen grafis sengaja

rang, setidaknya dalam prinsip umum etika ditampilkan dalam teks berita dengan tujuan jurnalistik.

untuk memberi bobot yang lebih besar dari teks lainnya atau yang dianggap lebih penting. Se-

dangkan elemen metafora biasa digunakan Elemen wacana stilistik adalah pilihan kata oleh wartawan sebagai ornamen pembenaran yang dipakai wartawan untuk menunjukkan atas pendapat dengan tujuan untuk memba- sikap dan ideologi tertentu. Fakta yang sama ngun kepercayaan kepada publik. dapat menggunakan kata lain yang memiliki

4.5 Elemen Wacana Stilistik

Dalam kasus dugaan pencemaran atau makna sama, tetapi secara ideologis menun- penghinaan yang dilakukan Florence kepada

jukkan bagaimana pemaknaan seseorang ter- warga Yogya, penggunaan elemen grafis lebih hadap realitas. Penggunaan elemen leksikon banyak ditampilkan dalam bentuk gambar dalam pemberitaan kasus Florence di harian daripada bentuk lainya, seperti caption, raster KR cukup banyak. Namun, dalam tulisan ini atau grafik. Namun, beberapa edisi juga men- penulis hanya menunjukkan beberapa bagian cantumkan insert berita dalam satu judul berita. saja. Misalnya, penggunaan istilah ngeyel,

Misalnya, pada edisi 31 Agustus 2014, sebagaimana diberitakan KR pada edisi 31 berita berjudul “Florence Akhirnya Ditahan”.

Agustus 2014. Begitu juga dalam kalimat pada Berita tersebut, selain berisikan alasan Penyidik edisi 29 Agustus 2014 yang menggunakan menahan Florence, memliki insert berita de- ngoceh . Kata ngeyel ialah bahasa Jawa. Kalau ngan judul “Kronologi Ulah Florence”. Tentu dikonotasikan dalam bahasa Indonesia, berarti saja dengan memasukkan insert berita dalam “keras kepala”, “melawan”, atau “memban- halaman berita, wartawan memiliki keinginan del”. Ngeyel bisa juga diartikan sebagai sikap untuk menonjolkan bahwa berita tersebut me- yang menolak untuk melakukan sesuatu yang miliki arti penting, apalagi dipertegas dengan seharusnya ditaatidengan disertai sikap kurang warna merah pada insert berita tersebut. simpatik. Dari penggunaan istilah ngeyel KR

Analisis Wacana Penggunaan Bahasa Pemberitaan Penghinaan Masyarakat Yogyakarta ...

nai ulah Florence pada saat dilakukan penyi- dikan di Polda DIY. Lebih dari itu, bila dicer- mati, insert berita di KR tersebut merupakan upaya dan strategi wartawan untuk meyakin- kan kepada khalayak bahwa Florence Sihom- bing, dalam kasus penghinaan warga Yogya, layak untuk ditahan.

Penggunaan majas metafora dalam pem- beritaan Florence Sihombing di harian KR, Gambar : 1 Florence pada saat berada di SPBU dapat ditemukan di antaranya dengan peng- gunaan istilah-istilah angkat bicara, dan ber- Gambar 1 menunjukkan pada saat Flo- buntut panjang . Misalnya, pada edisi 31 Agustus rence Sihombing berada di SPBU untuk mengisi 2014, melalui penggunaan metafora: BBM, tampak di belakang Florence petugas

Forum Komunikasi Batak (FKB) DIY “ang- SPBU dan di depannya anggota TNI yang men-

kat bicara” soal kasus Florence Sihombing. coba untuk memberikan pengertian kepada Florence. Foto tersebut juga mengekspresikan

Penggunaan kata “angkat bicara” bukan kemarahan Florence dengan menunjuk-nunjuk menujukkan arti sebenarnya melainkan untuk

ke suatu tempat. Gambar atau foto ini memberi menggambarkan kalau FKB yang merupakan efek kognitif kepada khalayak tentang sikap Flo- perkumpulan atau organisasi masyarakat war- rence Sihombing dengan pencitraan yang ne-

ga Batak yang berada di Yogyakarta ikut me- gatif. Sama halnya dengan gambar media sosial nyampaikan pendapat dalam kasus Florence

yang dipakai oleh Florence Sihombing untuk Sihombing. Begitu juga dengan penggunaan memposting kalimat bernada hujatan yang di- kata “berbuntut panjang” seperti yang dimuat arahkan kepada masyarakat Yogyakarta. Gam- dalam berita KR edisi 13 November 2014, de- bar-gambar yang ditampilkan oleh harian KR ngan penggalan kalimat sebagai berikut: ini mengindikasikan keinginan wartawan un-

....Postingan tersebut “berbuntut panjang” tuk menunjukkan kepada khalayak bahwa dan Florence dilaporkan ke Polda DIY.......

informasi tersebut memiliki arti penting dan laporan yang dimuat adalah benar.

Penggunaan kata berbuntut panjang pada berita tersebut tidak bukan menujukkan arti yang sebenarnya, tetapi untuk menggambar- kan kalau kata-kata Florence Sihombing yang disinyalir menghujat masyarakat Yogyakarta melalui jejaring sosial terus bergulir. Keinginan untuk memperkaraakan Florence semakin kuat meskipun Florence sudah meminta maaf kepa-

da masyarakat Yogyakarta dan Sultan. Indika-

Gambar 2: Insert Berita

sinya, sejumlah elemen masyarakat Yogyakarta tetap ngotot pada pendirianya dengan tidak

Insert berita dan pemberian warna se- bersedia mencabut laporannya ke pihak Polda bagaimana ditampilkan dalam halaman berita