Kalimat Imperatif Direktif
4.1 Kalimat Imperatif Direktif
juga menyatakan bahwa tutur ilokusi berlang- Kalimat imperatif atau juga dikenal de-
sung dalam keadaan menyenangkan dan ngan kalimat perintah, dalam linguistik bahasa
mengenakkan. Sementara, tindak perlokusi Arab disebut al-Amr. Basyuni Abdul Fattah
adalah tindak tutur untuk menimbulkan atau (1998: 286) memberi definisi al-Amr menuntut
menyebabkan konsekuensi tertentu pada pen- dilakukannya suatu perbuatan, dan tuntutan
dengar/pembaca atau orang lain.
PROSIDING PROSIDING
Berikut ini disampaikan beberapa ayat al- dari lawan tutur, dan tuntutan itu datangnya Quran yang menggunakan bentuk kalimat
dari arah yang lebih tinggi. imperatif direktif dalam bahasa al-Qurân: Kalimat perintah ini mempunyai empat piranti (Basyuni Abdul Fattah, 1998: 286, Abd Al-Aziz Atiq, 2004: 62-64): (1) Bentuk Perintah
Artinya:
( ), baik dari fi’il tsulasi (kata kerja yang Hai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu terdiri atas tiga huruf), rubâ’i (kata kerja yang
dengan sungguh- sungguh’ (QS. Maryam: 12).
terdiri atas empat huruf), khumâsi (kata kerja yang terdiri atas lima huruf), maupun sudâsi (kata kerja yang terdiri atas enam huruf). Semi-
sal
(Sembahlah Allah siang
dan malam), (Berbuat baiklah Anda sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu). Kata ﺪــﺒﻋﺍ (u’bud/ sembahlah) dan kata
(ahsin/berbuat
baiklah Anda) adalah kata kerja perintah. (2) Artinya: Fi’il mudhâri’ yang didahului oleh lam perintah.
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan
Semisal
orang yang disempitkan rezekinya hen- daklah Ibrahim membaca al-Quran tiap hari),
(Hen-
daklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
juga kalimat memikulkan beban kepada seseorang me- lainkan sekedar apa yang Allah berikan
(Hendaklah tiap orang Muslim memulai peker- kepadanya. Allah kelak akan memberikan jaannya dengan membaca basmalah). Kalimat
kelapangan sesudah kesempitan (QS. Ath- (liyaqra’/hendaklah ia membaca) dan
Thalâq: 7).
(liyabda’/hendaklah ia memulai) adalah kata kerja mudhari ’yang didahului oleh lâm
perintah. (3) Isim fi’il amr (
). Se-
misal
(Marilah menunaikan
shalat) juga
(Marilah menca-
Artinya:
pai keuntungan), dan (4) Bentuk mashdar yang Hai orang-orang yang beriman, jagalah
menggantikan bentuk fi’il
amr -nya
dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan (
Semisal
memberi mudharat kepadamu apabila ka- mu telah mendapat petunjuk. Hanya ke-
(Dan terhadap orang tua,
pada Allah kamu kembali semuanya, ma- ka Dia akan menerangkan kepadamu apa
Imperatif Direktif dalam Gaya Bahasa Al-qurân: Analisis Tindak Tutur Imperatif Direktif dalam Gaya Bahasa Al-qurân: Analisis Tindak Tutur
dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi memberi mudharat kepadamu, asal kamu
Allah SWT itu luas (QS. Az-Zumar: 10). telah mendapat petunjuk. Tapi tidaklah berarti bahwa orang tidak disuruh berbuat
Pada contoh tersebut di atas yang menjadi yang ma’ruf dan mencegah dari yang
kalimat deklaratif adalah ujaran yang berbunyi munkar (QS. QS. Al-Mâidah: 105).
(Bumi Allah SWT itu luas). Ayat ini turun dalam konteks perintah Allah
Artinya: kepada kaum Muslimin agar mempersiapkan dan berbuat baiklah kepada ibu bapa (QS.
diri melakukan hijrah dari Makah ke Madinah, An-Nisâ: 36)
serta menyuruh mereka agar bersikap tabah lantaran meninggalkan tanah air, anak ke-
Kata khudz ’ambillah’, liyunfiq ‘hendaklah luarga, dan handai tolan. Dalam pelaksanaan memberi nafkah’, ‘alaikum anfusakum ‘jagalah hijrah ini, Allah SWT juga memberi kabar gem- dirimu’, dan ihsânan ’berbuat baiklah’ adalah bira bahwa kaum muslimin akan mendapatkan piranti kalimat perintah dalam bahasa Arab. ketenangan dalam melakukan perintah-perin- Kata khudz adalah bentuk fi’il amr dari kata ker- tah-Nya. Hal itu tampak dalam firman-Nya ja akhadza yang berarti mengambil. Kata liyunfiq yang singkat
(Bumi Allah SWT adalah bentuk fi’il mudhâri’ yang didahului oleh lâm al-amr yang berfungsi menjadikan kata ker- itu luas). Ash-Shabuni (1973) memahami kali-
mat berita tersebut sebagai kalimat imperatif, ja mudhari’ tersebut menjadi perintah (hendak-
lah memberi nafkah). Kata dinamakan bentuk yaitu isim fi’il amr yang mempunyai arti jagalah diri- (hendaklah kamu sekalian hijrah dari kampung mu; sedangkan kata ihsânan adalah berbentuk kekafiran [Makah] menuju pada kampung mashdar yang difungsikan sebagai fi’il amr keimanan [Madinah]). (kata kerja perintah) yang berarti (ahsin) ber-
Bila dicermati dari perspektif tindak tutur, buat baiklah kamu kepada orang tua.
dapat dikemukakan bahwa tindak lokusinya Dalam pandangan Searle, kalimat impera- dari ujaran tersebut adalah wujud formal dari
tif yang disampaikan oleh penutur kepada mi- kalimat deklaratif itu sendiri, yaitu pemberita- tra tutur tidak harus linear dengan wujud for- huan dari penutur (Allah SWT) kepada petutur malnya. Kalimat imperatif juga dapat (kaum Muslimin) bahwa bumi Allah itu luas, digunakan untuk maksud-maksud lain, seperti tidak hanya sebatas kota Makkah. Tindak ilo- anjuran, ancaman, dan permohonan.
kusinya adalah memberi rasa optimisme dalam menghadapi hidup ini, terutama tindakan hi-