Hasil Pembahasan

4. Hasil Pembahasan

tipe memberi, misalnya,tergolong verba berar- Data menunjukkan bahwa kategori verba

gumen tiga (Kaswanti Purwo,1989: 1). Argu- yang berargumen tiga dalam bahasa Jawa ber-

men yang menyertai verba itu oleh tata bahasa- bentuk N-/-ake dan N-/-i. Ketiga argumen itu,

wan kasus diberi nama berdasarkan peran (role) satu berposisi pada urutan sebelah kiri. Dua

semantisnya, seperti “agen”, “pasien”, “instru- argumen lainnya berada pada urutan sebelah

men” (Kaswanti Purwo,1989: 2). Selanjutnya, kanan. Kedua bentuk verba yang menentukan

dijelaskan bahwa tata bahasa dibangun di kehadiran tiga argumen itu dipaparkan pada

sekitar verba sebagai pusatnya. Verba tersebut

bagian berikut.

mempunyai valensi ‘seperangkat relasi yang menggantung yang terungkap dalam wujud

peran’ (Kaswanti Purwo,1989: 2).

Bentuk Verba Berargumen Tiga dalam Bahasa Jawa

4.1 VerbaN-/-ake

sasaran, dan Nawawi ‘nama orang’ berfungsi

Kehadiran verba N-/-ake berfungsi seba- sebagai objek, berperan sebagai tujuan. gai predikat yang menuntut hadirnya tiga sa-

Kategori verba nggawekake‘membuatkan’ tuan lingual sebagai argumennya. Satu satuan pada kalimat (3) dibentuk dari dasar gawe lingual itu berposisi di urutan sebelah kiri ber- ‘buat’ dan imbuhan N-/-ake. Verba tersebut me- fungsi sebagai subjek dan dua satuan lingual nuntut hadirnya tiga satuan lingual sebagai lainnya berposisi di urutan sebelah kanan, ber- argumennya. Satu unsur berposisi di sebelah fungsi sebagai objek dan pelengkap. Sebagai kiri, berkategori nomina, yaitu Sutinah ‘nama penjelasnya, diberikan contoh berikut.

wanita’, berfungsi sebagai subjek, berperan se- bagai pelaku. Dua unsur lainnya berposisi di

(1) Anton nulisake layang Leni. sebelah kanan, berkategori nomina, yaitu un-

Anton menuliskan surat Leni ‘Anton menuliskan Leni surat.’

jukan ‘minuman’, berfungsi sebagai pelengkap, berperan sasaran, dan bapak ‘ayah’ berfungsi

(2) Basuki nggambarake pemandhangan sebagai objek, berperan penerima. Nawawi.

Basuki menggambarkan pemandangan Tipe verba yang mengisi predikat pada ka- Nawawi

limat (1)—(3) tergolong verba benefaktif, mela- ‘Basuki menggambarkan Nawawi

kukan perbuatan seperti yang tersebut pada pemandangan.’

dasar untuk orang lain sebagai penerimanya. (3) Sutinah nggawekake unjukan Bapak.

Untuk mengeksplisitkan hubungan makna ter- Sutinah membuatkan minuman Bapak

sebut, dapat dimunculkan preposisi kanggo di ‘Sutinah membuatkan Bapak minuman.’

sebelah kiri satuan lingual yang berperan seba- gai penerima. Untuk itu, kalimat (1)—(3) dapat

Verba nulisake ‘menuliskan’pada kalimat diubah menjadi berikut ini.

(1) berfungsi sebagai predikat.Verba tersebut diturunkan dari dasar tulis dengan imbuhan (1a) Anton nulis layang kanggo Leni. N-/-ake yang mempunyai perilaku semantis

‘Anton menulis surat buat Leni.’ menuntut hadirnya tiga satuan lingual sebagai (2a) Basuki nggambar pemandhangan kanggo argumennya. Satu unsur berkategori nomina

Nawawi.

Anton ‘nama orang’ berposisi di sebelah kiri, ‘Basuki menggambar pemandangan berfungsi sebagai subjek, berperan sebagai

buat Nawawi.’

pelaku. Dua unsur yang berposisi di sebelah (3a) Sutinah nggawe unjukan kanggo Bapak. kanan berkategori nomina, yaitu layang ‘surat’

‘Sutinah membuat minuman buat berfungsi sebagai pelengkap, berperan sebagai

Bapak.’

sasaran dan Leni ‘nama wanita’ berfungsi se- Kalimat (1)—(3) berbentuk aktif. Kalimat bagai objek, berperan sebagai tujuan.

tersebut dapat diubah menjadi pasif, seperti Verba nggambarake ‘menggambarkan’ berikut ini.

pada kalimat (2) berfungsi sebagai predikat. (1b) Leni ditulisake layangAnton.

Kata tersebut diturunkan dari dasar gambar ‘Leni dituliskan surat Anton.’ ‘gambar’ dengan imbuhan N-/-akeyang ber-

perilaku semantik menuntut hadirnya tiga sa- (2b) Basuki digambarake pemandhangan tuan lingual sebagai argumennya. Satu unsur

Nawawi. ‘Basuki digambarkan Nawawi peman-

di sebelah kiri berkategori nomina Basuki ‘nama

dangan.’

orang’ berfungsi sebagai subjek, berperan se- bagai pelaku. Dua unsur di selelah kanan ber- (3b) Bapak digawekake unjukan Sutinah.

kategori nomina pemandangan ‘pemandangan’ ‘Bapak dibuatkan Sutinah minuman.’ berfungsi sebagai pelengkap, berperan sebagai

PROSIDING

Dalam bahasa Jawa, satuan lingual yang menuntut hadirnya nomina pendamping ber- berfungsi sebagai pelengkap, berperan sebagai peran pelaku-penerima-sasaran. Dalam bentuk sasaran berposisi di sebelah kanan verba peng- pasif, verba tersebut berubah menjadi di-/-ake isi predikat. Unsur yang berada pada urutan yang menuntut nomina pendamping berperan paling kanan berfungsi sebagai objek, berperan penerima-sasaran-pelaku atau penerima- sebagai penerima. Di dalam bahasa Indonesia, pelaku-sasaran. urutan seperti itu tidak lazim, unsur yang ber- fungsi sebagai pelengkap atau berperan sasaran

4.2 Verba N-/-i

cenderung berposisi pada urutan paling kanan. Di dalam verba N-/-i terdapat dua tipe, Unsur yang berfungsi sebagai objek, berperan yaitu yang menuntut nomina pendamping ber-

sebagai penerima cenderung langsung berpo- peran pelaku-sasaran-penerima dan nomina sisi di sebelah kanan predikat. Untuk itu, con- pendamping berperan pelaku-alat-penderita. toh kalimat (1)—(3) dapat diubah menjadi Kedua tipe verba itu dipaparkan pada bagian kalimat berikut.

berikut ini.

(1c) Anton nulisake Leni layang.

4.2.1 Nomina Pemdamping Berperan

‘Anton menuliskan Leni surat.’

Pelaku-Sasaran-Penerima

(2c) Basuki nggambarake Nawawi peman- Di dalam bahasa Jawa terdapat verba N-/ dhangan.

-i yang berfungsi sebagai predikat sebuah kali- ‘Basuki menggambarkan Nawawi pe-

mat. Kehadiran verba tersebut menuntut hadir- mandangan.’

nya tiga satuan lingual berkategori nomina se- (3c) Sutinah nggawekake Bapak unjukan.

bagai argumennya. Satu berada pada urutan se- ‘Sutinah membuatkan Bapak minuman.’

belah kiri dan dua yang lain berada pada urut- Satuan lingual yang berfungsi sebagai an sebelah kanan. Perhatikan contoh berikut. objek pada kalimat aktif akan berfungsi sebagai (4) Ibu menehi buku wacan Boma.

subjek pada kalimat pasif dengan peran yang Ibu memberi buku bacaan Boma sama, yaitu sebagai penerima. Satuan lingual

‘Ibu memberikan buku bacaan kepada yang dimaksud berupa nomina Leni ‘nama wa-

Boma.’

nita’ untuk contoh (1), Nawawi ‘nama pria’ un- (5) Marija ngutangi dhuwit Nining. tuk contoh (2), dan Bapak ‘ayah’ untuk contoh

Marija meminjami uang Nining (3). Untuk itu, contoh kalimat (1c)—(3c) dapat

‘Marija meminjami Nining uang.’ diubah menjadi kalimat pasif berikut.

(6) Pardi nawani rambutan aku. (1d) Leni ditulisake Anton layang.

Pardi menawari rambutan aku ‘Leni dituliskan Anton surat.’

‘Pardi menawari saya rambutan.’ (2d) Nawawi digambarake Basuki peman-

Verba menehi ‘memberi’pada kalimat (4) dhangan.

tergolong verba dwitransitif yang dibentuk dari ‘Nawawi digambarkan Basuki peman-

dasar weneh ‘beri’ dan imbuhan N-/-i. Kehadir- dangan.’

annya sebagai pengisi predikat menuntut ha- (3d) Bapak digawekake Sutinah unjukan.

dirnya tiga satuan lingual sebagai argumennya. ‘Bapak dibuatkan Sutinah minuman.’

Satu argumen berada pada urutan sebelah kiri berupa kategori nomina ibu‘ibu’, berfungsi se-

Dari uraian tersebut jelas bahwa verba bagai subjek berperan sebagai pelaku. Dua ar-

aktif N-/-ake dalam bahasa Jawa cenderung gumen di sebelah kanan berupa frasa nominal menuntut nomina pendamping berperan pela- buku wacan sebagai pelengkap, berperan seba- ku-sasaran-penerima. Karena mendapatkan gai sasaran dan Boma ‘nama orang’ berfungsi pengaruh dari bahasa Indonesia, verba tersebut sebagai objek, berperan penerima.

Bentuk Verba Berargumen Tiga dalam Bahasa Jawa

Kategori verba ngutangi ‘meminjami’ pada (4b) Ibu menehi Boma buku wacan. kalimat (5) berfungsi sebagai predikat, dibentuk

‘Ibu memberi Boma buku bacaan.’ dari dasar utang mendapat imbuhan N-/-i. (5b) Marija ngutangiNining dhuwit.

Kehadirannya menuntut hadirnya tiga satuan ‘Marija meminjami Nining uang.’ lingual sebagai argumennya. Satu unsur di se- (6b) Pardi nawani aku rambutan. belah kiri berkategori nomina Marija ‘nama

‘Pardi Menawari aku rambutan.’ orang’ berfungsi subjek, berperan sebagai pe-

Kalimat (4)—(6) berbentuk aktif, yang da- laku. Dua argumen berposisi di sebelah kanan pat diubah menjadi pasif. Pengubahan aktif berkategori nomina dhuwit menduduki fungsi menjadi pasif mengubah fungsi sintaksis. Un- pelengkap, berperan sebagai sasaran dan Ni- sur yang semula subjek menjadi keterangan, ning menduduki pelengkap, berperan sebagai yang semula objek menjadi subjek. Meskipun penerima. mengubah fungsi sintaksis, pengubahan aktif

Kategori verba nawani ‘menawari’ ber- menjadi pasif tidak mengubah peran semantik

fungsi sebagai predikat yang dibentuk dari da- setiap unsur. Pelaku tetap sebagai pelaku, pene-

sar tawar ‘menawarkan’ mendapat imbuhan N- rima tetap sebagai penerima, dan seterusnya.

/-i. Kehadirannya menuntut hadirnya nomina Ubahan itu dapat dilihat pada (4c)—(6c)

Pardi ‘nama orang’ di sebelah kiri, berfungsi se-

berikut ini.

bagai subjek, berperan pelaku. Adapun nomina pendamping di sebelah kanan berupa nomina (4c) Boma diwenehi buku wacan Ibu. rambutan berfungsi sebagai pelengkap, berpe-

‘Bomadiberi bukubacaan Ibu.’ ran sebagai sasaran dan nomina aku ‘saya’ ber- (5c) Nining diutangi dhuwit Marija.

fungsi sebagai objek, berperan sebagai pene- ‘Nining dipinjami uang Marija.’ rima.

(6c) Aku ditawani rambutan Pardi. Peran penerima pada kalimat (4)—(6) da-

‘Aku ditawari rambutan Pardi.’ pat diekplisitkan dengan preposisi marang ‘ke-

Kalimat pasif (4c)—(6c) itu lazim dijumpai pada’ sehingga kalimat tersebut dapat diubah di dalam bahasa Jawa. Di dalam bahasa Indo-

menjadi berikut. nesia, satuan lingual yang menjadi objek, berpe- (4a) Ibu menehi buku wacan marang Bima.

ran sebagai pelaku langsung berada pada urut- ‘Ibu memberikan buku bacaan kepada

an sebelah kanan predikat. Untuk itu, kalimat Bima.’

(4c)—(6c) dapat diubah menjadi berikut. (5a) Marija ngutangi dhuwit marang Nining.

(4d) Bima diwenehi Ibu buku wacan. ‘Marija meminjami uang kepada

‘Bima diberi Ibu buku bacaan.’ Nining.’ (5d) Nining diutangi Marija dhuwit. (6a) Pardi nawani rambutan marang aku.

‘Nining dipinjami Marija uang.’ ‘Pardi menawari rambutan kepada

aku.’ (6d) Aku ditawani Pardi rambutan. ‘Aku ditawari Pardi rambutan.’

Di dalam bahasa Jawa, satuan lingual Dari uraian tersebut dapat diketahui bah-

yang berfungsi sebagai pelengkap dengan pe- wa pada struktur kalimat aktif dwitransitif di

ran sasaran cenderung langsung berposisi sebe- dalam bahasa Jawa, satuan lingual yang ber-

lah kanan predikat, kemudian baru diikuti sa- fungsi sebagai pelengkap, berperan sasaran,

tuan lingual sebagai objek yang berperan pene- cenderung langsung berada pada sebelah ka-

rima. Kedua satuan lingual itu dapat dipertu- nan predikat. Unsur yang mengisi objek, berpe-

karkan posisinya sehingga membentuk kalimat ran penerima, berada pada urutan paling ka-

berikut ini. nan. Namun, atas pengaruh struktur bahasa

PROSIDING

Indonesia, satuan lingual yang menjadi peleng- peran sebagai alat dan sikilku berfungsi sebagai kap, berperan sasaran, berada pada urutan pa- objek berperan sebagai penderita. ling kanan dan objek yang berperan penerima

Verba nggupaki pada kalimat (9) diturun- langsung berada pada sebelah kanan predikat. kan dari dasar gupak ‘kena’ yang mendapat

4.2.2 Nomina Pendamping Berperan Pelaku - imbuhan N-/-i. Kehadirannya berfungsi seba-

Alat -Penderita

gai predikat, menuntut tiga konstituen pen- damping sebagai argumennya. Satu konstituen

Di dalam bahasa Jawa terdapat verba ben- berkategori nomina Narti ‘nama wanita’, ber- tuk N-/-i yang berfungsi sebagai predikat. Ke- ada di sebelah kiri, berfungsi sebagai subjek ber- beradaannya menentukan hadirnya tiga pen- peran pelaku. Dua yang lain berposisi di sebe- damping sebagai argumennya. Ketiga argu- lah kanan, berkategori nomina tlutuh ‘getah’ men itu berperan sebagai pelaku, alat, dan pen- berfungsi sebagai pelengkap, berperan sebagai derita. Untuk itu, perhatikan contoh berikut. alat dan klambiku ‘bajuku’ berfungsi sebagai

(7) Angi netesi obat kupingku. objek, berperan sebagai penderita. Peran alat Angi menetesi obat telingaku

pada kalimat tersebut dapat dieksplisitkan de- ‘Angi menetesi telingaku dengan obat.’

ngan preposisi nganggo ‘dengan’ sehingga kali- (8) Suradi ngleledi elim sikilku.

mat (7)—(9) dapat diubah menjadi kalimat Suradi menempeli lem kakiku

berikut ini.

‘Suradi menempeli kakiku dengan lem.’ (7a) Angi netesi kupingku nganggo obat. (9) Narti nggupaki tlutuh klambiku.

‘Angi menetesi telingakudengan obat.’ Narti mengenai getah bajuku

(8a) Suradi ngleledi sikilku nganggo elem. ‘Narti mengenai bajuku dengan getah.’

‘Suradi menempeli kakiku dengan lem.’ Kategori verba netesi pada kalimat (7) di-

(9a) Narti nggupaki klambiku nganggotlutuh. bentuk dari dasar tetes yang mendapat im-

‘Narti mengenai bajuku dengan getah.’ buhan N-/-i. Keberadaannya berfungsi sebagai

predikat yang menentukan kehadiran tiga sa- Kalimat (7)—(9) berjenis aktif dwitransitif. tuan lingual berkategori nomina sebagai argu- Kalimat tersebut dapat diubah menjadi pasif

mennya. Satu argumen berada di sebelah kiri, dengan cara mengubah posisi satuan lingual berkategori nomina Angi ‘nama wanita’ ber- objek dari kanan ke kiri sehingga menjadi peran sebagai pelaku. Dua argumen yang lain subjek. Unsur yang semula sebagai subjek ber- berposisi pada urutan sebelah kanan, berkate- ubah menjadi objek. Peran yang dinyatakan- gori nomina obat ‘obat’ berfungsi sebagai peleng- nya tetap, yaitu sebagai penderita dan pelaku. kap, berperan sebagai alat dan kupingku ber- Dengan demikian, kalimat (7)—(9) dapat di- fungsi sebagai objek, berperan sebagai penderita. ubah menjadi berikut.

Kategori verba ngleledi pada kalimat (8) (7b) Kupingku ditetesi obatAngi. dibentuk dari dasar leled yang mendapat im-

‘Telingaku ditetesi obat Angi.’ buhan N-/-i. Kehadirannya berfungsi sebagai (8b) Sikilku dileledi elimSuradi. predikat yang mengisyaratkan hadirnya tiga

‘Kakiku dikenai lem Suradi.’ satuan lingual sebagai argumennya. Satu argu-

(9b) Klambiku digupaki tlutuhNarti. men berada di sebelah kiri berkategori nomina

‘Bajuku dikenai getah Narti.’ Suradi ‘nama orang’ berfungsi sebagai subjek,

berperan sebagai pelaku. Dua argumen lain Struktur kalimat (7b)—(9b) lazim ditemu- berposisi di sebelah kanan, berkategori nomina kan di dalam bahasa Jawa. Atas pengaruh

elem ‘lem’ berfungsi sebagai pelengkap, ber- struktur bahasa Indonesia, satuan lingual yang menjadi objek, berperan pelaku cenderung ber-

Bentuk Verba Berargumen Tiga dalam Bahasa Jawa Bentuk Verba Berargumen Tiga dalam Bahasa Jawa

linguistic Indonesia. Jakarta: Penerbit menjadi berikut ini.

Djambatan.

(7c) Kupingku ditetesi Angi obat. Herawati, dkk. 1999/2000. Peran Sintaktik ‘Telingaku ditetesi Angi obat.’

dalam bahasa Jawa . Yogyakarta: Bagian (8c) Sikilku dileledi Suradi elim.

Proyek Pembinaan Bahasa dan sastra ‘Kakiku dikenai Suradi lem.’

Indonesia dan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

(9c) Klambiku digupaki Narti tlutuh. ‘Bajuku dikenai Narti getah.’

Kaswanti Purwo, Bambang. 1989. “Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba” dalam

5. Simpulan

Pellba 2. Jakarta: Lembaga Bahasa unika Data menunjukkan bahwa di dalam ba-

Atma Jaya, Jakarta.

hasa Jawa terdapat kategori verba yang me- Nardiati, Sri. 2005. Struktur Peran Semantis Kali- nuntut hadirnya tiga konstituen pendamping

mat Verbal dalam Bahasa Jawa. Yogyakarta: berkategori nomina sebagai argumennya. Kate-

Balai Bahasa.

gori verba tersebut berfungsi sebagai predikat Poerwadarminta, W.J.S. 1979. Bahasa Indonesia yang berbentuk N-/-i dan N-/-ake. Nomina pen-

untuk Karang-Mengarang. Yogyakarta: U.P. damping yang berfungsi sebagai subjek ber-

Indonesia.

peran sebagai pelaku. Nomina yang berfungsi ———. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: J.B. sebagai pelengkap berperan sasaran dan alat. Wolters’ Uitgevers Maatschappij N.V. Kategori nomina yang berfungsi sebagai objek

Groningen.

dapat berperan sebagai tujuan, penerima, dan penderita.

Sukardi Mp. 1995. Struktur Peran Kalimat Tung- Untuk mengeksplisitkan makna yang

gal Berpredikat Kategori Verba dalam Bahasa dinyatakannya, digunakan penanda preposisi,

Jawa . Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pe- antara lain, kanggo ‘buat’ yang menyatakan ‘tu-

ngembangan Bahasa. juan’ atau marang ‘pada’ yang menyatakan ‘pe- Sudaryanto. 1983. Predikat-Objek dalam Bahasa

nerima’, serta nganggo ‘untuk’ yang menandai Indonesia: Keselarasan Pola Urutan. Jakarta: ‘alat’. Selain itu, juga digunakan teknik alih

Penerbit Djambatan.

bentuk atau parafrasa. ———. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Semua kategori verba yang berbentuk N-/

Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebu- -ake dan N-/-i berfungsi sebagai predikat, tergo-

dayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta long verba aksi. Argumen pada verba N-/-ake

Wacana University Press. berstruktur pelaku-sasaran-penerima. Argu-

Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia men pada verba N-/-i berstruktur pelaku-sa-

Pusat Bahasa. Jakarta: Penerbit PT Grame- saran-penerima dan pelaku-alat-penderita.

dia Pustaka Utama. Verhaar, John W.M., 1996. Asas-Asas Linguistik