Nilai Makna Rasa Kepekaan
4.2.2 Nilai Makna Rasa Kepekaan
kandi ‘tempat beras, kantung’ (Jw: kandhi), Dalam budaya Jawa ada ajaran bahwa
yang artinya ‘tempat beras; tempat rejeki’ wanita diharapkan menjadi manusia yang (Mulyono, 1983a: 122). Srikandi adalah peka dan cepat memahami. Ajaran tersebut ter-
putri Prabu Drupada/Sucitra dan Dewi tuang pada ungkapan dadi wanita bisaa cepet Gandawati di Negara Pancalaradya, yang tanggap ‘jadi wanita diharapkan dapat cepaat
disebut Srikhandin (Padmosoekotjo, 1982:
peka dan memahami’.
131) Srikandi memiliki sifat pemberani dan tangkas. Sifat keprajuritan Srikandi
Secara lengkap, ungkapan itu dapat dije- dibuktikan ketika perang Baratayuda, ia laskan sebagai berikut. Seorang wanita (istri)
berhadapan dengan Resi Bisma/ harus siap membuat hati suami selalu senang Dewabrata (Padmosoekotjo, 1982: 124). Ia dan tetap menyayanginya. Agar suasana ini sangat piawai memanah dan merupakan selalu bertahan, seorang istri harus selalu bisa wujud keteladanan seorang prajurit wa- tanggap dengan keadaan yang sedang diha- nita yang bertanggung jawab (Sudibyo- dapi suami, atau tahu situasi sang suami. Se- prono, 1991: 495-497). Sifat pemberani orang istri harus selalu berbuat baik dan mem- Srikandi ketika perang (melawan prajurit perlihatkan kesenangan meski dalam situasi laki-laki) merupakan sebuah lambang, apa pun. yaitu bahwa wanita harus berani melawan
4.2.3 Nilai Makna Kerendahan Hati
kejahatan. Apabila dikaitkan dengan ajar- Nasihat untuk berendah hati sangat sering an Islami, sifat srikandi ini sesuai ajaran diberikan, baik bagi laki-laki maupun perempu-
islami yang tertuang dalam Alquran yang an. Namun, dalam kenyataannya, sering orang menjelaskan bahwa wanita tidak boleh tua mengatakan bahwa wanita sebaiknya lebih tunduk dalam menghadapi orang yang santun daripada laki-laki. Kesantunan di sini berkehendak tidak baik atas dirinya.
mengacu pada ungkapan andhap asor. Ung- (b) Sembodro ialah putri Prabu Basudewa dan kapan andhap asor terdiri atas kata andhap dan
Dewi Badrarini di Negara Mandura, yang asor . Secara harafiah kata andhap berarti ‘ren- bersaudara dengan Baladewa dan Sri dah’; kata asor berarti ‘rendah’. Idiom tersebut
Kresna. Ia memiliki watak setia, murah memiliki nilai makna bahwa di dalam kehi- hati, baik budi, sabar, selalu sopan, serta dupan ini, orang haruslah memiliki sifat dan
menarik hati (merak ati). Ia melambangkan sikap merendahkan diri dalam bermasyarakat istri yang setia; lebih baik mati daripada dan menjalin hubungan dengan siapa pun.
dijamah orang lain; dan di hari tuanya
Beberapa Ungkapan yang Berisi Ajaran bagi Wanita dalam Bahasa Jawa
Sikap manusia Jawa yang andhap asor ‘me-
4.2.5 Nilai Makna Sikap Penurut/Tunduk
rendahkan hati’ tercermin juga pada ungkapan Ada ungkapan yang berbunyi wajib manut berikut: yen mlaku aja sok ndangak mundhak ke- marang kakung ‘harus menurut kehendak
sandhung, mula luwih becik becik tumungkula ‘jika suami’. Seorang isteri tidak baik langkahnya berjalan jangan sekali-kali menengadah karena jika tidak direstui oleh suami. Hal ketaatan isteri dapat tersandung maka lebih baik menunduk’. kepada suami itu juga terdapat di Alquran, An Ungkapan itu juga memiliki nilai makna yang Nissa: 34. berkaitan dengan pengatur ekonomi rumah
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum tangga. Maksudnya, dalam kehidupan, orang
wanita, oleh karena Allah telah melebihkan jangan suka memandang orang lain yang kaya
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian sebab dapat menimbulkan hal yang bersifat ne-
yang lain (wanita), dan karena mereka (laki- gatif; dan sebaliknya, memandanglah orang
laki) telah menafkahkan sebagian dari harta lain yang tak mampu (Riyadi, 1991: 6).
mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
Ungkapan tersebut ada yang menafsirkan diri [289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena
dua makna: kerendahan hati dan kehematan Allah telah memelihara (mereka) [290] . Wanita- ekonomi rumah tangga. Ungkapan bermakan
wanita yang kamu khawatirkan nusyuz- kerendahan hati menasihatkan bahwa sebagai
nya [291] , maka nasehatilah mereka dan pisah- manusia, kita tidak boleh congkak, tetapi harus
kanlah mereka di tempat tidur mereka, dan merendahkan hati’.
pukullah mereka. Kemudian jika mereka men- taatimu, maka janganlah kamu mencari-cari
4.2.4 Nilai Makna Pengatur Ekonomi yang
jalan untuk menyusahkannya [292] . Sesungguh-
Baik Rumah Tangga
nya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Ungkapan yang memiliki makna nilai se- [289]. Maksudnya: Tidak berlaku curang ser-
bagai pengatur perekonomian rumah tangga ta memelihara rahasia dan harta suami- tertuang dalam ungkapan berikut.
nya.
Gemi, nastiti ngati-ati, aja cewet. Luwih-luwih [290]. Maksudnya: Allah telah mewajibkan ingatase para putri. Pancen iku anggon-ang-
kepada suami untuk mempergauli isteri- gone wanita jati.
nya dengan baik.
‘Hemat, cermat, berhati-hati, jangan men- [291]. Nusyuz: yaitu meninggalkan kewajib- cong/tidak tepat. Terutama diperuntuk-
an bersuami isteri. Nusyuz dari pihak kan para wanita. Memang itulah perhiasan
isteri seperti meninggalkan rumah tanpa wanita sejati‘
izin suaminya. [292]. Maksudnya: untuk memberi pelajaran kepada isteri yang dikhawatirkan pem-
Maksud dari ungkapan tersebut ialah se- bangkangannya haruslah mula-mula orang wanita haruslah benar-benar dapat
diberi nasihat, bila nasihat tidak berman- mengatur perekonomian rumah tangga berlan-
faat barulah dipisahkan dari tempat daskan pada prinsip kehematan, kecermatan,
tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga dan kehati-hatian dalam membelanjakan rejeki
barulah dibolehkan memukul mereka atau uang.
dengan pukulan yang tidak mening- Nasihat ini sangat cocok untuk wanita, le-
galkan bekas. Bila cara pertama telah bih-lebih yang sudah berkeluarga, agar dapat
ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.
mengatur atau melaksanakan perekonomian rumah tangganya dengan hemat, dan cermat,
4.2.6 Nilai Makna Pendidikan
tidak iri melihat yang ada di atasnya. Wanita Jawa dulu selalu mendapat we- jangan ‘nasihat’ secara berulang-ulang dari
orang tuanya (ibunya) dalam hal mendidik
PROSIDING PROSIDING
sikap sebagai “siswa”. Seorang siswa itu berikut.
memiliki sikap yang dalam bahasa Jawa- Putra wayah wulangen kautaman, predinen
nya, wajib ngerti lan ngajeni ‘wajib tahu susileng tata, supaya gawe pepadhanging
dan menghormati’.
kulawarga” . ‘Anak cucu didiklah ke arah keutamaan,
5. Penutup
didiklah tata susila, agar dapat menjadi sinar cahaya bagi keluarga.’
Dari pembahasan di atas, dapat dikemu- kakan simpulan sebagai berikut. Dengan pe- maknaan dan pemahaman ungkapan, istilah,
Maksudnya, seorang ibu harus selalu me- dan kosakata yang berisi nasihat kepada wani-
nanamkan dan mendidik putra-putrinya agar ta melalui tulisan ini, diharapkan kelangsungan
memiliki budi luhur dan kesopansantunan. budaya dapat dilestarikan dan dapat diman-
Dengan pendidikan yang bermuatan tata su- faatkan kembali dalam melaksanakan pendi-
sila, akan dihasilkan anak yang cemerlang bagi
dikan budi pekerti.
keluarganya. Ungkapan itu sering disampai- kan kepada wanita karena wanita dianggap
Berdasarkan kajian ini ditemukan bebe- sebagai orang yang diberi tanggung jawab rapa nilai makna dari ungkapan yang berisi
untuk mendidik anak-anak sampai cucu. Di nasihat bagi wanita. Nasihat itu mencakupi samping itu, nilai makna pendidikan juga enam aspek, yaitu (i) yang berkaitan dengan termuat dalam ungkapan berikut. Dadia wanita sifat tokoh wayang, (ii) rasa kepekaan, (iii) nilai kang asipat pamong, asipat guru, lan asipat anak makna rendah hati, (iv) pengatur ekonomi ‘jadilah wanita yang memiliki sifat sebagai yang baik dalam rumah tangga (v) sikap penu- pelindung, sebagai guru/pendidik, dan sebagai rut/tunduk, dan (vi) pendidikan. anak didik/siswa’. Ungkapan itu mempunyai penjelasan arti berikut ini.
Daftar Pustaka
Dijelaskan oleh Hardjodiningrat (2006: 2- Ahimsa-Putra. 2006. “Dari Mytheme ke ceriteme:
7) bahwa ketiga ungkapan itu bernilai makna Pengembangan Konsep dan Metode sebagai berikut.
Analisis Struktural” dalam Esei-esei (a) Ungkapan asipat pamong memiliki makna
Antropologi: Teori, Metodologi dan Etnografi. ‘berifat sebagai pengasuh’. Maksudnya, se-
H.S. Ahimsa-Putra (ed.) Yogyakarta: Kepel orang wanita (ibu) diharapkan memiliki
Press.
sikap sebagai “pamong”. Seorang pamong Bratawijaya, Thomas Wiyasa. 1997. Mengung- itu memiliki sikap yang dalam bahasa Ja-
kap dan Mengenal Budaya Jawa . Jakarta: PT wanya bisa ngugemi lan ngayomi ’dapat
Pradnya Paramita.
menaati dan mengayomi’. Chaer, Abdul. 1995. Sosiolinguistik: Suatu
(b) Ungkapan asipat guru memiliki makna Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta. ‘bersifat sebagai pendidik/guru’. Maksud- nya, seorang wanita (ibu) diharapkan me- Hadiatmaja, Sarjana. 1996. “Pendidikan Budi
miliki sikap sebagai “guru”. Seorang guru Pekerti dalam Konteks Budaya Jawa”. harus memiliki sikap yang dalam bahasa
Dalam Seminar Sehari Pendidikan Budi Jawanya ialah bisa digugu lan ditiru ’dapat
Pekerti dalam Kurikulum Muatan Lokal, Mata dipercaya dan dianut/ditiru’.
Pelajaran Bahasa Jawa, hlm.100-112. Yogya- karta: FPBS, IKIP Yogyakarta.
(c) Ungkapan asipat anak memiliki makna ‘bersifat anak didik/siswa’. Maksudnya,
Beberapa Ungkapan yang Berisi Ajaran bagi Wanita dalam Bahasa Jawa
Hardjodiningrat, K.R.A.T. Wartoyo. 2006. Purtra, Rakasiwi Permana. 2013. “Pengertian “Kawruh Kautamaning Urip Digambara-
Sosiolinguistik, Dialektologi, dan ke Pewayangan” dalam Mbagun Tuwuh.
Etnolinguistik “. www.jendelasastra.com Solo: Paguyuban Tridarmo MN Solo.
Diunduh 18 Maret 2015, Pk 12.30/ Hartuti, Sri. 2006. Pustaka Ajining Sastra (Muatan Riyadi, Slamet. 1991. “Karakter Orang Jawa
Lokal Wajib, Suplemen GBPP Bahasa Jawa dalam Manusia Jawa”. Yogyakarta: Balai 2000). Yogyakarta: CV Raditya/
Penelitian Bahasa.
Kartamihardjo, Soeseno. 1988. Bahasa Cermin Sastroamidjojo, A. Seno. 1964. Renungan tentang Kehidupan Masyarakat . Jakarta: Direktorat
Pertunjukkan Wajang Kulit. Djakarta: Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen
Penerbit Kinta.
Pendidikan dan Kebudayaan. Siswosudiro, S. 1959. Retna Ginubah: Dididkan Kertanegara. 1993. “Wanita Karir Kudu Akeh
Budi-Pekerti. Djakarta: Dinas Penerbitan Ninggalake Omah” dalam Kandha Raharja,
Balai Pustaka.
Nomor 28 Tahun XVII, 8 Oktober 1993. Soedarsono, R.M. dan Gatut Murniatmo. 1986. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguis-
Nilai Anak dan Wanita dalam Masyarakat tik . Jakarta: PT Gramedia Utama.
Jawa . Yogyakarta: Departemen Pendidikan Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Yogyakarta:
dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Tiara Wacana.
Kebudayaan, Proyek Penelitian dan Peng- kajian Kebudayaan Nusantara Bagian
Mulyono, Sri. 1978. Wayang: Asal Usul, Filsafat,
Jawa.
dan Masa Depannya . Jakarta: Gunung Agung.
Sudibyoprono, R.Rio. 1991. Disusun kembali oleh Suwandono, dkk. Ensiklopedi Wayang
__________. 1983a. Wayang dan Karakter Purwo. Jakarta: Balai Pustaka. Manusia . Jakarta: Gunung Agung.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. __________. 1983b. Wayang dan Karakter Wanita. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Jakarta: Gunung Agung. Gramedia Pustaka Utama.
Murbangun, Hardjowirogo. 1983. Manusia Jawa.
Website
Jakarta: Yayasan Idayu. http://www.alquran-digital.com,E-
Padmosoekotjo, S. 1982. Silsilah Wayang Purwa mailinfo@alquran-digital.com
mawa Carita. Surabaya: CV Citra Jaya.
PROSIDING