Peran Pers

2.2 Peran Pers

Begitu pentingnya transparansi dalam pe- nyelenggaraan pemerintahan hingga sejumlah organisasi internasional menekankan pada keterbukaan informasi (Puguh, 2009). Senyam- pang dengan pentingnya transparansi, ter- nyata transparansi merupakan konsep yang menunjukkan kemudahan warga untuk mem- peroleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, seperti anggaran, peraturan daerah, program dan proyek (Dwiyanto, 2006).

Demikian halnya dengan keberadaan pers atau surat kabar. Sesuai dengan fungsi yang dimilikinya, pers berkewajiban untuk mengin- formasikan, membangkitkan kesadaran, dan membuka ruang partisipasi masyarakat dalam

ragam tata pemerintahan. Kemampuan untuk mebangkitkan peran serta masyarakat tidak dapat diragukan lagi. Pembentukan opini pu- blik terhadap suatu permasalahan secara cepat akan direspons oleh masyarakat. Pada akhir- nya pers akan menjadi sarana publik untuk ber- sikap dalam menghadapi suatu permasalahan. Dalam kaitan ini tugas tambahan yang harus dilakukan jurnalis adalah mendidik masyara- kat, menyampaikan informasi yang akurat dan menyampaikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan (Ishak; 2014).

Mc Quail (1989) menyebutkan bahwa me- dia sering kali dipandang sebagai alat kekua- saan yang efektif karena kemampuannya un- tuk melakukan salah satu atau lebih dari bebe- rapa hal berikut: menarik dan mengarahkan perhatian, membujuk pendapat dan anggapan, memengaruhi pilihan sikap, memberikan status dan legitimasi, serta mendefinisikan dan mem- bentuk persepsi realitas. Pandangan Mc Quail tersebut telah memberi inspirasi kepada kita terhadap kekuatan media-media yang mampu mereduksi sikap dan memberi pilihan sese- orang untuk melibatkan diri dalam interaksi sosial. Dalam posisi yang demikian itu media massa tidak hanya sekadar sebagai penyebar informasi, tetapi sekaligus sebagai sarana ko- munikasi untuk memengaruhi perubahan sikap seseorang.

Penilaian yang lebih komprehensif terha- dap fungsi media sebagai agen perubahan so- sial dikemukakan oleh Rachmadi (1989). Surat kabar memiliki beberapa tugas yang dapat dila- kukan untuk menunjang pembangunan, yaitu memperluas cakrawala pandangan, memusat- kan perhatian masyarakat dengan pesan-pesan yang ditulisnya, menumbuhkan aspirasi dan menciptakan suasana membangun. Harapan- nya, melalui surat kabar dan media massa lain- nya dapat disebarluaskan informasi kepada masyarakat.

Sementara itu, kehadiran media dalam kaitannya dengan kebijakan sangat besar, di

antaranya untuk melakukan pressure kepada antaranya untuk melakukan pressure kepada

3. Metode Penelitian

lah menjadi agenda kebijakan adalah dengan melakukan protes. Ketiga, adalah perhatian

3.1 Jenis Penelitian

media massa terhadap suatu isu. Penelitian ini menggunakan metode Dalam praktik kebebasan berekspresi acap- analisis wacana yang diperkenalkan oleh Teun kali wartawan dihadapkan pada persoalan ke-

A. Van Dijk, dengan pendekatan kualitatif, pentingan yang justru menghambat keman- dan jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Per- dirian profesionalisme sebagai wartawan. timbangan penggunaan analisis wacana dika- Seperti dikatakan A. Muis, bahwa keprofesio- renakan penelitian ini menitikberatkan pada nalismean wartawan bisa juga tereduksi oleh penggunaan bahasa yang diperoleh dari teks kemampuan pemilik modal dan kapital. Ke- pemberitaan di media massa cetak. nyataan ini sudah jamak terjadi. Tidak sedikit

Jenis penelitian ini ialah deskriptif. Data profesionalisme wartawan menjadi tidak ber- yang digunakan adalah data deskriptif, yakni

daya ketika dihadapkan kepada pemilik mo- berita mengenai kasus dugaan pencemaran dal yang memang menjadi sumber pendapatan. nama baik dan penghinaan terhadap warga Meski demikian, persoalan kemampuan teknis, Yogyakarta yang dimuat di media massa. Se- konseptual, dan etika yang berimbang menjadi dangkan data dalam penelitian kualitatif ada- tuntutan profesi wartawan yang tidak bisa di- lah data yang sebenarnya terjadi, bukan hanya abaikan begitu saja. Dalam hal ini Kasiyanto yang terlihat, terucap, tetapi data yang me- (2014) berpendapat, seorang wartawan yang ngandung makna di balik yang terlihat dan ter- profesional dalam menjalankan praktik kewar- ucap (Sugiyono: 2008). Penggunaan jenis kuali- tawanan harus menggabungkan ketiga aspek tatif karena peneliti ingin juga melihat makna tersebut secara berimbang. Dalam pandangan dibalik data yang tampak. Kasiyanto, aspek etika merupakan pengendali

Objek dalam penelitian ini adalah peng- yang menentukan atas aspek teknis dan kon- gunaan bahasa dalam berita yang terkait de-

septual. ngan dugaan penghinaan dan pencemaran Berkenaan dengan profesionalitas warta- nama baik warga Yogyakarta yang dilakukan

wan, dewasa ini masih banyak profesi warta- oleh Florence Sihombing, yang dimuat dalam wan yang datang secara tiba-tiba (baca: warta- harian Kedaulatan Rakyatperiode Agustus – No- wan bodong), tanpa landasan profesionalitas vember 2014. yang mewadahi. Akibatnya, berita-berita yang

Unit penelitian berfokus pada penggunaan disajikan menimbulkan resistensi dan memicu bahasa pada berita kasus Florence Sihombing

munculnya kasus kekerasan kepada wartawan yang dimuat dalam harian Kedaulatan Rakyat. karena dianggap merugikan masyarakat. Bagi penulis ini menarik karena penggunaan Kenyataan semacam itu sering dijumpai dalam bahasa berita pada harian Kedaulatan Rakyat praktik jurnalisme di Indonesia. Salah satu pe-

PROSIDING PROSIDING

Elemen Wacana Teun A. Van Dijk

maran nama baik warga Yogyakarta yang dila-

STRUKTUR

HAL YANG

kukan Florence Sihombing mengundang res-

pons beragam dimasyarakat. Pemilihan harian Struktur Makro

Tematik

Topik

Kedaulatan Rakyat Tema/topik yang sebagai sampel dikarenakan

dikedepankan dalam

harian Kedaulatan Rakyat terbit di Yogyakarta suatu berita

yang memiliki kedekatan dengan munculnya Skema

Superstruktur

Skematik

Bagaimana bagian dan

masalah ini. urutan berita

diskemakan dalam teks berita utuh

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Struktur Mikro

Latar, detail, maksud, Makna yang ingin

Semantik

Data dalam penelitian ini terdiri dari satu, praanggapan,

ditekankan dalam teks nominalisasi

data primer, yakni data yang diperoleh melalui berita. Misal dengan

memberi detail pada

pengumpulan berita yang dimuat dalam harian

satu sisi atau membuat eksplisit

Kedaulatan Rakyat periode bulan Agustus-No-

satu sisi dan

vember 2014, dalam kasus pencemaran nama mengurangi detail sisi

lain

baik dan penghinaan warga Yogyakarta yang Struktur Mikro

Bentuk kalimat, Bagaimana kalimat

Sintaksis

dilakukan oleh Florence Sihombing. Dua, data koherensi, kata ganti

(bentuk, susunan)

sekunder yang berupa referensi yang berasal

yang dipilih

dari buku-buku yang terkait dengan teori-teori, Leksikon

Struktur Mikro

Stilistik

Bagaimana pilihan

jurnal, atau karya ilmiah seperti skripsi dan

kata yang dipakai

sejenisnya. dalam teks berita

Struktur Mikro

Retoris

Grafis, metafora,

Bagaimana dan

ekspresi

3.3 Metode Analisis Data

dengan cara apa penekanan dilakukan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis wacana yang diperkenalkan Sumber : Teun A. Van Dijk, dalam buku Analisis Wacana oleh Teun A. Van Dijk. Analisis wacana model Pengantar Analisis Teks Media , Eriyanto, LKIS, 2001. van Dijk tergolong model yang paling banyak

dikembangkan oleh ahli. Van Dijk mengatakan 1) Tematik

kalau penelitian wacana tidak cukup didasar- Topik merupakan gambaran yang diung- kan pada analisis teks semata, karena teks di-

kapkan oleh wartawan dalam suatu beri- anggap hanya hasil dari suatu praktik produksi

ta. Topik itu menggambarkan gagasan wartawan yang juga harus diamati (Eriyanto,

yang dikedepankan atau gagasan inti dari 2009).

wartawan ketika meliput suatu peristiwa Di sini van Dijk melihat dalam teks tidak

dan menggambarkan tema umum. Topik bisa dijadikan sebagai gambaran secara utuh

akan didukung oleh subtopik satu dan sub- tentang sutu peristiwa yang sedang disoroti.

topik lain yang saling mendukung terben- Artinya, penelitian dengan menggunakan ana-

tuknya topik umum yang disebut van Dijk lisis wacana membutuhkan pendalaman untuk

sebagai koherensi global (global coherence).

mendapatkan pengetahuan secara luas menge- 2) Skematik

nai persoalan yang diteliti. Untuk itu, dibutuh- Secara sederhana van Dijk menggam- kan proses terbentuknya suatu teks. Oleh van

barkan skema sebagai strategi wartawan Dijk, proses tersebut disebut “kognisi sosial”.

untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang

Analisis Wacana Penggunaan Bahasa Pemberitaan Penghinaan Masyarakat Yogyakarta ...

didahulukan dan bagian mana yang bisa ta ganti kita menunjukkan representasi kemudian sebagai strategi untuk me-

dari sikap bersama dalam suatu komunitas nyembunyikan informasi penting.

tertentu.

3) Latar, detail, dan maksud

7) Leksikon

Latar, detail, dan maksud merupakan ba- Elemen leksikon pada dasarnya merupa- gian berita yang dapat mempengaruhi arti

kan pilihan penggunaan kata dari kata- yang ditampilkan. Semuanya sangat me-

kata lain yang memiliki arti yang sama. Di nentukan ke arah mana khalayak akan

sini pilihan kata bukan berarti secara kebe- dibawa. Dalam kaitan ini komunikator

tulan, tetapi secara ideologis yang menun- akan menampilkan informasi secara detail,

jukkan bagaimana pemaknaan warta- bahkan disertai data-data lengkap apabila

wan/komunikator terhadap fakta/reali- informasi tersebut akan menguntungkan

tas.

bagi kepentingan dirinya. Sebaliknya, jika 8) Grafis dan Metafora

informasi tersebut dapat merugikan bagi Elemen wacana grafis ini untuk melihat eksistensinya, informasi akan ditampilkan

kalimat yang dianggap memiliki arti pen- seminimal mungkin, bahkan kalau perlu

ting dalam suatu teks berita. Biasanya tu- tidak disampaikan.

lisannya dibuat lain, misalnya dengan hu-

4) Koherensi

ruf tebal, miring, lebih besar, menggunakan Koherensi dalam wacana dapat diartikan

garis bawah, atau tanda lainnya. Terma- sebagai dua buah kalimat yang menggam-

suk dalam elemen grafis ini di antaranya, barkan fakta berbeda dapat dihubungkan

statistik, grafik, gambar, atau tabel dengan sehingga tampak koheren. Oleh karena itu,

tujuan untuk mendapatkan perhatian fakta yang tidak berhubungan pun dapat

khusus. Sementara itu, kalimat metafora menjadi berhubungan di antaranya de-

seperti penggunaan peribahasa, pepatah, ngan memanfaatkan kata hubung.

petuah leluhur, atau bahkan ayat-ayat

5) Bentuk Kalimat

suci dimaksudkan sebagai pembenar atas Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang

pendapat atau gagasan tertentu kepada berhubungan dengan cara berpikir logis,

publik.

yaitu prinsip kausalitas. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran

4. Pembahasan

tata bahasa, tetapi makna yang dibentuk Terkait dengan berita dugaan pencemaran oleh susunan kalimat. Inti dari elemen wa- dan penghinaan nama baik warga Yogyakarta

cana bentuk kalimat adalah penonjolan, oleh Florence Sihombing yang dimuat dalam atau memfokuskan yang secara langsung Suratkabar harian Kedaulatan Rakyat dari bulan memengaruhi makna kata secara keselu- Agustus sampai dengan bulan November 2014 ruhan.

terkumpul sebanyak empat belas berita. Apa-

6) Kanta Ganti

bila mencermati penggunaan bahasa dalam Kata ganti merupakan elemen untuk me- setiap pemberitaan maka dapat diperoleh data manipulasi bahasa, atau alat yang dipakai sebagai berikut. oleh komunikator untuk menunjukkan po- sisi seseorang dalam wacana. Dalam

4.1 Elemen Wacana Tematik

mengungkapkan sikapnya, sesorang dapat Elemen wacana tematik, oleh van Dijk, di- menggunakan kata ganti saya atau kami, gambarkan sebagai gagasan yang dikedepan-

ini menggambarkan sikap resmi komuni- kan atau gagasan inti dari wartawan dalam kator sendiri. Sebaliknya, penggunaan ka- meliput dan memberitakan sebuah peristiwa.

PROSIDING

Karakteristik tematik terlihat dalam penggu- Yogyakarta melalui media sosial Path, naan bahasa.

menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Yogyakarta, Rabu (12/11).

Teks berita dengan judul “Hujat Yogya, Dalam sidang yang digelar di ruang Kar- Florence dilaporkan ke Polda” berita ini dimuat

tika, Florence tanpa didampingi kuasa hu- pada tanggal 29 Agustus 2014. Tema umum

kum. Jaksa RR Rahayu Nur Raharsi dalam dalam berita tersebut adalah penghinaan dan

pembacaan dakwaan menyatakan, Flo- pencemaran nama baik warga Yogyakarta

rence didakwa dengan pasal berlapis yakni yang berujung pada penahanan Florence

pasal 27 ayat (3) junto pasal 45 ayat (1) Sihombing. Topik ini kalau menggunakan

serta 28 ayat (2) junto pasal 45 ayat (2) kerangka van Dijk, didukung oleh beberapa

Undang-undang (UU) RI No. 11 Tahun subtopik, misalnya pada kalimat yang menya-

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

takan Florence Sihombing secara resmi dilapor- kan ke Polda DIY oleh LSM Jatisura (Ja-

Lead berita yang ditampilkan harian KR, ngan Khianati Suara Rakyat), atas tu-

mencerminkan intisari dari berita yang akan duhan pencemaran nama baik warga

disampaikan secara keseluruhan dalam teks, Yogyakarta di media sosial.

yaitu sidang perdana Florence yang tanpa di- dampingi oleh Penasehat Hukum. Ditampilkan-

Subtopik lainnya misalnya bahasa yang nya lead dalam berita dimaksudkan agar kha- menyatakan, “Florence Sihombing sebelumnya layak memahami inti sari berita dan selanjut- telah ramai dibully di dunia maya”. Subtopik nya punya keinginan membaca secara lengkap yang lain lagi, misalnya pada saat pihak Polda berita tersebut. melalui Kabid Humas Polda DIY menyatakan

Pencerminan isi berita dapat dicermati akan menindaklanjuti laporan masyarakat. dalam alur selanjutnya setelah pencantuman

Kalau diperhatikan, sub-sub topik tersebut sa- lead , yakni pencantuman pembacaan dakwaan ling mendukung dan saling memperkuat satu oleh majelis hakim atas dugaan pelanggaran sama lain yang oleh van Dijk, bahwa semua Undang-undang (UU) RI No. 11 Tahun 2008 ten- fakta yang saling mendukung tersebut telah tang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) be- membentuk pengertian umum yang koheren serta ancaman hukumannya hingga Rp1 miliar. dan utuh.

Selain berisikan tentang pembacaan dakwaan, harian KR dalam berita tersebut juga mencan-