Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar memabaginya menjadi 3 ranah, yakni:
1. Ranah kognitif, pembelajaran kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan konsep-konsep, sifat dari konsep-konsep, dan
bagaimana konsep-konsep itu disajikan dalam struktur kognitif. Menurut Benjamin Bloom ada enam tingkatan dalam pembelajaran
dimulai dari tingkat paling bawah yaitu: Knowledge, comperehension, analysis, Synthesis, dan Evaluation.
11
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:
a Pengetahuaningatan knowledge, aspek ini mengacu pada kemampuan mengenal dan mengingat materi yang sudah pelajari
dari yang sederhana sampai hal yang sukar. b Pemahaman comperehension, aspek pemahaman ini mengacu
pada kemampauan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah hal tersebut diketahui atau diingat, serta memaknai arti dari bahan
maupun materi yang dipelajari. c Penerapanaplikasi application aspek ini mengacu pada
kemampuan dalam menerapkan pengetahuan atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prinsif-prinsif, dan sebagainya
dalam memecahkan persoalan tertentu. d Analisis analysis aspek ini mengacu pada kemampuan
mengakasji sesuatu bahan atau keadaan kedalam komponen- komponen yang lebih spesifik, serta mampu memahami hubungan
diantara bagian-bagian yang satu dengan yang lainya.
11
Anonim, Taxonomy of Learning and Benjamin Bloom, Levels of Learning, http:www.taxonomybloom.bloom November, 17
th
2007, h. 1
e Sintesis Synthesis aspek ini mengacu kepada kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen sehingga membentuk
suatu pola struktur yang baru. f Evaluasi Evaluation, aspek ini mengacu kepada kemampauan
memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap gjala atau prisriwaberdasarkan norma-norma dengan kriteria tertentu.
2. Ranah yang kedua adalah ranah afektif, ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.
a Recivingattending, yakni semaam kesepkatan dalam menerima arangsangan stimulasi dari luar yang dating dari siswa dalam
bentuk masalah, situasi gelaja, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima situasi, control dan sleksi
gelaja atau rangsangan dari luar. b Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
sesorang terhadap stimulus yang dating dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, kepuasan dalam menjawab dari luar yang dating
dari dirinya. c Valuing penilaian, bekenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadapa gelaja atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediana menerima nilai, latar belakang, atau
pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
d Organisasi, yakni pengmbangan dari nilai kedalam suatu system organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lainya,
pemantapan dan pioritas nilai yang telah dimilikinya.
e Karakteristik nilai atau intrnalisasi nilai yakni keterpaduan system yang telah dimiliki sesorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya.
12
3. Ranah yang ke tiga adalah ranah Psikomotorik, yaitu ranah yang tampak dalam bentuk keterampilan Skill dan kemampuan bertindak
individu. a Gerak reflek keterampilan pada gerak yang tidak sadar
b Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar c Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lainya d Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan e Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
kepada keterampilan yang kompleks f Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursive
seperti gerakan ekpresif dan interfretatif.
13
B. Pembelajaran Kooperatif 1. Pembelajaran Kooperatif
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam kelas untuk mempermudah proses belajar siswa. Di antara model
pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas adalah pembelajaran kooperatif.
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Ong Eng Tek dalam Suwangsih dan Tiurlina menjelaskan bahwa Kooperatif adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling
membantu satu sama lain. Sedangkan pembelajaran kooperatif artinya belajar bersama-sama, saling memebantu satu sama lain dalam belajar dan
12
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009,Cet-14, h, 29-30
13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ,,, h, 30-31
memastikan setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.
14
Lebih lanjut Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran
dengan menggunakan
sistem pengelompokantim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras yang berbeda heterogen.
15
Riyanto menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik
Academic Skill, sekaligus ketrampilan sosial social skill termasuk interpersonal skill.
16
Senada dengan pendapat itu, menurut Maifalinda, belajar kooperatif adalah model belajar yang dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep dan juga dapat meningkatkan kepekaan dan empati di antara siswa.
17
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model yang digunakan
untuk mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa terutama
untuk mengatasi
permasalahan yang
ditemukan guru
dalam mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan akademik
sekaligus ketrampilan sosial yang menggunakan pengelompokan kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan yaitu mencapai ketuntasan
belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar serta dapat meningkatkan kepekaan sosial dan empati di antara siswa.
b. Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Ada yang membedakan model pembelajaran kooperatif dengan
14
Erna Suwangsih dan Tiurlina, op. cit., hal. 160
15
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran, Jakarta : kencana, 2008, hal. 194
16
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: kencana, 2009, hal. 271
17
Maifalinda Fatra, Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta : Jurnal Madrasah Developmente Center, 2006, hal. 60
model pembelajaran yang lainya. Perbedaan itu dapat dilihat dari prinsipnya. Prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif menurut
Roger dan David Johnson yang sebagaimana dikutip Anita Lie yaitu
18
: 1 Saling ketergantungan positif
2 Tanggung jawab perseorangan 3 Tatap muka
4 Komunikasi antar anggota 5 Evaluasi proses kelompok
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Trianto bahwa prinsip
pembelajaran kooperati adalah sebagai berikut:
1 Positive independence artinya adanya saling ketergantungan positif yaitu anggota kelompok menyadari pentingnya
kerjasama dalam pencampaian tujuan 2 Face to face interaction artinya antar anggota berinteraksi
dengan saling berhadapan. 3 Individual accountability artinya setiap anggota kelompok
harus belajar dan aktif memberikan kontrbusi untuk mencapai keberhasilan kelompok.
4 Use of collaborativesocial skill artinya harus menggunakan ketrampilan bekerja sama dan bersosialisasi. Agar siswa
mampu berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru. 5 Group processing, artinya siswa perlu menilai bagaimana
mereka bekerja secara efektif.
19
Jadi dalam menggunakan pembelajaran kooperatif harus menerapkan lima prinsip tersebut agar mencapai hasil yang maksimal
dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran yang lain. Dalam menjalankanya harus sistematis dan saling
terkait. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim
18
Anita Lie, Cooperatif Learning Mempraktekan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas , Jakarta: Grasindo, 2002. hal. 30
19
Yatim Riyanto, op.cit., hal. 270
sebagaimana dikutip oleh Trianto dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
20
:
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah laku guru
Fase-1 Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan
semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
Fase-2 Menyajikan informasi
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan
Fase-3 Mengorganisasikansiswa
ke dalam
kelompok kooperatif
Guru menjalaskan
kepada siswa
bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efesien
Fase-4 Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase-6 Memberikan penghargaan
Guru mencari
cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
20
Trianto, op. cit., hal. 48-49
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together
NHT
Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT ini akan memudahkan siswa menerima materi pelajaran akibat berpikir bersama head together .
Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT
aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa, dalam proses diskusi dan kerja kelompok guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan interaksi
antara siswa dengan guru maupun antar siswa membuat proses berpikir siswa lebih optimal dan siswa mengkontruksi ilmu yang dipelajarinya
menjadi pengetahuan
yang akan bermakna dan tersimpan dalam
ingatannya.
Numbered Head Together NHT atau penomoran berpikir
bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dengan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
21
Senada dengan itu, Kunandar mengatakan bahwa NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak
siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai
pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas.
22
Dengan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik.
21
Trianto, ibid., hal.62
22
Kunandar, Guru Professional, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007, hal. 368