sampaikan dalam suatu pertemuan kelas yang diprogramkan sebelumnya. Jadi kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses
dan hasil belajar anak didik di sekolah. c.
Program
Program pendidikan di susun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan sekolah tergantung
dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik
tenaga, finensial, dan sarana prasarana. d.
Sarana dan fasilitas
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Suatu sekolah yang kekurangan ruang kelas, sementara jumlah peserta
didik dalam jumlah yang banyak melebihi daya tamping ruang kelas,
akan dapat
menemukan banyak
masalah ketika
berlangsungnya proses pembelajaran. e.
Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Guru
merupakan unsure manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada peseta didik tanpa
adanya seorang guru, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
4. Pengukuran Hasil Belajar
Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan
apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta
kecakapan guru dalam kelas dan pengusaan materi yang cukup memadai.
Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar memabaginya menjadi 3 ranah, yakni:
1. Ranah kognitif, pembelajaran kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan konsep-konsep, sifat dari konsep-konsep, dan
bagaimana konsep-konsep itu disajikan dalam struktur kognitif. Menurut Benjamin Bloom ada enam tingkatan dalam pembelajaran
dimulai dari tingkat paling bawah yaitu: Knowledge, comperehension, analysis, Synthesis, dan Evaluation.
11
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:
a Pengetahuaningatan knowledge, aspek ini mengacu pada kemampuan mengenal dan mengingat materi yang sudah pelajari
dari yang sederhana sampai hal yang sukar. b Pemahaman comperehension, aspek pemahaman ini mengacu
pada kemampauan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah hal tersebut diketahui atau diingat, serta memaknai arti dari bahan
maupun materi yang dipelajari. c Penerapanaplikasi application aspek ini mengacu pada
kemampuan dalam menerapkan pengetahuan atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prinsif-prinsif, dan sebagainya
dalam memecahkan persoalan tertentu. d Analisis analysis aspek ini mengacu pada kemampuan
mengakasji sesuatu bahan atau keadaan kedalam komponen- komponen yang lebih spesifik, serta mampu memahami hubungan
diantara bagian-bagian yang satu dengan yang lainya.
11
Anonim, Taxonomy of Learning and Benjamin Bloom, Levels of Learning, http:www.taxonomybloom.bloom November, 17
th
2007, h. 1