19
untuk mengungkapkan pikiran dengan tujuan menghibur, menginformasikan, mendidik, menjelaskan sesuatu, melukiskan sesuatu, membuktikan, atau untuk
membujuk orang lain.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Menulis Karangan
Raka Joni melalui Suprihadi Saputro, dkk. 2000: 2 mengatakan tentang pengertian pembelajaran, yaitu bahwa pembelajaran adalah penciptaan sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar. Suprihadi Saputro, dkk. 2000: 2 menyatakan bahwa pembelajaran merupakan perbuatan yang
kompleks. Artinya, kegiatan pembelajaran melibatkan banyak komponen dan faktor yang perlu dipertimbangkan. Pembelajaran atau sering disebut dengan
istilah pengajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berupa komponen- komponen pembelajaran itu sendiri. Oemar Hamalik 2011: 77 mengatakan
bahwa pengajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Proses pembelajaran ditandai oleh adanya interaksi antar komponen. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa masing-masing komponen akan
memiliki pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini karena pada dasarnya proses pembelajaran dapat terselenggara dengan baik,
lancar, efisien, dan efektif jika ada interaksi yang positif, konstruktif, dan produktif antara berbagai komponen yang ada dalam sistem pembelajaran
tersebut.
20
Oemar Hamalik 2011: 77 mengatakan bahwa komponen-komponen
pengajaran yang dapat mempengaruhi pembelajaran adalah:
a tujuan pendidikan dan pengajaran,
b peserta didik atau siswa,
c tenaga kependidikan khususnya guru,
d perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum,
e strategi pembelajaran,
f media pengajaran, dan
g evaluasi pengajaran.
Menurut Mudjiono, dkk. melalui Suprihadi Saputro, dkk. 2000: 8-9, komponen-komponen pembelajaran yaitu: a siswa, b guru, c tujuan, d isi
pelajaran, e metode, f media, dan g evaluasi. a.
Siswa, yakni seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b. Guru, yakni seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan
belajar mengajar, katalisator kegiatan belajar mengajar, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar yang efektif. c.
Tujuan, yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik, dan afektif.
d. Isi pelajaran, yakni segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep
yang diperlukan untuk mencapai tujuan. e.
Metode, yakni cara teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi dari orang lain , dimana informasi
tersebut dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. f.
Media, yakni bahan pembelajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada para siswa agar
mereka dapat mencapai tujuan. g.
Evaluasi, yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen
kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan siswa serta komponen kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran menulis karangan merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yang merupakan bagian dari pengajaran. Oleh
21
karena itu, dalam pembelajaran menulis karangan terdapat komponen- komponen pembelajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Karakterisitk siswa, kompetensi guru, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, karakteristik isi pembelajaran, metode, media yang digunakan, dan evaluasi
yang dilaksanakan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran menulis karangan. Bila masing-masing komponen mampu untuk saling
berinteraksi dan berinterelasi dengan baik dan positif, konstruktif, dan produktif, maka pembelajaran menulis karangan akan berhasil dalam arti
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran menulis karangan yang dilaksanakan tersebut. Sebaliknya, bila masing-masing komponen tidak
ada interaksi dan interelasi, atau bahkan tidak ada salah satu dari komponen tersebut, maka tujuan pembelajaran menulis karangan yang diharapkan tidak
akan tercapai. Dalam hal ini peneliti memilih faktor media pembelajaran, karena peran
media sangat penting dalam membantu mencapai keberhasilan belajar siswa dan menjadikan belajar siswa lebih bermakna.
C. Karangan
1. Pengertian Karangan
Suparno dan Mohamad Yunus 2011: Modul 4 mengatakan bahwa karangan sebagai produk kreatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:
506 dituliskan tentang arti karangan, yaitu bahwa karangan adalah hasil mengarang; cerita; hasil pena. Karangan disebut juga dengan wacana. Menurut
Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi 19981999: 166, karangan atau
22
wacana yaitu rangkaian kalimat yang saling berhubungan baik bentuk maupun isinya, berisi informasi yang utuh.
Pengertian mengarang itu sendiri, Suparno dan Mohamad Yunus 2011: Modul 3 mengatakan bahwa mengarang pada hakikatnya mengungkapkan
atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis. Kemampuan mengarang adalah kemampuan untuk menuangkan gagasannya dalam dan dengan
karangan. Sementara menurut A. Widyamartaya 1990: 9 mengarang adalah kegiatan yang kompleks, berupa keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karangan adalah cerita, buah pena, hasil mengarang yang berupa rangkaian kalimat yang saling
berhubungan baik bentuk maupun isi, yang berisi suatu informasi yang utuh.
2. Jenis-jenis Karangan
Suatu tulisan atau karangan secara umum mengandung dua hal, yaitu isi dan cara pengungkapan atau penyajian. Isi berkaitan dengan apa yang ditulis,
sedangkan cara pengungkapan atau penyajian berkaitan dengan bagaimana menuliskannya. Isi dan cara pengungkapan atau penyajian, keduanya sa;ling
mempengaruhi dan menentukan bentuk ragam wacana.
Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi 19981999: 138, secara garis besar karangan dapat dikategorikan menjadi dua, yakni karangan
fiksi dan nonfiksi. Perbedaan karangan fiksi dan nonfiksi ada pada realitas yang disajikan pengarangnya. Pada karangan fiksi, realitas yang disajikan