42
binatang, dan benda mati. Sementara Azhar Arsyad 2011: 34 yang menyebut media nyata sebagai realia, mengatakan bahwa media nyata realia terdiri dari
tiga jenis yaitu model, specimen contoh, dan manipulatif peta, boneka. Sementara itu Mulyani Sumantri dan Johar Permana 19981999: 187
mengatakan bahwa specimen pecahan dari benda sebenarnya dan mocks-up tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian yang dimaksudkan atau
dipentingkan termasuk media nyata. Dari beberapa pendapat tentang jenis-jenis media nyata di atas, dapat
disimpulkan bahwa jenis-jenis media nyata antara lain yaitu kejadian, manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, termasuk model, specimen, mocks-up,dan benda
manipulatif seperti boneka.
4. Penggunaan Media Nyata dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Deskripsi di SDMI
Sabarti Akhadiyah M. K., et. al. 19921993: 104 mengatakan bahwa keterampilan menulis bukanlah semata-mata milik golongan yang berbakat
menulis saja. Dengan latihan yang sungguh-sungguh dan bimbingan yang intensif, keterampilan menulis dapat dimiliki oleh siapa saja. Pada tingkat
sekolah dasarlah dasar-dasar kemampuan menulis harus mulai diberikan. Siswa SDMI perlu dikenalkan berbagai jenis karangan dan dilatih menuliskannya.
Pembelajaran menulis deskripsi di SDMI diberikan baik pada kelas rendah maupun pada kelas tinggi. Sebagai contoh pembelajaran menulis
deskripsi di kelas rendah, pembelajaran menulis deskripsi di kelas I, anak disuruh mendeskripsikan benda-benda di sekitar dengan menyebutkan ciri-ciri
43
fisik benda-benda di sekitar nama, bentuk, warna, bahan, dan lain-lain, menggunakan kalimat sederhana dan kosakata yang sudah dikuasai.
Sementara itu di kelas II, pembelajaran menulis deskripsi anak di suruh mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya dengan
menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain secara sederhana dengan bahasa tulis. Dan pada kelas tinggi, pembelajaran menulis deskripsi
sudah lebih luas dan lebih kompleks lagi. Pembelajaran menulis deskripsi kelas IV SDMI dilakukan dengan anak disuruh menyusun karangan tentang
berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain.
Oleh karena itu, siswa SDMI hendaknya selalu diberi motivasi supaya menjadi kreatif menulis dan dibimbing secara intensif dalam kegiatan menulis
deskripsi. Pemberian motivasi ini dapat berupa bentuk media pembelajaran yang berupa media nyata. Hafni melalui Hairuddin, dkk. 2008: 7. 8 dengan
jelas mengemukakan bahwa media yang dipilih dalam pembelajaran hendaknya relevan dengan tujuan pembelajaran, sederhana, esensial, menarik
dan menantang. Begitu juga, penggunaan media nyata dalam pembelajaran menulis pun atas pertimbangan yang matang. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam penggunaan media nyata pada pembelajaran, menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 1990: 196 adalah:
a benda-benda atau makhluk hidup apakah yang mungkin dimanfaatkan
di kelas secara efisien, b
bagaimana caranya agar semua benda itu bersesuaian sekali terhadap pola belajar siswa, dan
c dari mana sumbernya untuk memperoleh benda-benda itu.
44
Media nyata dalam pembelajaran menulis deskripsi ini digunakan siswa sebagai objek yang akan diceritakan dalam karangannya. Siswa bisa memilih
menggunakan media nyata, seperti manusia, tumbuhan, hewan, benda mati lainnya, atau suatu kejadian untuk diamatinya dengan mengoptimalkan seluruh
inderanya, sehingga hasil pengamatan akan lebih detail. Dengan mengamatiobjek secara detail ini, siswa menjadi lebih mudah untuk
menjelaskan kembali objek yang diamati tersebut. Siswa pun menjadi lebih mudah dalam menemukan ide dan menentukan kata-kata untuk karangan
deskripsinya agar karangannya benar-benar bisa melukiskan sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat dan mengalami sendiri.
Di samping itu siswa atau guru bisa mendapatkan media nyata tersebut dengan mudah dan murah di lingkungan sekitar, baik dengan cara membawa siswa ke
luar kelas, atau dengan membawa media nyata tersebut ke kelas. Eko Budi Prasetyo 2000: 35 mengatakan bahwa pemanfaatan benda asli dalam
pembelajaran dapat ditempuh dengan dua cara yakni: a membawa peserta belajar ke luar kelas, misalnya dengan metode karya wisata, atau b membawa
benda asli ke dalam kelas.
G. Kerangka Pikir
Pembelajaran menulis karangan deskripsi kurang diperhatikan oleh siswa maupun guru SDMI. Hal ini juga terjadi di kelas IV MI Alfatah Kemutug
Desa Tirip Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Pada saat pembelajaran menulis karangan deskripsi, banyak siswa mengalami kesulitan.