37
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kontekstual ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematika pada siswa kelas IV A SD N Margoyasan. G.
Definisi Operasional
1. Berpikir kritis matematika adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi
untuk menganalisa, mengevaluasi informasi yang dihasilkan melalui observasi, pengalaman dan refleksi dengan mencari alasan dalam
memecahkan soal matematika. 2.
Model pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Adapun komponen dari model pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar pemodelan,
refleksi, dan penilaian otentik.
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas IV A SD N Margoyasan. Dalam
penelitian kolaboratif ini, pihak yang melakukan tindakan adalah guru kelas, sedangkan peneliti sebagai pengamat tindakan dalam proses pembelajaran
Suharsimi Arikunto, 2006:17. Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti dengan guru
berdiskusi untuk membahas parmasalahan penelitian beserta rencana tindakan. Tindakan yang direncanakan berupa penerapan pembelajaran
melalui model pembelajaran kontekstual
Contextual Teaching and Learning
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model
penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc.Taggart yang terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi
Rochiati Wiriaatmaja, 2007: 66.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Penelitian tindakan kelas model Kemmis dan
McTaggart memiliki empat komponen dalam satu siklus, yang terdiri dari perencanaan
planning
, pelaksanaan
tindakan
acting
, observasi
observing
, dan refleksi
reflecting
.
39
Gambar 2. Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan McTaggart Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus yaitu dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan selanjutnya dilakukan kembali dengan perencanaan tindakan berikutnya. Secara rinci
langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut
1. Siklus I
a. Perencanaan
Planning
Pada tahap perencanaan ini peneliti merancang tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian, diantaranya:
1 menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai
dengan materi yang akan diajarkan melalui model pembelajaran kontekstual
Contextual Teaching
and Learning.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dengan
pertimbangan dari dosen dan guru yang mengampu mata pelajaran matematika kelas IV A SD N Margoyasan
2 mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dan
Lembar Kegiatan Siswa LKS
40
3 menyusun kisi-kisi dan pedoman observasi pembelajaran dengan
model pembelajaran kontekstual. 4
menyusun kisi-kisi dan soal tes tertulis untuk siswa yang berbentuk soal uraian.
5 mempersiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan
selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu kamera.
b. Pelaksanaan Tindakan
Acting
Pada tahap tindakan, guru melaksanakan rancangan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran
kontekstual
Contextual Teaching and Learning
yang telah dirancangkan yaitu berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disiapkan.
Sementara itu, peneliti mengamati aktivitas dan perilaku siswa pada saat pembelajaran dikelas. Rencana kegiatan yang dilakukan sifatnya
fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan, sesuai dengan kegiatan yang ada selama proses pelaksanaan di lapangan. Pada siklus
pertama, tindakan yang dilakukan adalah: 1
guru memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri menggunakan benda-benda konkret nyata dan gambar
benda konkret yang ada di sekitar siswa konstruksivisme.
Kegiatan konstruktivisme dilakukan pada saat kegiatan apersepsi, kegiatan inkuiri, maupun pemodelan menggunakan benda konkret.
2 guru melakukan demonstrasi dalam memberikan petunjuk
pengerjaan LKS maupun memberikan penjelasan mengenai materi