eksperimen dengan desain eksperimen pre-test post-test control group. Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu variabel bebas x yakni penggunaan
teknik Think Pair Share TPS dan variabel terikat y yakni keterampilan membaca bahasa Jerman. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas
XI SMA Negeri 1 Seyegan, yang berjumlah 190 peserta didik. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan pembelajaran
membaca bahasa Jerman yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
hitung
sebesar 3,361 lebih besar dari nilai t
tabel
1.671 pada taraf signifikasi α = 0,05 dengan db sebesar 60. Rerata peserta
didik yang diajarkan dengan teknik Think Pair Share sebesar 24,87 lebih tinggi daripada kelas yang diajar dengan teknik terjemahan sebesar 23,23. Dengan
demikian pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik yang diajar dengan menggunakan teknik Think Pair Share lebih efektif daripada
pembelajaran keterampilan membaca dengan menggunakan teknik terjemahan.
C. Kerangka Pikir 1. Terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan keterampilan
membaca bahasa Jerman peserta didik SMA Negeri 5 Purworejo antara yang diajar dengan menggunakan teknik Think Pair Square dan yang
diajar dengan menggunakan teknik konvensional.
Berdasarkan latar belakang masalah, diketahui bahwa pembelajaran bahasa Jerman peserta didik di SMA Negeri 5 Purworejo masih menggunakan
teknik yang biasa yaitu teknik konvensional. Bentuk pembelajaran yang menggunakan teknik konvensional meliputi guru berceramah, mencatat di papan
tulis, menerjemahkan kata-kata sulit dan tanya-jawab. Pembelajaran yang
demikian menjadikan proses kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Sehingga peserta didik kurang berkesempatan untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini menyebabkan peserta didik pasif dan kurang berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran. Untuk itu diperlukan variasi pembelajaran dengan
menerapkan teknik pembelajaran yang memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta didik untuk berpartisipasi secara optimal selama proses
pembelajaran, supaya kemampuan pemahaman peserta didik terhadap bacaan meningkat.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memberikan solusi yaitu dengan menerapkan teknik Think Pair Square. Teknik Think Pair Square atau Berpikir-
Berpasangan-Berempat ini memberikan kelebihan bagi peserta didik untuk berpartisipasi secara optimal dalam proses pembelajaran. Peserta didik memiliki
kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan peserta didik lain dalam kelompok diskusi. Jika pada proses berpikir sendiri Think peserta didik
belum mampu menyelesaikan persoalantugas dari guru, maka peserta didik masih memiliki kesempatan untuk berdiskusi saling bertukar pikiran dan saling
memberikan tanggapan menemukan strategi dalam menyelesaikan persoalantugas secara berpasangan Pair, kemudian setelah berpasangan peserta didik diberi
kesempatan membentuk kelompok berempat Square bertujuan agar peserta didik mendiskusikan kembali dengan beberapa teman lainnya tentang pendapatide-ide
mereka dalam menyesaikan persoalantugas, sehingga peserta didik merasa lebih percaya diri terhadap hasil kerjanya dan upaya yang dilakukan untuk terlibat
dalam proses pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat diasumsikan bahwa penggunaan teknik Think Pair Square memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi
belajar keterampilan bahasa Jerman peserta didik di SMA Negeri 5 Purworejo dibandingkan dengan teknik konvensional.
2. Penggunaan teknik Think Pair Square dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik SMA Negeri 5 Purworejo lebih
efektif daripada teknik konvensional.
Berdasarkan latar belakang masalah diketahui keterampilan membaca peserta didik masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh salah satunya yaitu
penyampaian materi yang dilakukan masih secara konvensinal, dimana pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Sehingga peserta didik kurang
memiliki kesempatan untuk terlibat aktif dan berpartisipasi selama proses pembelajaran. Guru kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
dapat berinteraksi dengan peserta didik lainnya. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
penggunaan teknik Think Pair Square. Teknik Think Pair Square merupakan
salah satu teknik pembelajaran dari model pembelajaran kooperatif, dimana mengarahkan peserta didik pada pembelajaran secara berkelompok yang terdiri
dari 4 – 5 orang. Pemilihan anggota kelompok ditentukan oleh guru yaitu secara
heterogen. Yang dimaksud secara heterogen yaitu memilih anggota kelompok dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan masing-masing peserta didik
yang berbeda-beda. Teknik Think Pair Square ini memberikan kelebihan kepada peserta didik yaitu memperoleh kesempatan yang lebih banyak untuk berpatisipasi