Teknik Pembelajaran Deskripsi Teori 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing

Teknik ini mengacu pada cara guru melaksanakan belajar mengajar, baik didalam maupun diluar kelas. Menurut Sanjaya 2009: 127, teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan metode. Iskandarwassid dan Sunendar 2011: 41 berpendapat bahwa teknik merupakan sebuah cara khas yang operasional, yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berpegang pada proses sistematis yang terdapat dalam metode. Kemampuan guru sangat menentukan dalam memilih teknik mengajar yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Adapun karakteristik teknik pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Abidin 2012: 29 adalah sebagai berikut: 1 Bersifat implementasional yakni cara langsung yang dipakai guru dalam menyampaikan pembelajaran di dalam kelas, 2 Hanya ditujukan pada suatu tahapan pembelajaran yakni pada tahap inti pembelajaran, 3 Jenis teknik yang digunakan di dalam kelas dapat langsung diamati, misalnya guru sedang ceramah teknik ceramah, anak-anak sedang mengerjakan tugas teknik penugasan, siswa sedang berdiskusi teknik diskusi , 4 Dalam satu kali proses pembelajaran dapat digunakan beragam teknik pembelajaran multiteknik , 5 Teknik pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus tertentu. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian teknik adalah suatu cara atau praktik yang digunakan dalam mengimplementasikan metode tertentu di kelas. Teknik pembelajaran adalah carapraktik yang digunakan oleh guru di kelas, yang mana pada penggunaannya dapat memudahkan guru dalam menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik pada saat proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

5. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe Teknik Think Pair Square a. Pembelajaran Kooperatif

Johnson Johnson dalam Isjoni, 2010: 45 mendefinisikan cooperative adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Cooperative learning berarti juga belajar bersama-sama, saling membantu antara yang satu dengan lain dalam belajar dan memastikan setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Artzt dan Newman dalam Trianto, 2009: 56 menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Slavin dalam Isjoni, 2010: 15 mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Woolfolk dalam Warsono dan Hariyanto, 2013: 160 mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah suatu pengaturan yang memungkinkan para siswa bekerja sama dalam suatu kelompok campuran dengan kecakapan yang berbeda- beda, dan akan memperoleh penghargaan jika kelompoknya mencapai suatu keberhasilan. Watson dalam Warsono dan Hariyanto, 2013: 160 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah lingkungan belajar kelas yang memungkinkan siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang heterogen dan mengerjakan tugas-tugas akademiknya. Warsono dan Hariyanto 2013: 161 berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif terkadang disebut juga kelompok pembelajaran group learning, yang merupakan istilah generik bagi bermacam prosedur instruksional yang melibatkan kelompok kecil yang interaktif. Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama dalam kelompok mereka serta dengan kelompok lain. Ada unsur-unsur dasar dari model pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif Anita Lie, 2004: 29. Menurut Roger dan David Johnson dalam Suprijono, 2013: 58 bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Adapun unsur tersebut adalah: 1 Positive interdependence saling ketergantungan positif, 2 Personal responsibility tanggung jawab perseorangan, 3 Face to face promotive interaction interaksi promotif, 4 Interpersonal Skill komunikasi antaranggota, 5 Group processing pemrosesan kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, kelima unsur tersebut harus diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif. Trianto 2009: 56 berpendapat bahwa di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, sukuras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk saling mencapai ketuntasan belajar. Pembelajaran kooperatif memiliki prinsip utama yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. Adapun prinsip-prinsip utama dari pembelajaran kooperatif menurut Slavin dalam Trianto, 2009: 61 adalah sebagai berikut: 1 Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan, 2 Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok, 3 Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara mengingkatkan belajar mereka sendiri. Arends dalam Trianto, 2009: 65 menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1 Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar, 2 Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, 3 Bila memngkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam, 4 Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. Menurut Sadker dan Sadker dalam Huda, 2013: 66 pembelajaran kooperatif, selain untuk meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, juga memberikan manfaat-manfaat besar lainnya, yaitu 1 Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi, 2 Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga- diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar, 3 Siwa menjadi lebih peduli pada teman-temannya, dan akan terbangun rasa ketergantungan yang positif interpedensi positif untuk proses belajar mereka nanti, 4 Meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK TEST-TAKING TEAMS PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 GRABAG MAGELANG.

2 22 284

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 BANTUL.

2 4 241

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN PREZI ZOOM PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS TERPIMPIN BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 ASEMBAGUS SITUBONDO.

3 31 300

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 MUNTILAN.

3 6 253

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK ROLLENSPIEL PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN DI SMAN1 MUNTILAN MAGELANG.

3 14 183

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SQUARE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL.

0 2 226

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA LAGU PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X DI MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO.

1 4 217

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN STRATEGI SQP2RS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA.

4 32 245