Penilaian Keterampilan Membaca Deskripsi Teori 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing

Tes kemampuan membaca menurut Farr dalam Djiwandodo 2011: 117- 118 pada dasarnya ditujukan untuk: 1 Memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana, 2 Mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya, 3 Mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana, 4 Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana, 5 mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam wacana meskipun diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda. Dalam menyusun tes kemampuan membaca perlu diupayakan penyesuaian kemampuan peserta tes. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu isi, gaya penulisan, dan kosakata teks bacaan kesesuainnya dengan bidang, gaya penulisan serta jangkauan pemahaman peserta tes. Bolton 1996: 16-26 memaparkan kriteria tes kemampuan membaca diantaranya sebagai berikut: 1 Globalverständnis, peserta didik dapat memahami suatu teks secara umum, 2 Detailverständnis, peserta didik dapat memahami isi teks secara detail, 3 Selektive Verständnis, peserta didik dapat memahami isi teks secara selektif. Adapun bentuk-bentuk tesnya, yaitu: a offene Fragen, soal- soal yang terdapat pada teks dan peserta didik dapat menjawab secara bebas tertulis, b Multiple Choice Aufgaben, dalam soal ini peserta didik harus memilih jawaban yang benar diantara jawaban yang ada, c Alternativantwortaufgaben, bentuk soal dirumuskan dalam pernyataan inti teks benar ataupun salah, d Zuordnungsaufgaben, mencocokkan atau menjodohkan bagian-bagian yang sesuai satu sama lain. Adapun tes keterampilan membaca bahasa Jerman dalam penelitian ini disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pejalaran bahasa Jerman dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Dalam penelitian ini menggunakan kriteria tes kemampuan membaca menurut Bolton untuk pedoman dalam penilaian keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Purworejo, yaitu berupa Globalverständnis, Detailverständnis, dan Selektive Verständnis dengan bentuk tes Multiple Choice Aufgaben pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

4. Teknik Pembelajaran

Sebelum membahas tentang teknik pembelajaran lebih lanjut, tampaknya perlu dicermati dulu beberapa komponen dalam sistem pembelajaran yang saling berkaitan. Diantaranya adalah pendekatan, metode, dan teknik. Ketiga komponen pembelajaran tersebut merupakan tiga istilah dalam kegiatan pembelajaran yang sering dicampuradukkan pengertian dan pemakaiannya. Hal ini dikarenakan ketiga istilah tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling bertautan. Secara hierarki ketiga istilah itu mempunyai tingkatan atau kedudukan yang berbeda-beda. Kedudukan pendekatan berada pada tingkat yang tertinggi, yang kemudian diturunkan atau dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya metode dituangkan atau diwujudkan dalam sebuah teknik. Teknik inilah yang merupakan ujung tombak pengajaran karena berada pada tahap operasional atau tahap pelaksanaan pengajaran Iskandarwassid Sunendar, 2011: 40. Menurut Anthony dalam Pringgawidagda, 2002: 57 bahwa pendekatan adalah asumsi atau pendirian mengenai bahasa dan pembelajaran bahasa atau boleh dikatak an „falsafah tentang pembelajaran bahasa‟. Menurut Iskandarwassid Sunendar 2011: 40 pendekatan adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati. Dikatakan pula bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Di dalam pengajaran atau pembelajaran bahasa pendekatan lebih bersifat aksiomatik yang berarti tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Sanjaya 2009: 126 mengemukakan bahwa metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut Iskandarwassid Sunendar 2011: 56 Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan. Lebih lanjut dijelaskan Pringgawidagda 2002: 58 metode mengacu pada pengertian langkah-langkah secara procedural dalam mengolah kegiatan belajar-mengajar bahasa dimulai dari merencanakan, melakukan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran. Ely dan Gerlach dalam Uno 2008: 2 mendefinisikan teknik adalah jalan, alat atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai. Pringgawidagda 2002: 58 menjelaskan bahwa teknik mengacu pada pengertian implementasi, individual dan situasional. Teknik ini mengacu pada cara guru melaksanakan belajar mengajar, baik didalam maupun diluar kelas. Menurut Sanjaya 2009: 127, teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan metode. Iskandarwassid dan Sunendar 2011: 41 berpendapat bahwa teknik merupakan sebuah cara khas yang operasional, yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berpegang pada proses sistematis yang terdapat dalam metode. Kemampuan guru sangat menentukan dalam memilih teknik mengajar yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Adapun karakteristik teknik pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Abidin 2012: 29 adalah sebagai berikut: 1 Bersifat implementasional yakni cara langsung yang dipakai guru dalam menyampaikan pembelajaran di dalam kelas, 2 Hanya ditujukan pada suatu tahapan pembelajaran yakni pada tahap inti pembelajaran, 3 Jenis teknik yang digunakan di dalam kelas dapat langsung diamati, misalnya guru sedang ceramah teknik ceramah, anak-anak sedang mengerjakan tugas teknik penugasan, siswa sedang berdiskusi teknik diskusi , 4 Dalam satu kali proses pembelajaran dapat digunakan beragam teknik pembelajaran multiteknik , 5 Teknik pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus tertentu. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian teknik adalah suatu cara atau praktik yang digunakan dalam mengimplementasikan metode tertentu di kelas. Teknik pembelajaran adalah carapraktik yang digunakan oleh guru di kelas, yang mana pada penggunaannya

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK TEST-TAKING TEAMS PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 GRABAG MAGELANG.

2 22 284

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 BANTUL.

2 4 241

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN PREZI ZOOM PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS TERPIMPIN BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 ASEMBAGUS SITUBONDO.

3 31 300

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 MUNTILAN.

3 6 253

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK ROLLENSPIEL PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN DI SMAN1 MUNTILAN MAGELANG.

3 14 183

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SQUARE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL.

0 2 226

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA LAGU PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X DI MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO.

1 4 217

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN STRATEGI SQP2RS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA.

4 32 245