B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diimplikasikan bahwa pada pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman yang diajar menggunakan
teknik Think Pair Square lebih efektif daripada pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman yang diajar menggunakan teknik konvensional. Hasil
penelitian membuktikan bahwa prestasi belajar pada pembelajaran keterampilan membaca peserta didik yang diajar menggunakan teknik Think Pair Square lebih
tinggi dibandingkan peserta didik yang diajar menggunakan teknik konvensional. Tahap yang harus dilalui dalam menerapkan teknik Think Pair Square
adalah tahap Think, Pair, dan Square. Pertama pada tahap Think, peserta didik diberi kesempatan berpikir secara individu untuk menyelesaikan persoalan.
Dilanjutkan kedua pada tahap Pair, peserta didik diberi kesempatan secara berpasangan mendiskusikan ide-ide atau pendapat yang muncul pada saat berpikir
sendiri, saling memberikan masukan terhadap hasil kerja individu. Selanjutnya pada tahap akhir Square, peserta didik diberi kesempatan untuk membentuk
kelompok berempat, dimana mereka saling berdiskusi, saling membantu satu sama lain memahami dan menyelesaikan persoalan. Ketiga tahap itulah yang
harus dilalui oleh peserta didik pada penyelenggaraan teknik Think Pair Square. Teknik Think Pair Square ini merupakan salah satu alternatif teknik pembelajaran
yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, khususnya meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Dalam proses pembelajaran yang
menyenangkan ini, peserta didik lebih terdorong untuk belajar dan berpikir. Dengan menggunakan teknik Think Pair Square dapat menumbuhkan tanggung
jawab peserta didik, sehingga terlibat langsung berpartisipasi secara aktif dalam memahami suatu bacaan dan menyelesaikan tugas membaca dalam kelompok.
Adapun langkah-langkah dalam penerapan teknik Think Pair Square dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman dapat diuraikan
sebagai beriku. 1 Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2 Guru memberikan apersepsi sesuai materi teks atau bacaan. 3 Guru membantu peserta didik untuk membentuk kelompok kecil yang
beranggotakan 4 orang secara heterogen berdasarkan pada kemampuan yang berbeda-beda.
4 Guru membagikan bacaanteks dan soal-soal sesuai bacaanteks. 5 Guru meminta peserta didik terlebih dahulu secara individu membaca dan
memahami isi bacaanteks Think. 6 Guru meminta peserta didik berpasangan dengan salah satu rekan dalam
kelompok untuk berdiskusi Pair. 7 Guru meminta kedua pasangan bertemu kembali dalam satu kelompok
berempat untuk berdiskusi kembali Square. 8 Guru mengevaluasi pembelajaran atas apa yang telah didiskusikan dan
membuat kesimpulan dengan peserta didik. Seperti halnya dalam menerapkan teknik-teknik pembelajaran lainnya,
pada penerapaan teknik Think Pair Square juga memiliki kelemahan. Pada