eksperimen dan kelas kontrol. hasil perhitungan bobot keefektifan sebesar 8,77 sehingga hipotesis alternatif H
a
diterima, artinya penggunaan teknik Think Pair Square dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik
kelas X SMA Negeri 5 Purworejo lebih efektif daripada penggunaan teknik konvensional.
Teknik Think Pair Square merupakan salah satu teknik pembelajaran dari
model pembelajaran kooperatif, dimana mengarahkan peserta didik pada pembelajaran secara berkelompok yang terdiri dari 4
– 5 orang. Pemilihan anggota kelompok ditentukan oleh guru yaitu secara heterogen. Yang dimaksud
secara heterogen yaitu memilih anggota kelompok dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan masing-masing peserta didik yang berbeda-beda. Teknik
Think Pair Square atau Berpikir-Berpasangan-Berempat ini memberikan kelebihan bagi peserta didik untuk berpartisipasi secara optimal dalam proses
pembelajaran. Peserta didik memiliki kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan peserta didik lain dalam kelompok diskusi. Hal itu dapat
diketahui dari prosedur pelaksanaannya, yaitu melalui tiga tahap: Think, Pair, dan Square. Melalui tahap Think, peserta didik diberi kesempatan berpikir secara
individu untuk memecahkan masalah. Kemudian tahap Pair, peserta didik diberi kesempatan secara berpasangan untuk berdiskusi dan saling berbagi pendapat
tentang kemungkinan jawaban dalam memecahkan masalah. Tahap terakhir yaitu Square, peserta didik diberi kesempatan membentuk kelompok berempat untuk
mendiskusikan kembali tentang masing-masing pendapat individu, saling mengoreksi dan memberikan masukan terhadap ide-ide yang didapat untuk
memecahkan masalah. Penggunaan teknik Think Pair Square dalam proses pembelajaran terutama keterampilan membaca bahasa Jerman mempunyai tujuan
agar peserta didik mampu bekerja sama dengan peserta didik lainnya dalam mencapai tujuan bersama yaitu mengetahui dan memahami makna yang terdapat
dalam bacaan. Selain itu peserta didik yang kurang aktif akan menjadi lebih termotivasi untuk aktif terlibat pada pembelajaran dan lebih aktif berpartisipasi
dalam berdiskusi. Tidak hanya itu, teknik Think Pair Square ini dapat membuat cara belajar menjadi tidak membosankan, karena dalam teknik Think Pair Square
peserta didik diarahkan untuk menemukan suatu kajian secara bersama-sama dan tidak berbeda-beda.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut. 1. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di satu
lembaga sekolah, sehingga terdapat kemungkinan komunikasi antar kelas eksperimen dan kontrol, yang menyebabkan peserta didik dapat
berkomunikasi mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya. 2. Waktu penelitian sangat terbatas. Pelaksanaan penelitian hanya dilakukan
selama 8 kali pertemuan. 3. Instrumen penelitian yang dibuat belum sempurna.
4. Keterbatasan Peneliti sebagai peneliti pemula, sehingga penelitian ini jauh dari sempurna.
73
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengajuan hipotesis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik kelas X di SMA Negeri 5 Purworejo antara yang
diajar menggunakan teknik Think Pair Square dan yang diajar menggunakan teknik konvensional. Hal tersebut dapat dilhat dari nilai t
hitung
lebih besar dari nilai t
tabel
t
hitung
t
tabel
; 3,838 2,000. Setelah dibandingkan dengan nilai hitung signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi α
0,05 0,000 0,05, 2. Penggunaan teknik Think Pair Square pada pembelajaran keterampilan
membaca bahasa Jerman peserta didik kelas X di SMA Negeri 5 Purworejo lebih efektif daripada menggunakan teknik konvensional. Hal ini dapat dilihat
dari nilai mean post-test keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik pada kelas eksperimen sebesar 76,35 lebih tinggi daripada keterampilan
membaca peserta didik pada kelas kontrol yaitu sebesar 71,02. Selain itu dapat dilihat dari penghitungan bobot keefekifan yaitu sebesar 8,77.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diimplikasikan bahwa pada pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman yang diajar menggunakan
teknik Think Pair Square lebih efektif daripada pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman yang diajar menggunakan teknik konvensional. Hasil
penelitian membuktikan bahwa prestasi belajar pada pembelajaran keterampilan membaca peserta didik yang diajar menggunakan teknik Think Pair Square lebih
tinggi dibandingkan peserta didik yang diajar menggunakan teknik konvensional. Tahap yang harus dilalui dalam menerapkan teknik Think Pair Square
adalah tahap Think, Pair, dan Square. Pertama pada tahap Think, peserta didik diberi kesempatan berpikir secara individu untuk menyelesaikan persoalan.
Dilanjutkan kedua pada tahap Pair, peserta didik diberi kesempatan secara berpasangan mendiskusikan ide-ide atau pendapat yang muncul pada saat berpikir
sendiri, saling memberikan masukan terhadap hasil kerja individu. Selanjutnya pada tahap akhir Square, peserta didik diberi kesempatan untuk membentuk
kelompok berempat, dimana mereka saling berdiskusi, saling membantu satu sama lain memahami dan menyelesaikan persoalan. Ketiga tahap itulah yang
harus dilalui oleh peserta didik pada penyelenggaraan teknik Think Pair Square. Teknik Think Pair Square ini merupakan salah satu alternatif teknik pembelajaran
yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, khususnya meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Dalam proses pembelajaran yang