Tata Kelola Pemerintahan Tinjauan Teori

16 Pengaruh tidak langsung tata kelola pemerintahan melalui jalur infrastruktur adalah bahwa dengan tata kelola pemerintahan yang baik, maka akan ada keberpihakan political will dalam pemanfaatan pengetahuan dan sumber daya untuk mendorong peningkatan infrastruktur. Selain itu tata kelola pemerintahan yang baik akan meningkatkan kualitas infrastruktur karena tidak banyak kebocoran alokasi sumber daya yang disebabkan oleh para pencari rente. Sehingga dengan infrastruktur yang baik maka akan meningkatkan keunggulan komparative, meningkatkan efisiensi sehingga tercapai skala ekonomi, dan infrastruktur sebagai representasi dari kemajuan teknologi. Litvack et al. 1998 berpendapat bahwa pelayanan publik yang paling efisien seharusnya diselenggarakan oleh wilayah yang jarak geografis yang paling minimum, karena: 1. Pemerintah lokal sangat menghayati kebutuhan masyarakatnya; 2. Keputusan pemerintah lokal sangat responsif terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga mendorong pemerintah lokal untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan dana yang berasal dari masyarakat; 3. Persaingan antar daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya akan mendorong pemerintah lokal untuk meningkatkan inovasinya. Namun, Vazques dan McNab 1997 mengingatkan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat menghambat pencapaian tujuan desentralisasi, seperti: birokrasi yang dikuasai oleh elit lokal, meningkatnya praktek korupsi di pemerintahan lokal, dan terbatasnya kapasitas birokrasi lokal. Ketiga hambatan tersebut mencerminkan bahwa birokrasi atau tata kelola pemerintahan mempunyai peranan penting dalam pencapaian desentralisasi secara umum. Hal ini juga dikemukakan oleh Gerittsen 2009, bahwa booming infrastruktur antara tahun 2009-2015 akan menghasilkan pemenang dan pecundang. Pecundang akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada dengan mengorupsi belanja infrastruktur dan kurangnya kapasitas. Sedangkan pemenang akan menciptakan mesin pertumbuhan baru bagi generasi selanjutnya melalui energi terbarukan, dan daya saing global dibidang kesehatan dan pendidikan. Terdapat sejumlah kebijakan nasional dan daerah yang berkaitan erat dengan kualitas jalan diantaranya adalah peraturan mengenai pengadaan barang 17 dan jasa Perpres 82006 dan Kepres 802003. Peraturan ini dikeluarkan untuk mengurangi tingkat resiko terjadinya korupsi dan kolusi pada proses tender proyek pemerintah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas barang dan jasa yang diadakan karena melalui proses yang lebih transparan dan akuntabel. Tender proyek pemerintah disini berarti berbagai bentuk investasi publik pemerintah seperti pembangunan jalan, pengadaan lampu penerangan jalan, dan pengadaan material jembatan. Disini juga disebutkan pengaturan mengenai tingkatan subkontrak agen yang disinyalir dapat menurunkan kualitas barang dan jasa karena terdapat semakin banyaknya agen yang menerima kick- back fee pada setiap tingkatan kontrak proyek. Ada dua pihak yang secara garis besar berinteraksi dalam menentukan kinerja perekonomian daerah yaitu pemerintah daerah dan pelaku usaha. Pemerintah daerah sebagai pembuat kebijakan publik yang terkait dunia usaha memiliki peran yang besar dalam penentuan bentuk kompetisi pasar di daerah. Sedangkan pelaku usaha sebagai pencipta nilai tambah ekonomi turut menentukan kinerja perekonomian daerah melalui peranan investasi dari pemodalan swasta.

2.1.5 Faktor-Faktor Lain yang Memengaruhi Penyediaan Infrastruktur 1.