Jenis dan Sumber Data

32 Multikolinearitas Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang sempurna antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Tanda-tanda adanya multikolinearitas adalah sebagai berikut: 1. Tanda tidak sesuai dengan yang diharapkan. 2. R-squared-nya tinggi tetapi uji individu uji t tidak banyak bahkan tidak ada yang nyata. 3. Korelasi sederhana antara variabel individu tinggi r ij tinggi. 4. R 2 lebih kecil dari r ij2 menunjukkan adanya masalah multikolinearitas. Ada beberapa cara untuk mengetahui multikolinearitas dalam model, salah satunya adalah uji Manquardt, yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF pada masing-masing variabel bebas. Jika nilai VIF kurang dari sepuluh, maka dapat disimpulkan bahwa dalam persamaan tidak terdapat multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai VIF lebih besar dari sepuluh maka terdapat multikolinearitas dalam persamaan tersebut. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah dengan regresi analisis komponen utama principal componet analysis. Pendugaan dengan regresi komponen utama akan menghasilkan nilai dugaan yang memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi, dengan jumlah kuadrat sisaan yang lebih kecil dibandingkan dengan pendugaan metode kuadrat terkecil. Analisis komponen utama pada dasarnya mentransformasi peubah-peubah bebas yang berkorelasi menjadi peubah-peubah baru yang orthogonal dan tidak berkorelasi. Analisis ini bertujuan untuk menyederhanakan peubah-peubah yang diamati dengan cara mereduksi dimensinya. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan korelasi diantara peubah melalui transformasi peubah asal ke peubah baru komponen utama yang tidak berkorelasi.

3.3 Spesifikasi Model Penelitian

Untuk melihat pengaruh tata kelola pemerintahan terhadap penyediaan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi, dalam penelitian ini digunakan dua spesifikasi model utama. Untuk melihat perbedaan pengaruh letak geografis Jawa 33 dan luar Jawa serta administrasi kota dan kabupaten pada penyediaan infrastruktur, dimasukkan sebagai variabel dummy. Model pertama adalah model infrastruktur, yang merupakan modifikasi dari model yang digunakan oleh De 2010. Model ini untuk melihat keterkaitan tata kelola pemerintah daerah terhadap penyediaan infrastruktur. Model umum persamaan infrastruktur jalan, air bersih, dan listrik tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: ∑ ∑ 3.12 dengan: = Infrastruktur ke-i kabupatenkota ke-j = Variabel tata kelola pemerintahan ke-k di kabupatenkota ke-j untuk infrastruktur ke-i = PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 periode tahun 2009 kabupatenkota ke-j Juta rupiah = Belanja infrastruktur kabupatenkota ke-j Juta rupiah = Dummy kota, bernilai 1 untuk kota dan 0 untuk kabupaten = Dummy Jawa, bernilai 1 untuk kabupatenkota di Jawa dan 0 untuk kabupatenkota diluar Jawa = 1: Jalan, 2: Air bersih, dan 3: Listrik = KabupatenKota = Variabel tata kelola pemerintahan daerah = Intersep = Parameter yang diestimasi Model kedua adalah model pertumbuhan, mengacu pada model pertumbuhan endogen Barro 1997 yang digunakan oleh McCulloch dan Malesky 2011. Model pertumbuhan digunakan untuk melihat pengaruh langsung tata kelola pemerintahan daerah dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi. Model pertumbuhan dapat dituliskan sebagai berikut: