Sumber dan volume air yang digunakan responden untuk kebutuhan sehari-hari

55 pengaruh yang besar terhadap penurunan kualitas air tanah warga. Penurunan kualitas air tanah ini menyebabkan sebagian besar masyarakat beralih menggunakan sumber air lainnya seperti PDAM dan vendor-water.

6.3 Estimasi besarnya nilai dana kompensasi masyarakat dengan pendekatan metode

contingent valuation method Teknik CVM didasarkan pada asumsi hak kepemilikan, jika individu yang ditanya tidak memiliki hak-hak atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam, maka pengukuran yang relevan adalah dengan mengukur seberapa besar keinginan membayar untuk memperoleh barang tersebut WTP. Sebaliknya, jika individu yang kita tanya memiliki hak atas sumberdaya maka pengukuran yang relevan adalah seberapa besar keinginan untuk menerima kompensasi yang paling minimum WTA atas hilang atau rusaknya sumberdaya yang dia miliki Fauzi 2006. Kompensasi diperlukan kerena sebenarnya masyarakat sekitar kawasan industri di Desa Wanarejan Utara memiliki hak untuk memanfaatkan air tanahsumur mereka tanpa tercemar. Pada penelitian ini pihak industrilah yang mulai berkembang di daerah pemukiman masyarakat sehingga timbulnya penurunan kualitas lingkungan akibat berkembangnya industri di pemukiman warga berupa pencemaran air karena adanya hasil buangan limbah industri yang tidak diolah. Metode CVM digunakan untuk menganalisis kesediaan responden menerima kompensasi terhadap pencemaran air dan udara oleh pihak industri. Hasil dari pelaksanaan enam langkah CVM adalah sebagai berikut: 1 Membangun pasar hipotetis Setiap responden diberikan informasi bahwa pihak industri akan memberlakukan kebijakan pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat di sekitar kawasan industri yang merasakan eksternalitas negatif. Dana kompensasi tersebut merupakan cerminan dari besarnya nilai kerugian yang dirasakan dan kesediaan menerima karena adanya penurunan kualitas lingkungan di sekitar kawasan industri. 2 Memperoleh penawaran nilai WTA Besarnya nilai WTA diperoleh berdasarkan hasil wawancara kepada 95 responden dengan menggunakan metode bidding game. Metode ini diterapkan 56 dengan melakukan penawaran dimulai dari penawaran maksimal yaitu Rp300.000 hingga angka minimum yang mau diterima responden. Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga wilayah, responden yang berada pada wilayah satu memiliki rata-rata WTA paling tinggi yaitu sebesar Rp177.419 per KK per bulan. Hal ini dikarenakan wilayah satu berjarak lebih dekat dengan kawasan industri sehingga kerugian yang ditanggung lebih besar yang menyebabkan nilai WTA lebih besar dari wilayah yang lainnya. Perbandingan nilai WTA responden dari masing-masing wilayah dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Perbandingan nilai WTA responden masing-masing wilayah Wilayah Jumlah responden orang Total perbulan Rp Rata-rata perbulan Rp I 31 5.500.000 177.419 II 30 3.775.000 125.833 III 30 3.850.000 128.333 Sumber: Data primer, diolah 2014 3 Menghitung dugaan nilai rataan WTA Dugaan nilai rataan WTA responden dihitung berdasarkan distribusi data nilai WTA responden. Nilai rata-rata WTA responden diperoleh sebesar Rp136.813 per bulan per KK. Adapun distribusi nilai WTA responden dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Distribusi WTA responden No Nilai WTA RpKKbula Fruekuensi orang Frekuensi relatif Mean WTA Rp Jumlah WTA Rpbulan 1 50000 9 0,10 4.945 450.000 2 75000 7 0,08 5.769 525.000 3 100000 17 0,19 18.681 1.700.000 4 125000 7 0,08 9.615 875.000 5 150000 21 0,23 34.615 3.150.000 6 175000 10 0,11 19.230 1.750.000 7 200000 20 0,22 43.956 4.000.000 Total 91 1 136.813 12.450.000 Sumber: Data primer, diolah 2014 57 Rata-rata WTA masyarakat Desa Wanarejan Utara sebesar Rp136.813 per bulan per KK. Bentuk kompensasi yang diharapkan responden berupa penyediaan alat penyaring air, penyediaan layanan kesehatan, dan dana kompensasi. Dana kompensasi yang diberikan kepada masyarakat sekitar akan digunakan masyarakat untuk keperluan pembelian air bersih , perbaikan kualitas lingkungan, dan untuk keperluan sehari-hari. Hasil penelitian terhadap masyarakat sekitar kawasan industri sarung tenun adalah sebagian besar masyarakat menginginkan untuk segera dipasang instalasi pengolahan limbah IPAL seperti yang telah direncanakan pihak industri dan pemerintah. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencemaran yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat sekitar kawasan industri. 4 Menduga bid curve Kurva lelang atau bid curve dibentuk berdasarkan nilai WTA responden terhadap dana kompensasi yang diinginkan. Kurva ini menggambarkan hubungan tingkat WTA yang diinginkan dengan jumlah responden yang bersedia menerima pada tingkat WTA tersebut. Berdasarkan Hasil survei, maka nilai WTA dapat digolongkan menjadi tujuh kelompok seperti dijelaskan pada Tabel 21 dan menghasilkan kurva penawaran WTA yang dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 21 Besaran nilai WTA responden WTA RpKKbulan Frekuensi orang Frekuensi kamulatif orang 50.000 9 9 75.000 7 16 100.000 17 33 125.000 7 40 150.000 21 61 175.000 10 71 200.000 20 91 Sumber: Data primer, diolah 2014

Dokumen yang terkait

SARUNG TENUN ATBM (ALAT TENUN BUKAN MESIN) DI DESA WANAREJAN UTARA KABUPATEN PEMALANG KAJIAN ASPEK MOTIF DAN PROSES PRODUKSI

2 18 71

FAKTOR PENYEBAB KELUHAN SUBYEKTIF PADA PUNGGUNG PEKERJA TENUN SARUNG ATBM DI DESA WANAREJAN UTARA PEMALANG

2 15 131

Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Sekitar Home Industri Sarung Tenun Ikat Terhadap Pencemaran Air Limbah Proses Produksi

4 57 179

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Analisis Willingness To Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping (Studi Kasus Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor)

1 15 213

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal

1 7 93

Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Pabrik Gula Rafinasi Kabupaten Lampung Selatan

0 8 111

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

PERKEMBANGAN INDUSTRI SARUNG TENUN DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI DESA BEJI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG PADA TAHUN 1998-2012 - repository perpustakaan

0 0 15