13 terakumulasi dalam tubuh lingkungan. Sebagai contoh limbah cair hasil aktivitas
produksi suatu industri yang tidak melebihi baku mutu dan daya serap lingkungan. Limbah  dapat  pula  dikelompokan  menurut  luasnya  dampak  baik  vertikal
maupun  horisontal.  Apabila  kerusakan  sebagai  akibat  dari  pencemaran  berada  di sekitar  sumber  pencemaran  tersebut,  maka  limbah  yang  bersangkutan  disebut
sebagai  limbah  lokal.  Jika  kerusakan  yang  ditimbulkan  akibat  limbah  tersebut bersifat  jauh  lebih  luas  dari  daerah  sekitar  sumber  dampak,  maka  limbah  ini
disebut  sebagai  limbah  regional.  Sifat  lokal  dan  regional  ini  tidak  harus  saling meniadakan  satu  sama  lain,  tetapi  dapat  juga  limbah  lokal  terjadi  bersama-sama
dengan  limbah  regional  seperti  pada  saat  terjadi  kebakaran  hutan  di  Kalimantan yang asapnya menyebar kewilayah luas.
2.4 Industri dan Pencemarannya
Pada  dasarnya  kegiatan  suatu  industri  adalah  mengolah  masukan  input menjadi  keluaran  output.  Kristanto  2004  mengklasifikasikan  industri  secara
garis besar sebgai berikut: 1
Industri dasar atau hulu Industri  hulu  memiliki  sifat  sebagai  berikut:  padat  modal,  berskala  besar,
menggunakan  teknologi  maju  dan  teruji.  Lokasinya  selalu  dipilih  dekat  dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri, dan pada umumnya lokasi ini
belum  tersentuh  pembangunan.  Oleh  karena  itu  industri  hulu  membutuhkan perencanaan yang matang beserta tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan
sampai operasional. Di sisi lain juga membutuhkan pengaturan tata ruang, rencana pemukiman,  pengembangan  kehidupan  perekonomian,  serta  pencegahan
kerusakan lingkungan. Pembangunan industri ini dapat mengakibatkan perubahan lingkungan, baik dari aspek sosial-ekonomi dan budaya maupun pencemaran.
2 Industri hilir
Industri  hilir  merupakan  perpanjangan  proses  industri  hulu.  Pada  umumnya industri  ini  mengolah  bahan  setengah  jadi  menjadi  barang  jadi,  lokasinya  selalu
diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi teruji dan padat karya.
14 3
Industri kecil Industri  kecil  banyak  berkembang  di  pedesaan  dan  perkotaan,  memiliki
peralatan  sederhana.  Walaupun  hakikat  produksinya  sama  dengan  industri  hilir, tetapi  sistem  pengolahannya  lebih  sederhana.  Sistem  tata  letak  pabrik    maupun
pengolahan limbah belum mendapat perhatian. Sifat industri ini padat karya. Pengamatan  terhadap  sumber  pencemar  sektor  industri  dapat  dilaksanakan
pada  masukan,  proses  maupun  pada  keluarannya  dengan  melihat  spesifikasi  dan jenis  limbah  yang  diproduksi.  Pencemaran  yang  ditimbulkan  oleh  industri
diakibatkan  adanya  limbah  yang  keluar  dari  pabrik  dan  mengandung  Bahan Beracun  dan  Berbahaya  B3.  Bahan  pencemar  keluar  bersama-sama  dengan
bahan  buangan  limbah  melalui  media  udara,  air  dan  tanah  yang  merupakan komponen ekosistem alam. Bahan buangan yang keluar dari pabrik dan masuk ke
lingkungan  dapat  didefinisikan  sebgai  sumber  pencemar,  dan  sebagai  sumber pencemar perlu diketahui  jenis bahan pencemar  yang dikeluarkan, kuantitas, dan
jangkauan pemaparannya. Bahan pencemar yang masuk kedalam lingkungan akan berinteraksi dengan
satu  atau  lebih  komponen  lingkungan.  Perubahan  komponen  secara  fisika,  kimia ban  biologi  sebagai  akibat  dari  adanya  bahan  pencemar  akan  mengakibatkan
perubahan  nilai  lingkungan  yang  disebut  dengan  perubahan  kualitas  lingkungan. Limbah  yang  mengandung  bahan  pencemar  akan  mengubah  kualitas  lingkungan
bila lingkungan tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukungnya.  Oleh  karena  itu  sangat  perlu  diketahui  sifat  limbah  dan  komponen
bahan  pencemar  yang  terkandung  di  dalam  limbah  tersebut.  Sifat  beracun  dan berbahaya  dari  limbah  ditunjukan  oleh  sifak  fisik  dan  sifat  kimia  bahan  itu  baik
dari kuantitas maupun kualitasnya. Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah ditetapkan, antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, bersifat  sebagai
dioksidator dan reduktor yang kuat, dan mudah membusuk. Pada konsentrasi dan kuantitas  tertentu,  kehadirannya  dapat  berdampak  negatif  terhadap  lingkungan
terutama bagi kehidupan manusia dan kehidupan mahluk lainnya, sehingga perlu ditetapkan  batas-batas  yang  diperkenankan  dalam  lingkungan  dan  dalam  waktu
tertentu.  Adanya  batasan  kadar  atau  konsentrasi  dan  kuantitas  B3  pada  suatu ruang dan waktu tertentu dikenal dengan istilah ambang batas, yang mengandung
15 makna  bahwa  dalam  kuantitas  tersebut  masih  dapat  ditoleransi  oleh  lingkungan,
sehingga tidak membahayakan lingkungan atau pemakai Kristanto 2004.
2.5 Limbah Tekstil
Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkajian, proses penghilangan kanji, penggelantangan,  pemasakan, pewarnaan, percetakan,
dan  poses  penyempurnaan.  Karakteristik  limbah  cair  dari  setiap  tahapan  proses operasi  tekstil  akan  berbeda.  Limbah  cair  dari  unit  pencetakan  dan  pewarnaan
biasanya  banyak  mengandung  warna  yang  terdiri  dari  residu   reaktif  kimia  dan pewarnaan  dan  membutuhkan  pengolahan  khusus  sebelum  dibuang  ke
lingkungan.  Karakteristik  dan  kuantitas  effluen  dari  industri  tekstil  akan  berbeda antara  industri  tekstil  satu  dengan  yang  lainnya  karena  tergantung  dari  proses
produksi  yang  dilakukan.  Umumnya,  limbah  cair  industri  tekstil  besifat  alkalin basa dan memiliki BOD dengan rentang 700 hingga 2000 mgL Viola 2011.
Limbah  cair  tekstil  mengandung  sejumlah  senyawa  organik  baik  yang mudah  terdegradasi  secara  biologis  maupun  sulit  terdegradasi  non-
biodegradable.  Besarnya  kandungan  senyawa  organik  dapat  direpresentasikan sebagai  Biochemical  Oxygen  Demand  BOD  dan  Chemical  Oxygen  Demand
COD.  BOD  adalah  banyaknya  oksigen  yang  dibutuhkan  oleh  mikroorganisme untuk mengoksidasi senyawa organik, sedangkan COD adalah banyaknya oksigen
yang  dibutuhkan  untuk  mengoksidasi  senyawa  organik  secara  kimia  sehingga dapat dikatakan parameter COD sebagai parameter untuk mengetahui konsentrasi
senyawa organik  yang dapat  dioksidasi oleh oksidator kuat  dalam  suasana asam. Limbah cair tekstil mengandung zat pewarna, oleh karena itu limbah tersebut sulit
didegradasi  oleh  mikroorganisme  atau  pengolahan  secara  biologis.  Kandungan organik  dalam  limbah  akan  semakin  mudah  didegradasi  secara  biologi  apabila
semakin tinggi rasio BODCOD. Salah satu cara untuk  dapat mereduksi BOD dan COD, digunakan pengolahan secara biologis dengan perlakuan khusus agar proses
dapat  terjaga  dengan  baik.  Pada  umumnya  industri  tekstil  menggunakan  kolam oksidasi apabila tersedia lahan atau menggunakan proses aerobik lainnya. Proses
ini dapat menurunkan BOD hingga 95 Juju 2012.