Sebaran tempat tinggal Karakteristik Responden

49 menggunakan air tanah untuk keperluan MCK dan vendor-water untuk keperluan konsumsi. Pada wilayah II sebanyak 21 responden sudah sepenuhnya menggunakan PDAM dengan rata-rata volume air yang digunakan sebanyak 19,15 m 3 atau sebesar 51,10 dari total penggunaan air, sedangkan 9 sisanya masih menggunakan air tanah untuk kebutuhan MCK dan untuk keperluan konsumsi menggunakan vendor-water. Rata-rata air tanah dan vendor-water yang digunakan oleh responden pada wilayah II sebesar 16,38 m 3 atau sebesar 43,70 dan 1,95 m 3 atau sebesar 5,20. Pada wilayah III sebanyak 20 responden menggunakan PDAM dengan rata-rata volume air yang digunakan sebanyak 19,33 m 3 atau sebesar 50,72 dari total penggunaan air. 10 responden lainnya menggunakan air tanah untuk MCK dan untuk keperluan konsumsi menggunakan vendor water. Rata-rata air tanah dan vendor water yang digunakan oleh responden pada wilayah III sebesar 16,78 m 3 atau sebesar 44,03 dan 2 m 3 atau sebesar 5,25.

6.2 Estimasi biaya kerugian masyarakat akibat pencemaran limbah cair sarung tenun

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, kerugian ekonomi yang ditanggung masyarakat sekitar kawasan industri terdiri dari dua aspek yaitu biaya yang dikeluarkan responden untuk mendapatkan air bersih dan biaya yang dikeluarkan responden untuk berobat akibat penyakit yang ditimbulkan karena adanya pencemaran. Perhitungan biaya kerugian yang ditanggung masyarakat akan dinilai dengan mengetahui rataan dari tiap aspek, kemudian kedua aspek tersebut dijumlahkan, sehingga akan diperoleh nilai kerugian tiap KK perbulan.

6.2.1 Biaya pengeluaran untuk mendapatkan air bersih

Berdasarkan hasil survei kepada 95 responden keseluruhan responden pada awalnya memanfaatkan air tanah sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebelum industri sarung tenun beroperasi. Responden menyatakan bahwa sebelum industri sarung tenun beroperasi kondisi air tanah dalam kondisi baik dan belum tercemar. Kondisi air tanah masih banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti konsumsi, mandi, cuci, dan kakus. Namun setelah 50 industri sarung tenun beroperasi bertahun-tahun kualitas air tanah mengalami penurunan dan sebagian responden beralih menggunakan air PDAM. Terjadinya pencemaran sumberdaya air menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar kawasan industri. Kerugian yang ditanggung oleh responden yang masih memanfaatkan air tanah diestimasi dari biaya yang dikeluarkan responden untuk membeli vendor-water dan biaya pembayaran listrik yang digunakan untuk mendapatkan air tanah yang lebih bersih dengan menggunakan jet pump. Biaya kerugian yang ditanggung oleh responden yang menggunakan air PDAM diestimasi dengan biaya yang dikeluarkan perbulan untuk membayar air. Tindakan yang dilakukan oleh responden untuk mengganti sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari merupakan replacemet cost. Hasil survei menunjukan pada wilayah I semua responden menggunakaan air PDAM untuk kebutuhan sehari-hari baik untuk MCK ataupun untuk konsumsi. Untuk keperluan konsumsi responden biasanya merebus air PDAM tersebut sehingga dapat untuk dikonsumsi. Pada wilayah II dan wilayah III responden yang masih memanfaatkan air tanah untuk MCK mereka menggunakan vendor-water untuk keperluan konsumsinya. Tabel 15 menjelaskan sumber dan biaya pengeluaran pembelian air bersih oleh responden. Tabel 15 Sumber dan biaya penggunaan air bersih oleh responden Wilayah Sumber air Jumlah responden Rata-rata biaya pembelian air RpKKbulan Total biaya Rpbulan I PDAM 35 74.308 2.600.800 Air tanah Water vendor − − II PDAM 21 71.579 1.503.160 Air tanah 9 2.039 18.353 Water vendor 9 27.556 248.000 III PDAM 20 61.290 1.225.800 Air tanah 10 2.085 20.850 Water vendor 10 23.200 232.000 Sumber: Data primer, diolah 2014 51 Total biaya yang dikeluarkan responden pada wilayah I lebih besar jika dibandingkan dengan wilayah II dan wilayah III. Jarak tempat tinggal responden wilayah I yang dekat dengan kawasan industri ≤100 meter membuat kondisi air tanah responden tidak layak konsumsi dan keseluruhan responden beralih menggunakan PDAM. Hal ini menyebabkan kerugian yang ditanggung responden pada wilayah I lebih besar jika dibandingkan dengan wilayah II, dan wilayah III yang sebagian masih memanfaatkan air tanah untuk keperluan MCK sehingga tidak mengeluarkan biaya. Biaya rata-rata yang dikeluarkan responden pada wilayah I untuk pembelian air PDAM sebesar Rp74.308 per bulan. Pada wilayah II sebanyak 21 responden mengeluarkan biaya untuk keperluan konsumsi dan MCK dengan memanfaatkan air PDAM, sedangkan 9 lainnya mengeluarkan biaya untuk konsumsi vendor- water dan biaya pengambilan air tanah yang lebih bersih dengan jet pump. Rata- rata biaya yang dikeluarkan oleh responden yang menggunakan PDAM adalah sebesar sebesar Rp71.579, rata-rata responden yang menggunakan vendor-water adalah Rp27.556, dan menggunakan air tanah sebesar Rp2.039. Pada wilayah III sebanyak 20 responden mengeluarkan biaya untuk keperluan konsumsi dan MCK dengan memanfaatkan air PDAM, sedangkan 10 lainnya mengeluarkan biaya untuk konsumsi dengan memanfaatkan vendor-water dan biaya pengambilan air tanah yang lebih bersih dengan jet pump. Rata-rata biaya yang dikeluarkan responden yang menggunakan air PDAM adalah Rp61.290, rata-rata biaya yang dikeluarkan responden yang memanfaatkan vendor-water adalah Rp23.200, dan menggunakan air tanah sebesar Rp2.085. Total rata-rata kerugian tiap KK dari biaya yang dikeluarkan untuk penggantian sumber air bersih adalah sebesar Rp61.568 per bulan diperoleh dari penjumlahan total biaya yang dikeluarkan setiap wilayah dibagi dengan 95 responden.

6.2.2 Biaya berobat

Data biaya berobat diperoleh dari hasil wawancara kepada 95 responden yang anggota keluarganya atau responden itu sendiri merasakan sakit akibat pencemaran yang ditimbulkan limbah cair sarung tenun. Penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat sekitar kawasan industri adalah gatal-gatal dermatitis

Dokumen yang terkait

SARUNG TENUN ATBM (ALAT TENUN BUKAN MESIN) DI DESA WANAREJAN UTARA KABUPATEN PEMALANG KAJIAN ASPEK MOTIF DAN PROSES PRODUKSI

2 18 71

FAKTOR PENYEBAB KELUHAN SUBYEKTIF PADA PUNGGUNG PEKERJA TENUN SARUNG ATBM DI DESA WANAREJAN UTARA PEMALANG

2 15 131

Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Sekitar Home Industri Sarung Tenun Ikat Terhadap Pencemaran Air Limbah Proses Produksi

4 57 179

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Analisis Willingness To Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping (Studi Kasus Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor)

1 15 213

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal

1 7 93

Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Pabrik Gula Rafinasi Kabupaten Lampung Selatan

0 8 111

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

PERKEMBANGAN INDUSTRI SARUNG TENUN DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI DESA BEJI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG PADA TAHUN 1998-2012 - repository perpustakaan

0 0 15