30
4.4.1 Identifikasi dampak negatif yang dirasakan responden akibat aktivitas industri sarung tenun
Analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi dampak negatif yang dirasakan responden menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dampak negatif dan apa saja perubahan yang dirasakan responden dari adanya aktivitas industri sarung
tenun. Analisis ini meliputi penilaian responden terhadap kualitas lingkungan, ada tidaknya gangguan akibat aktivitas industri, serta dampak negatif yang dirasakan
responden.
4.4.2 Estimasi nilai kerugian masyarakat
Estimasi nilai kerugian masyarakat yang diakibatkan pencemaran yang dihasilkan dari industri sarung tenun di Desa Wanarejan Utara diestimasi dengan
menggunakan metode cost of illness dan replacement cost. Metode cost of illness yaitu mengestimasi kerugian ekonomi masyarakat dengan menggunakan biaya
kesehatan yang dikeluarkan akibat pencemaran yang terjadi. Pada metode ini informasi yang diperlukan diantaranya: 1 jenis penyakit, penyakit apa yang
diderita oleh responden akibat mengonsumsi air sumur yang tercemar dan penyakit yang ditimbulkan akibat pencemaran udara, apakah penyakit tersebut
penyakit turunan atau tidak, 2 tingkat mengalami penyakit, seberapa sering responden mengalami penyakit tersebut dalam satu tahun, 3 biaya, besar biaya
yang dikeluarkan responden untuk mengobati penyakit yang diderita, 4 kemana pergi berobat, apakah ke rumah sakit atau ke puskesmas. Besarnya biaya
kesehatan didapat dari menghitung jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh responden untuk mengobati penyakitnya.
Estimasi kerugian dengan menggunakan metode replacement cost didasarkan pada kasus penggunaan sumber lain akibat tercemarnya air sumur
masyarakat yang didentifikasi dengan penyebaran kuesioner. Informasi yang akan dicari terkait penggunaan metode replacement cost antara lain: 1 sumber air
pengganti, yaitu darimana sumber air pengganti yang digunakan responden untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti MCK mandi, cuci, kakus dan
minum, 2 jumlah konsumsi air pengganti, yaitu berapa besar jumlah konsumsi air
31 pengganti yang digunakan responden, 3 biaya, yaitu besar biaya yang
dikeluarkan responden untuk membeli sumber air pengganti.
4.4.3 Analisis nilai WTA masyarakat terhadap pencemaran akibat aktivitas industri sarung tenun
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai WTA masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTA tersebut. Untuk
mengestimasi besarnya nilai WTA tersebut digunakan pendekatan CVM. Menurut Hanley dan Spash 1993 tahapan dalam penerapan analisis CVM dalam
menentukan nilai WTA yaitu: 1
Membangun pasar hipotetik Pasar hipotesik dibentuk atas dasar pencemaran yang terjadi akibat
pembuangan limbah cair sarung tenun tanpa melalui proses pengolahan di Desa Wanarejan Utara. Pencemaran yang terjadi berupa pencemaran sumber air air
sungai, dan air tanah. Pihak pabrik akan memberlakukan pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat disekitar kawasan industri. Kompensasi
diperlukan karena masyarakat memiliki hak untuk dapat memanfaatkan air tanah sumur mereka tanpa tercemar. Pemberian dana kompensasi ini sebagai
pertanggung jawaban pihak pencemar atas penurunan kualitas lingkungan di Desa Wanarejan Utara. Pasar hipotetik yang ditawarkan dibentuk dalam skenario
sebagai berikut:
Industri sarung tenun Desa Wanarejan Utara menghasilkan limbah cair yang dibuang langsung ke lingkungan tanpa melalui proses pengolahan,
sehingga menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat berupa pencemaran sumber air. Pihak industri akan memberlakukan pemberian dana kompensasi
dengan tujuan mengurangi kerugian masyarakat akibat pencemaran. Besarnya dana kompensasi akan ditanyakan langsung kepada masyarakat Wanarejan
Utara. Besarnya dana kompensasi berkisar Rp50.000 – Rp300.000KKbulan.
Harga Rp50.000 diperoleh dari harga biaya berobat, sedangkan harga Rp300.000 diperoleh dari penggunaan air PDAM Kabupaten Pemalang.