Estimasi total biaya kerugian akibat pencemaran yang dihasilkan industri sarung tenun
                                                                                62 untuk  menanggung  biaya  pencemaran  sendiri.  Hasil  regresi  pendapatan  PNDP
memiliki  p-value  0,000  lebih  kecil  dari  taraf  nyata  5  maka  pendapatan berpengaruh  positif  terhadap  WTA.  Besar  koefisien  variabel  pendapatan  adalah
-0,39419,  artinya  setiap  peningkatan  satu  satuan    pendapatan  Rp  mampu menurunkan nilai WTA sebesar Rp0,39419 dengan asumsi variabel lain dianggap
tetap  cateris  paribus.  Hasil  ini  sesuai  dengan  hipotesis,  karena  tingkat pendapatan keluarga yang tinggi mengindikasikan tingginya kemampuan finansial
rumah  tangga  sehingga  semakin  tinggi  pendapatan  maka  WTA  akan  semakin rendah.
5. Jarak tempat tinggal JTT
Variabel  Jarak  tempat  diduga  berpengaruh  negatif,  karena  semakin  dekat dengan  lokasi  pabrik  maka  semakin  banyak  dampak  yang  dirasakan  oleh
responden  sehingga  nilai  kompensasi  akan  semakin  tinggi  dibandingkan  dengan tempat  tingal  yang  lokasinya  lebih  jauh  dari  kawasan  industri.  Hasil  regresi  JTT
memiliki p-value 0,000 lebih kecil dari taraf nyata 5 maka jarak tempat tinggal berpengaruh  nyata  terhadap  WTA.  Besar  koefisien  jarak  tempat  tinggal  sebesar
-0,111433  artinya  setiap  peningkatan  satu  satuan  jarak  tempat  tinggal  meter mampu  menurunkan  WTA  sebesar  0,111433  dengan  asumsi  cateris  paribus.
Hal  ini  sesuai  dengan  hipotesis  dimana  semakin  jauh  jarak  tempat  tinggal  maka nilai  WTA  akan  semakin  rendah  karena  kerugian  yang  dialami  responden  yang
jaraknya lebih jauh akan semakin rendah. 6.
Jumlah tanggungan keluarga JTK Banyaknya  jumlah  tanggungan  dalam  keluarga  akan  mempengaruhi
besarnya  nilai  kompensasi  yang  diinginkan  responden.  Semakin  banyak  jumlah tanggungan  maka  semakin  tinggi  pula  nilai  kompensasi  yang  diinginkan.  Hasil
regresi  menunjukan  bahwa  JTK  memiliki  p-value  sebesar  0,000  lebih  kecil  dari taraf nyata 5 maka jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap WTA. Besar
koefisien  jumlah  tanggungan  adalah  0,30783  artinya  setiap  peningkatan  satu satuan  jumlah  tanggungan  mampu  meningkatkan  WTA  sebesar  Rp0,30783
dengan  asumsi  cateris  paribus.  Peningkatan  nilai  WTA  ini  dapat  disebabkan karena  responden  merasa  peningkatan  jumlah  tanggungan  akan  berdampak
63 langsung  terhadap  biaya  kebutuhan  sehari-hari  yang  harus  dikeluarkan,  sehingga
WTA yang diinginkan akan meningkat. 7.
Lama tinggal LT Hipotesis  lama  tinggal  dalam  penelitian  ini  adalah  responden  dengan  lama
tinggal  lebih  lama  maka  nilai  WTA  responden  akan  semakin  tinggi.  adanya pencemaran  membuat  masyarakat  dengan  lama  tinggal  lebih  lama  merasa
dirugikan.  Kerugian  ini  timbul  karena  sebelumnya  merasa  dapat  memanfaatkan sumberdaya yang tersedia tanpa ada pencemaran. Hal ini yang diduga masyarakat
yang lebih lama tinggal cenderung menginginkan nilai WTA yang lebih tinggi. Lama  tinggal  memiliki  nilai  p-value  0,000  lebih  kecil  dari  taraf  nyata  5
maka  lama  tinggal  berpengaruh  positif  terhadap  WTA.  Besar  koefisien  0,26817 artinya setiap peningkatan satu satuan lama tinggal tahun mampu meningkatkan
WTA  sebesar  Rp0,26817  dengan  asumsi  cateris  paribus.  Hal  ini  sesuai  dengan hipotesis bahwa semakin lama responden tinggal disekitar kawasan industri maka
kerugian  yang ditanggung semakin besar  yang berdampak pada nilai  WTA  yang tinggi.
8. Upaya mengatasi pencemaran
Upaya  mengatasi  diduga  berbanding  lurus  dengan  nilai  WTA,  karena masyarakat yang telah melakukan upaya mengatasi mencemaran merasa kerugian
yang dirasakan semakin besar, sehingga mengharapkan nilai WTA yang semakin besar  pula.  Upaya  mengatasi  memiliki  nilai  p-value  0,599  lebih  besar  dari  taraf
nyata  5  maka  upaya  mengatasi  pencemaran  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap nilai  WTA.  Tidak  ada  perbedaan  WTA  antara  responden  yang  sudah  mengatasi
pencemaran  ataupun  yang  belum  melakukan  upaya  mengatasi  pencemaran.  Hal ini  dikarenakan  sebagian  besar  responden  sudah  melakukan  upaya  mengatasi
pencemaran.  Hanya  beberapa  responden  saja  yang  belum  melakukan  upaya mengatasi  pencemaran.  Selain  itu  responden  yang  belum  melakukan  upaya
mengatasi  pencemaran  sama  merasakan  dampak  dari  pencemaran  limbah  cair sarung tenun hanya saja tidak memiliki dana untuk upaya mengatasi pencemaran.
                                            
                