Biaya berobat Estimasi biaya kerugian masyarakat akibat pencemaran limbah cair sarung tenun

59 Tabel 22 Hasil analisis nilai WTA responden Variabel bebas Koefisien P VIF Constant 15,1503 0,000 Jenis kelamin JK 0,04202 0,087 2,4 Usia responden UR 0,26817 0,000 7,0 Pendidikan PNDK 0,14531 0,001 2,1 Pendapatan PNDP -0,39419 0,000 10,2 Jarak tempat tinggal JTT -0,111433 0,000 5,1 Jumlah tanggungan keluarga JTK 0,30783 0,000 6,8 Lama tinggal LT 0,26817 0,000 3,5 Upaya mengatasi DMP 0,1128 0,599 1,1 R-squares 94,7 Adjusted R-Squares 94,1 Sumber: Data primer, diolah 2014 Keterangan : taraf nyata = 5 Penelitian ini merupakan penelitian yang terkait dengan benda-benda lingkungan yang menurut Mitchell dan Carson 1989 dapat mentolerir nilai R 2 minimal 15. Oleh karena itu hasil pelaksanaan CVM pada penelitian ini dapat diyakini kebenarannya. Berdasarkan hasil enam langkah pelaksanaan CVM besarnya nilai dana kompensasi masyarakat Desa Wanarejan Utara per bulan adalah Rp136.813 per KK per bulan dan total WTA masyarakat adalah Rp230.940.344

6.4 Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTA

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya WTA dilakukan dengan menggunakan teknik regresi berganda model double log. Hal ini ditujukan untuk mempermudah interpretasi model. Penggunaan logaritma natural juga mengurangi perbedaan signifikan antara observasi yang bernilai besar dengan observasi yang bernilai kecil, sehingga membuat data tersebut tetap terdistribusi normal Gujarati 2003 Terdapat sembilan variabel bebas yang diduga mempengaruhi variabel tak bebas WTA yaitu jenis kelamin, pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah 60 tanggungan, jarak tempat tinggal, usia responden, lama tinggal, ada tidaknya kerugian sumber air, serta ada tidaknya upaya mengatasi. Kerugian sumber air tidak dimasukan kedalam regresi karena seluruh responden merasakan kerugian sehingga datanya homogen. Jika dummy kerugian ini dimasukan dikhawatirkan akan timbul masalah multikolinieritas. Dengan menggunakan teknik regresi berganda model double log, delapan faktor-faktor tersebut dianalisis untuk menghasilkan variabel apa saja yang berpengaruh nyata terhadap besarnya nilai WTA dan yang tidak berpengaruh nyata terhadap besarnya nilai WTA. Hasil analisis nilai WTA responden dapat dilihat pada Tabel 22. Berdasarkan pada Tabel 22, model yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: LnWTA= 15,1503 + 0,04202JK + 0,26075 lnUR + 0,14531 lnPNDK – 0,39419 lnPNDP – 0,111433 lnJTT + 0,30783 lnJTK + 0,26817 lnLT + 0,1128DMP Nilai R 2 pada penelitian ini sebesar 94,7. Nilai ini mengartikan bahwa keragaman WTA responden 94,7 dapat dijelaskan oleh model, dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Model regresi berganda double log telah di uji dengan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Hasil uji asumsi dapat dilihat pada lampiran 2. Dari kedelapan variabel bebas yang berada pada model, diantaranya ada yang secara statistik berpengaruh secara nyata dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap besarnya nilai WTA responden. Variabel yang secara statistik berpengaruh nyata terhadap besarnya WTA adalah variabel usia, pendidikan, pendapatan, jarak tempat tinggal, jumlah tanggungan keluarga, dan lama tinggal, sedangkan variabel yang secara statistik tidak berpengaruh terhadap besarnya WTA adalah jenis kelamin dan upaya mengatasi pencemaran. Penjelasan variabel bebas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jenis kelamin Hipotesis jenis kelamin dalam penelitian ini adalah responden laki-laki diduga memiliki nilai WTA yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan karena responden laki-laki bertindak sebagai kepala keluarga dalam 61 sebuah rumah tangga cenderung lebih tegas dalam pengambilan keputusan dibandingkan responden perempuan. Hasil dari regresi Jenis kelamin JK memiliki p-value 0,087 lebih besar dari taraf nyata 5 maka jenis kelamin tidak berpengaruh nyata terhadap WTA. Tidak ada perbedaan WTA antara laki-laki dan perempuan, hal ini disebabkan antara laki-laki dan perempuan yang menjadi responden seluruhnya memiliki matapencaharian yang cenderung memiliki bertanggung jawab untuk keluarga, sehingga pandangan terhadap besarnya nilai WTA cenderung sama. 2. Usia responden UR Hipotesis usia diduga semakin tinggi usia responden, maka semakin paham akan kerugian yang diterima akibat pencemaran di Desa Wanarejan Utara sehingga nilai WTA akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil regresi UR memiliki p-value 0,000 lebih kecil dari taraf nyara 5 maka usia berpengaruh nyata terhadap nilai WTA. Besar koefisien variabel usia adalah 0,26705 artinya setiap peningkatan satu satuan usia tahun mampu meningkatkan WTA sebesar Rp0,2605. Hal ini disebabkan karena responden yang usianya lebih tua telah paham akan kerugian yang diterima akibat penurunan kualitas lingkungan. 3. Tingkat pendidikan PNDK Hipotesis variabel tingkat pendidikan seseorang akan berbanding lurus dengan nilai kompensasi yang diinginkan responden. Hal ini karena responden yang berpendidikan tinggi akan menyadari akan seberapa besar kerugian yang ditanggung. Pada hasil regresi Tingkat pendidikan PNDK memiliki p-value sebesar 0,001 lebih kecil dari taraf nyata 5 maka tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap nilai WTA. Besar koefisien pendidikan 0,14531 artinya setiap peningkatan satu satuan pendidikan tahun mampu meningkatkan WTA sebesar Rp0,14531 dengan asumsi cateris paribus. Hal ini dikarenakan responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi merasa bahwa kerugian yang dialami cukup besar setelah melalui pertimbangan perhitungan, sehingga akan berdampak pada peningkatan nilai WTA yang diinginkan akibat pencemaran. 4. Pendapatan PNDP Hipotesis variabel pendapatan diduga semakin tinggi pendapatan seseorang maka nilai WTA akan semakin rendah, karena responden merasa berkecukupan

Dokumen yang terkait

SARUNG TENUN ATBM (ALAT TENUN BUKAN MESIN) DI DESA WANAREJAN UTARA KABUPATEN PEMALANG KAJIAN ASPEK MOTIF DAN PROSES PRODUKSI

2 18 71

FAKTOR PENYEBAB KELUHAN SUBYEKTIF PADA PUNGGUNG PEKERJA TENUN SARUNG ATBM DI DESA WANAREJAN UTARA PEMALANG

2 15 131

Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Sekitar Home Industri Sarung Tenun Ikat Terhadap Pencemaran Air Limbah Proses Produksi

4 57 179

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Analisis Willingness To Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping (Studi Kasus Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor)

1 15 213

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal

1 7 93

Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Pabrik Gula Rafinasi Kabupaten Lampung Selatan

0 8 111

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

PERKEMBANGAN INDUSTRI SARUNG TENUN DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI DESA BEJI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG PADA TAHUN 1998-2012 - repository perpustakaan

0 0 15