Analisis Potensi Biomassa Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan

9

2.2.2.5. Perhitungan Biomassa, Cadangan Karbon dan Serapan CO

2 Penentuan biomassa pohon hutan kota dilakukan dengan metode sampling tanpa pemanenan non-destruktive sampling, yaitu menggunakan persamaan allometrik berdasarkan spesies tanaman yang sudah ada Kusmana et al. 1992. Persamaan allometrik merupakan suatu fungsi atau persamaan matematika, yang menunjukkan hubungan antara bagian tertentu dari mahluk hidup dengan bagian lain atau fungsi tertentu dari makhluk hidup tersebut. Persamaan ini digunakan untuk menduga parameter tertentu dengan menggunakan parameter lainnya yang lebih mudah diukur yaitu diameter dan tinggi Hairiah et al. 2011. Menggunakan persamaan allometrik yang sudah ada memiliki kelebihan yaitu tidak melakukan pemanenan atau pengrusakan terhadap pohon, lebih efesien terhadap waktu dan biaya. Selain itu, metode ini sesuai dengan acuan pasal 26 ayat 2 PP No. 63 Tahun 2003 tentang larangan melakukan pengrusakan terhadap pohon hutan kota. Perhitungan cadangan karbon pohon hutan kota dilakukan dengan menggunakan rumus kandungan biomassa yang dikembangkan oleh IPCC 2006 yaitu C b = B x C organik. Nilai serapan CO 2 diketahui dengan menggunakan perbandingan masa molekul relatif O 2 44 dan masa atom relatif C 12 yaitu 3.67 x cadaangan karbon. Nilai berat jenis kayu, diakses melalui database wood density of trees word agroforestry http:www.worldagroforestry.org, FAO http:www.fao.org dan situs dunia tumbuhan http:www.plantamor.com. 2.2.2.6. Analisis Data

a. Analisis Potensi Biomassa

Analisis pendugaan bimassa pohon hutan kota menggunakan persamaan allometrik berdasarkan spesies tanaman Tabel 2.1. Jika persamaan allometrik berdasarkan spesies tidak tersedia, maka digunakan persamaan Chave et al. 2005. Persamaan allometrik ini dipilih karena merupakan hasil pengembangan dari persamaan allometrik sebelumnya dan juga menyerupai curah hujan lokasi penelitian. Curah hujan merupakan salah satu komponen iklim yang sangat penting dalam pendugaan biomassa karena berkaitan dengan komposisi bahan organik. Meningkatnya curah hujan akan menyebabkan proses dekomposisi berlangsung cepat. Formulasi umum yang digunakan dalam pendugaan biomassa adalah sebagai berikut: Y = a. DBH b ........................................... 1 Keterangan: Y : Above ground biomass kg DBH : Diameter Breast High 1.3 meter a : Koefisien Konversi b : Koefisien allometrik Tabel 2.1. Persamaan allometrik Jenis Tegakan Persamaan allometrik Sumber Jati Y = 0.153 D 2.39 Hairiah et al., 2011 Mahoni Y = 0.048 D 2,68 Hairiah et al., 2011 10 Lanjutan Tabel 2.1. Persamaan allometrik Jenis Tegakan Persamaan allometrik Sumber Akasia Y = 0.0000478 D 2.76 Hairiah et al., 2011 Sengon Y = 0.027 D 2.23 Hairiah et al., 2011 Karet Y = 419-16.9D + 0.322 D 2 Hairiah et al., 2011 Puspa Y = 0.000093 2.51 Krisnawati et al., 2012 Pohon lain Y = 0.112 π D 2 H 0.92 Chave at al., 2005 Pohon lain Y = 0.051 x π D 2 H Chave at al., 2005 Pohon lain Y = 0.0776 x π D 2 H 0.94 Chave at al., 2005 Keterangan: Y = Biomassa pohon kg per pohon D = DBH cm H = Tinggi pohon m π = BJ kayu g per cm 3 Persamaan allometrik dengan curah hujan 1.500 kering Persamaan allometrik dengan curah hujan 1.500 – 4.000 lembab Persamaan allometrik dengan curah hujan 4.000 basah b. Analisis Cadangan Karbon Analisis cadangan karbon pohon hutan kota menggunakan pendekatan kandungan biomassa yang dikembangkan oleh IPCC 2006. Formulasi umum yang digunakan adalah sebagai berikut: C = 0.5 x W ................................................. 2 Keterangan: C : Cadangan Karbon tC W : Biomassa kg 0.5 : Koefisien kadar karbon pada tumbuhan c. Analisis Serapan CO 2 Analisis serapan CO 2 dihitung dengan menggunakan data carbon stock dengan formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut: EC = 3.67 x ΔCLC-D ..................................... 3 Keterangan: EC : Serapan CO 2 tCO 2 3.6 : Ratio atomic carbon dioxide terhadap carbon: 4412 tCO 2 eton C ΔCLC-D : Carbon stock 11

2.3. HASIL PENELITIAN