Budidaya Kentang TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Kentang

Setiadi 2009 mengemukakan Solanum tuberosum, nama lain dari kentang. Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim, termasuk famili Solanaceae, dan memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Tanaman kentang berbentuk semak atau herba. Batangnya berada diatas permukaan tanah, ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Warna batang ini dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah rubuh. A. Klasifikasi Kentang Berikut ini klasifikasi ilmiah kentang : KerjaanKingdom : Plantae Divisi : MagnoliophytaSpermatophyta Kelas : MagnoliopsidaDicotyledonae berkeping dua Subkelas : Asteridae Ordo : SolanalesTubiflorae berumbi Family : Solanaceae berbunga terompet Genus : Solanum daun mahkota berletakan satu sama lain Seksi : Petota Spesies : Solanom tuberosum Nama binomial : Solanum tuberosum LINN Solanum tuberosum L B. Botani Kentang 1. Batang dan Akar Kentang merupakan tanaman semusim yang bersifat menyemak dan menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjanagnya bisa mencapai 50 – 120cm, dan tidak berkayu tidak keras bila dipijat, namun batang bawah yang tua bisa berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerah-merahan atau keungu-unguan. Tanaman yang berasal dari biji akan menghasilkan satu batang utama. Sedangkan yang berasal dari umbi akan menghasilkan lebih dari satu batang tanaman. Akarnya memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang bisa menembus sampai kedalaman 45cm. Sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar menjalar ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar berwarna keputih-putihan, halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-akar ini ada akar yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi stolon dan akhirnya menjadi umbi. 2. Daun, Bunga, dan Buah Daun-daun pertama berupa daun tunggal, daun berikutnya berupa daun majemuk imparipinnate dengan anak daun primer dan anak daun sekunder. Posisi tangkai daun utama terhadap batang bervariasi. Pada tangkai daun utama terletak helaian anak daun primer dan sekunder yang berbeda-beda dalam bentuk, ukuran, dan warna. Pada dasarnya, daun majemuk kentang mempunyai tunas ketiak yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder, dengan sistem percabangan simpodial. Bunganya berjenis kelamin dua bunga sempurna, ukurannya kecil kira-kira 3cm, berwarna putih kekuning-kuningan, atau ungu kemerah- merahan, tumbuh di ketiak daun teratas. Daun kelopak calyx, daun mahkota corrola, dan benang sari stamen, masing-masing berjumlah lima buah dengan satu buah putik pistilus yang mempunyai sebuah bakal buah yang berongga dua buah locule. Daun mahkota berbentuk terompet yang pada ujungnya berbentuk bintang. Benang sari bunga kentang berwarna kekuning-kuningan dan melingkari tangkai putik. Kedudukan kepala putik bisa lebih rendah, sama tinggi, atau lebih tinggi dari cone kepala sari. Kepala sari kelima benang sari membentuk satu cone yang berwarna kuning terang pada bunga yang jantan mandul warnanya kuning hijau. Kepala sari ini berisi tepung sari bila sudah kering bisa diterbangkan oleh angin. Biasanya, tepung sari masak lebih dulu dari kepala putiknya. Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah membesar dan berkembang menjadi buah. Buah berwarna hijau tua sampai keungu-unguan, berbentuk bulat, berukuran kira-kira 2,5cm, dan berongga dua. Buah mengandung 500 bakal biji yang nantinya menjadi biji hanya 10 – 300 biji. Buah bisa dipanen pada umur 6 – 8 minggu setelah penyerbukan. 3. Bakal Umbi dan Umbi Stolon atau bakal umbi terletak pada batang di bawah permukaan tanah. Umbi terbentuk dari pembesaran bagian ujung stolon yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Menurut Sunarjono 2007, umbi kentang merupakan gudang makanan yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan mineral yang merupakan hasil fotosintesis. Pada bagian ujung umbi nose terdapat banyak mata yang bersisik, sedangkan pada bagian pangkalnya heel atau tangkai umbi tidak ada matanya. Mata umbi tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Satu mata umbi bisa menghasilkan satu batang utama atau lebih. Bentuk umbi umumnya mencirikan varietas kentang yang ditanam. Selain bentuk umbi, untuk mencirikan varietasnya adalah kedalaman mata tunas, warna kulit, dan warna daging umbi. C. Syarat Tumbuh 1. Tanah dan Ketinggian Tempat Tanaman kentang hanya tumbuh dan produktif pada jenis tanah ringan yang mengandung sedikit pasir dan kaya bahan organik. Contohnya, tanah andosol vulkanik yang mengandung abu gunung berapi dan tanah lempung berpasir margalit. Jenis tanah mempengaruhi kandungan karbohidrat umbi kentang. Pada umumnya tanaman kentang yang dikembangkan di tanah berlempung mempunyai kandungan karbohidrat lebih tinggi dan rasanya lebih enak. Tanaman kentang tumbuh baik di daerah dataran tinggi atau pegunungan dengan elevasi 800-1.500m dpl. 2. Iklim Faktor iklim meliputi komponen suhu udara, curah hujan, kelembapan, sinar matahari, dan angin yang saling berkaitan. Suhu udara berhubungan erat dengan ketinggian tempat, tiupan angin, serta kelembapan udara. Sementara itu, kelembapan udara berhubungan erat dengan curah hujan, penguapan tanah, serta vegetasi di daerah itu. Tanaman kentang menghendaki suhu udara harus dingin, antara 15-22 o C optimumnya 18-20 o C dengan kelembapan udara 80-90. Tanaman kentang memerlukan banyak air, terutama pada stadia berbunga, tetapi tidak menghendaki hujan lebat yang berlangsung terus- menerus. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman kentang adalah 2.000-3.000mmtahun. Hujan lebat yang berkepanjangan menghambat pancaran sinar matahari, memperlemah energi surya, hingga fotosintesis tidak berlangsung optimal. Hal ini menyebabkan umbi yang berbentuk kecil dan produksinya rendah. Tanaman kentang juga tidak menyukai daerah yang banyak mendung dan berkabut. Sebaliknya, tanaman kentang menghendaki sinar matahari penuh 60-80 yang diperlukan untuk proses fotosintesis. Di daerah yang berkabut, proses fotosintesis terhambat dan mendorong timbulnya penyakit busuk daun yang disebabkan oleh cendawan. Demikian pula daerah yang banyak terjadi angin rebut lesus dan taifun dapat merusak tanaman kentang, hingga kemampuan membentuk umbi berkurang. Tanaman kentang tumbuh pada tanah dengan pH tanah antara 5-5,5. D. Teknik Bertanam Kentang 1. Penyiapan Lahan Lahan untuk bertanam kentang hendaknya bersih dari semak dan sisa- sisa akar tanaman sebelumnya. Tanah diolah dengan traktor atau cangkul sampai halus dan bersih ari gulma. Kedalaman mengolah tanah antara 30-40 cm. Pengolahan tanah sagat penting untuk membuat strukturnya menjadi remah. Tanaman kentang menghendaki tanah yang gembur dengan aerasi yang baik. 2. Penyiapan Pupuk Kandang Lahan yang telah diolah lalu diberi pupuk kandang atau kompos matang. Pupuk kandang atau kompos tersebut umunya ditebarkan secara merata atau diletakkan di tempat yang akan ditanami. Namun, lebih baik diletakkan dalam guritan atau alur dangkal selebar 1-15cm yang dibuat lurus dengan arah timur-barat. Pupuk yang dibutuhkan setiap satu hektar lahan adalah 20-40 ton atau 0,5-0,8 kgtanaman. 3. Penyediaan Bibit Umbi Bertunas Setiap hektar lahan kentang membutuhkan umbi bibit sebanyak 1200- 2000 kg. Bibit kentang yang disiapkan sebaiknya berasal dari varietas unggul dan berkualitas baik. Berat bibit umbi yang ideal adalah antara 30-60 gram. Biasanya bibit yang dibeli di toko bibit belum siap tanam. Umbi tersebut masih memerlukan masa istirahat selama beberapa bulan supaya bertunas dan dapat ditanam. Lama istirahatnya antara 3-6 bulan, tergantung varietas dan suhu gudang. 4. Penyediaan Pupuk Buatan dan Pestisida Pada budidaya kentang, pupuk buatan berupa N, P, dan K diberikan secara bersamaan dengan waktu tanam. Banyaknya pupuk yang dibutuhkan setiap hektar adalah urea 300 kg dan SP-36 300 kg, dan lebih baik ditambahkan KCl 100 kg. Pupuk buatan umumnya digunakan dengan dosis seperti berikut : N 90-180 kgha, P 2 O 5 60-80 kgha, dan K 2 O 90-140 kgha. Selain itu, tanaman juga membutuhkan pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit. Pestisida yang umum digunakan adalah insektisida 3 liter, fungisida 3 liter, dan furadan 3G sebanyak 30 kgha. 5. Penanaman Sebelum dilakukan penanaman, pupuk kandang diletakkan dalam alur berjarak 25-30cm, dengan dosis 0,5-0,8 kgtitik. Selanjutnya, umbi bibit diletakkan satu per satu di atas pupuk kandang. Dengan demikian jarak tanamnya menjadi 25x80cm atau 30x70cm dan populasi tanamannya masing- masing 50.000Ha atau 47.000Ha. Setelah itu, disusul pupuk buatan sebanyak 14-15 grtanaman yang terdiri dari campuran urea, SP36, dan KCl. Pupuk buatan tersebut diletakkan di samping kanan dan kiri bibit umbi. Selain itu, untuk mencegah serangan hama orong-orong atau anjing tanah dapat ditambahkan Furadan 3G sebanyak 30 kgha. Pestisida ini ditaburkan pada umbi bibitnya. Setelah penanaman bibit selesai, umbi harus segera diurug tanah supaya tidak kekeringan karena terkena sinar matahari. 6. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman dalam usahatani kentang meliputi beberapa kegiatan, yakni mendangir kebun mencangkuli tanah disekitar tanaman, menyiram, dan mengendalikan organisme pengganggu tanaman OPT. 7. Pemanenan Umur panen kentang sekitar 110-120 hari. Namun, untuk umbi bibit tanaman dimatikan lebih awal, yakni sebelum daunnya mati atau menguning. Pemungutan hasil umbi kentang sebaiknya dilakukan setelah umbi benar- benar tua, cirinya : a daunnya menguning rata; b kulit umbi sudah kuat, tidak mudah lecet, sehingga tidak gampang terluka jika terkena gesekan. Setelah kering dan bersih dari tanah, umbi dimasukkan dalam keranjang bambu, kotak kayu, atau kotak plastik. Setelah itu harus segera diangkut ke gudang untuk disimpan atau dilakukan grading dan sortasi. Gudang penampungan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang sebaiknya bersuhu dingin dan lembap, yakni antara 18-20 o C dan kelembapan 75-90. Sortasi dilakukan untuk memisahkan umbi yang cacat dan busuk. Sementara itu, umbi-umbi yang mulus dan sehat dikelompokkan berdasarkan ukuran umbinya atau grading. Dalam pelaksanaannya, sortasi dan grading umbi biasanya dilakukan bersamaan supaya lebih efisien.

2.2 Pengertian Agribisnis