49
No
Faktor Definisi
21
Informasi hasil litbang mutakhir
Informasi mengenai inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan lembaga riset.
4.3 Analisis Pengaruh Langsung Antar Faktor
Setelah dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan agribisnis dan pendefinisian faktor, maka tahap selanjutnya adalah
penilaian pengaruh antar faktor. Definisi masing-masing faktor dijadikan sebagai acuanpertimbangan untuk menilai pengaruh antar faktor. Penilaian dilakukan
oleh 7 narasumber, yang terdiri dari 3 orang pakar, 2 orang pejabat pemerintah kabupaten, dan 2 orang praktisi. Penilaian pengaruh langsung antar faktor oleh
pakar diolah dengan menggunakan perangkat lunak analisis prospektif yang divisualisasikan dalam diagram pengaruh dan ketergantungan faktor.
Berdasarkan penilaian pengaruh langsung antar faktor oleh Pakar 1 Perekayasa Utama BPPT seperti yang disajikan pada Lampiran 4, dari sebelas
faktor yang teridentifikasi diperoleh sebanyak lima faktor kunci yang mempunyai pengaruh yang tinggi dengan ketergantungan antar faktor yang rendah, yaitu : 1
pendidikan dan pengetahuan petani; 2 potensi lahan; 3 kemampuan permodalan; 4 dukungan lembaga keuangan; dan 5 pengaturan waktu tanam
panen serta enam faktor kunci yang mempunyai pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dan ketergantungan antar faktor yang tinggi, yaitu : 1 pelatihan dan
penyuluhan; 2 produktivitas; 3 sarana produksi pertanian; 4 teknik budidaya; 5 pengaturan penggunaan sarana produksi; dan 6 mesinalat pertanian.
Penilaian pengaruh langsung antar faktor oleh Pakar 2 PenelitiPemulia Tanaman BATAN dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil pengolahan dengan
analisis prospektif menunjukkan bahwa terdapat dua belas faktor kunci, dimana sebanyak tujuh faktor kunci yang mempunyai pengaruh yang tinggi dengan
ketergantungan antar faktor yang rendah, yaitu : 1 informasi hasil litbang mutakhir; 2 kebijakan pemerintah; 3 potensi lahan; 4 keterlibatan pemerintah
pusat dan daerah; 5 pendidikan dan pengetahuan petani; 6 kemampuan permodalan; 7 pola kemitraan; serta lima faktor kunci yang mempunyai
pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dan ketergantungan antar faktor yang tinggi, yaitu : 1 pelatihan dan penyuluhan; 2 dukungan lembaga keuangan; 3
50
sarana produksi pertanian; 4 mesinalat pertanian; dan 5 penggunaan teknologi ramah lingkungan.
Hasil penilaian pengaruh langsung antar faktor oleh Pakar 3 Kabid Statistik Monev BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara disajikan pada Lampiran 8.
Berdasarkan pengolahan dengan analisis prospektif terdapat sepuluh faktor kunci yang teridentifikasi, tujuh faktor kunci yang mempunyai pengaruh tinggi dengan
ketergantungan antar faktor yang rendah, yaitu : 1 pelatihan dan penyuluhan; 2 pendidikan dan pengetahuan petani; 3 keterlibatan pemerintah pusat dan daerah;
4 pola kemitraan; 5 sarana produksi pertanian; 6 dukungan lembaga keuangan; dan 7 permintaan pasar. Selain itu, terdapat tiga faktor kunci yang
mempunyai pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dan ketergantungan antar faktor yang tinggi, yaitu : 1 informasi hasil litbang mutakhir; 2 kebijakan
pemerintah; dan 3 produktivitas. Berdasarkan sebelas faktor kunci hasil penilaian pengaruh langsung antar
faktor oleh Pakar 4 Pengawas Benih Dintankanak Kabupaten Banjarnegara yang dapat dilihat pada Lampiran 10, terdapat dua faktor kunci yang mempunyai
pengaruh yang tinggi dengan ketergantungan antar faktor yang rendah, yaitu : 1 mesinalat pertanian; dan 2 penggunaan teknologi ramah lingkungan serta
sembilan faktor kunci yang mempunyai pengaruh tinggi dan ketergantungan antar faktor yang tinggi, yaitu : 1 pendidikan dan pengetahuan petani; 2 pelatihan
dan penyuluhan; 3 sarana produksi pertanian; 4 potensi lahan; 5 produktivitas; 6 keterlibatan pemerintah pusat dan daerah; 7 pengaturan waktu
tanampanen; 8 pengaturan penggunaan sarana produksi; dan 9 kebijakan pemerintah.
Hasil penilaian pengaruh langsung antar faktor oleh Pakar 5 Ketua Asosiasi Petani Dataran Tinggi Dieng disajikan pada Lampiran 12. Berdasarkan
pengolahan dengan analisis prospektif terdapat dua belas faktor kunci yang teridentifikasi, delapan faktor kunci yang mempunyai pengaruh yang tinggi
dengan ketergantungan antar faktor yang rendah, yaitu : 1 kebijakan pemerintah; 2 keterlibatan pemerintah pusatdaerah; 3 pengaturan waktu tanampanen; 4
sistem tata niaga; 5 informasi pasar; 6 kemampuan permodalan; 7 pola kemitraan; dan 8 pengaturan penggunaan sarana produksi. Selain itu, terdapat
51
empat faktor kunci yang mempunyai pengaruh tinggi dan ketergantungan antar faktor yang tinggi, yaitu : 1 informasi hasil litbang mutakhir; 2 pendidikan dan
pengetahuan petani; 3 penggunaan teknologi ramah lingkungan; dan 4 produktivitas.
Berdasarkan penilaian pengaruh langsung antar faktor oleh Pakar 6 Ketua Asosiasi Perbenihan Kabupaten Banjarnegara seperti yang disajikan pada
Lampiran 14, dari sepuluh faktor kunci yang teridentifikasi diperoleh sebanyak dua faktor kunci yang mempunyai pengaruh yang tinggi dengan ketergantungan
antar faktor yang rendah, yaitu : 1 sarana produksi pertanian; dan 2 dukungan lembaga keuangan serta enam faktor kunci yang mempunyai pengaruh tinggi
terhadap kinerja sistem dan ketergantungan antar faktor yang tinggi, yaitu : 1 pendidikan dan pengetahuan petani; 2 pengaturan waktu tanampanen; 3
pengaturan penggunaan sarana produksi; 4 informasi hasil litbang mutkahir; 5 penggunaan teknologi ramah lingkungan; 6 pelatihan dan penyuluhan; 7 pola
kemitraan; 8 produktivitas; 9 teknik budidaya; 10 potensi lahan; 11 kemampuan permodalan; dan 12 kebijakan pemerintah.
Hasil penilaian pengaruh langsung antar faktor oleh Pakar 7 Staf Pengajar Institut Pertanian Bogor disajikan pada Lampiran 16. Berdasarkan pengolahan
dengan analisis prospektif terdapat sepuluh faktor kunci yang teridentifikasi, delapan faktor kunci yang mempunyai pengaruh yang tinggi dengan
ketergantungan antar faktor yang rendah, yaitu : 1 kebijakan pemerintah; 2 keterlibatan pemerintah pusatdaerah; 3 pelatihan dan penyuluhan; 4
pendidikan dan pengetahuan petani; 5 kemampuan permodalan; 6 informasi hasil litbang mutakhir; 7 potensi lahan; dan 8 dukungan lembaga keuangan.
Selain itu, terdapat duat faktor kunci yang mempunyai pengaruh tinggi dan ketergantungan antar faktor yang tinggi, yaitu : 1 pola kemitraan; dan 2
pengaturan penggunaan sarana produksi. Setelah dilakukan analisis masing-masing pakar, kemudian dilakukan
penggabungan pendapat pakar dengan menggunakan rumus rata-rata geometris, hasil penilaian pengaruh langsung antar faktor dapat dilihat pada Tabel 14.
Penilaian pengaruh langsung antar faktor oleh pakar diolah dengan menggunakan perangkat lunak analisis prospektif yang divisualisasikan dalam diagram pengaruh
52
dan ketergantungan faktor yang disajikan pada Gambar 6. Dari diagram pengaruh dan ketergantungan faktor tersebut diperoleh faktor kunci yang paling
berpengaruh. Faktor-faktor kunci tersebut digunakan untuk menyusun skenario- skenario pengembangan agribisnis di masa datang.
Tabel 14 Pengaruh Langsung Antar Faktor dalam Pengembangan Agribisnis Pendapat Gabungan Pakar
Penilaian : berarti
tidak ada pengaruh langsung 3
pengaruhnya sangat kuat 2
pengaruhnya sedang 1
pengaruhnya kecil
Keterangan :
A. Pendidikan dan pengetahuan petani N. Penggunaan teknologi ramah
B. Pelatihan dan penyuluhan lingkungan
C. Sarana produksi pertanian O. Keterlibatan pemerintah
D. Potensi lahan pusat dan daerah
E. Dukungan lembaga keuangan P. Pola kemitraan
F. Kemampuan permodalan Q. Pengaturan waktu tanampanen
G. Teknik budidaya R. Pengaturan penggunaan sarana
H. Produktivitas produksi kapan diberikan, berapa
I. Penanganan pasca panen kali pemberian Terhadap
Dari A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
A 2 2 0 0 0 3 0 3 0 0 2 0 3 0 2 0 2 2 0 0
B 3 0 0 0 0 3 3 3 2 0 2 0 3 2 1 2 2 0 0 0
C 0 2 0 0 0 2 3 3 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0
D 0 2 0 0 0 2 3 0 0 0 2 0 2 0 0 2 0 0 0 0
E 2 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0
F 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0
G 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 0 0 2 0 0 2 2 0 0 0
H 0 0 2 0 2 2 2 2 2 0 1 2 0 0 2 0 0 0 0 0
I 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2
J 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 2 0 0 2 2 0 3 2 0
K 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 0 0
L 0 0 2 2 0 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
M 0 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N 0 2 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0
O 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 0 2
P 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0
Q 0 0 2 2 0 0 2 3 3 2 0 1 1 2 0 0 2 2 0 0
R 0 2 2 2 0 1 3 3 2 2 0 2 0 2 1 0 2 0 0 0
S 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 0 0 2 2 0 1 0
T 0 2 2 0 0 2 2 0 0 1 0 1 0 2 3 0 0 0 0 0
U 0 2 2 0 0 0 3 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 0 0 0
53
J. Permintaan pasar S. Informasi pasar
K. Sistem tata niaga T. Kebijakan pemerintah
L. Mesinalat pertanian U. Informasi hasil litbang mutakhir
M. Sarana transportasi
54
Pendidikan dan Pengetahuan Petani Pelatihan dan Penyuluhan
Sarana Produksi Pertanian Potensi Lahan
Dukungan Lembaga Keuangan Kemampuan Permodalan
Teknik Budidaya Produktivitas
Penanganan Pasca panen Permintaan Pasar
Sistem Tata Niaga MesinAlat Pertanian
Sarana Transportasi Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan
Keterlibatan Pemerintah Pusat dan Daerah
Pola Kemitraan P
engaturan Waktu Tanam dan Panen
Pengaturan Penggunaan Sarana Produksi
Informasi Pasar Kebijakan Pemerintah
Informasi Hasil Litbang Mutakhir
- 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
1,60
- 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
1,60 1,80
Pe n
gar u
h
Ketergantungan Gambar 6 Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang dikaji
55
Kuadran I kiri atas merupakan faktor yang memberikan pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dengan ketergantungan yang rendah terhadap keterkaitan
antar faktor. Faktor-faktor yang terdapat pada kuadran ini digunakan sebagai penentu di dalam sistem yang dikaji. Faktor tersebut adalah pengaturan
penggunaan sarana produksi, pendidikan dan pengetahuan petani, kebijakan pemerintah, informasi hasil litbang mutakhir, potensi lahan, pengaturan waktu
tanampanen, dan keterlibatan pemerintah pusat dan daerah. Kebijakan pemerintah adalah faktor yang bersifat tidak dapat dikontrol secara internal. Oleh
karena itu, keenam faktor lainnya merupakan faktor yang dominan mempengaruhi pengembangan agribisnis dan dapat dikontrol secara internal. Kuadran I
merupakan wilayah variabel penggerak driving. Kuadran II kanan atas merupakan kelompok faktor yang memberikan
pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dan memiliki ketergantungan antar faktor yang tinggi pula sehingga digunakan sebagai penghubung stakes dalam sistem.
Kuadran II merupakan wilayah faktor kontrol leverage, beberapa faktor dalam kuadran ini dapat juga digolongkan sebagai faktor kuat. Faktor tersebut meliputi
pelatihan dan penyuluhan, sarana produksi pertanian, dan produktivitas. Pelatihan dan penyuluhan dalam kegiatan agribisnis kentang sangat penting untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman petani akan budidaya ramah lingkungan dalam upaya menjaga kelestarian lahan. Ketersediaan sarana produksi pertanian
yang berkualitas dan kemudahan dalam memperoleh sarana produksi pertanian sangat penting dalam mendukung kegiatan produksi agribisnis kentang.
Produktivitas menggambarkan keberhasilan proses produksi, peningkatan produktivitas tersebut akan mendorong pengembangan agribisnis kentang di
Kabupaten Banjarnegara. Kuadran III kanan bawah memiliki pengaruh rendah terhadap kinerja
sistem dan ketergantungan yang tinggi terhadap keterkaitan antar faktor sehingga menjadi output dalam sistem. Faktor yang terdapat pada kuadran ini adalah teknik
budidaya, mesinalat pertanian, permintaan pasar, pola kemitraan, penggunaan teknologi ramah lingkungan, informasi pasar, dan penanganan pasca panen.
Teknik budidaya secara baik dan benar dengan menerapkan GAPSOP, adopsi teknologi mesinalat pertanian, permintaan pasar yang tinggi, penyebarluasan
56
informasi pasar, mengembangkan pola kemitraan dan penanganan pasca panen yang baik merupakan output yang diharapkan dari pengembangan agribisnis
kentang di Kabupaten Banjarnegara. Kelima faktor output ini dipengaruhi oleh faktor kunci yang mempengaruhi pengembangan agribisnis yaitu faktor-faktor
yang terdapat pada kuadran I dan II. Kuadran IV kiri bawah mempunyai pengaruh yang rendah terhadap
kinerja sistem dan ketergantungan yang rendah terhadap keterkaitan antar faktor. Faktor yang terdapat pada kuadran ini yaitu kemampuan permodalan, dukungan
lembaga keuangan, sarana transportasi, dan sistem tata niaga. Faktor tersebut dapat dikeluarkan dari sistem karena tidak mempunyai pengaruh dan tidak
tergantung terhadap sistem unused. Faktor-faktor yang terdapat pada Kuadran I dan II merupakan faktor kunci
yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan agribisnis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat sepuluh faktor kunci yang mempengaruhi
pengembangan agribisnis kentang di Kabupaten Banjarnegara, yaitu : 1 kebijakan pemerintah; 2 pendidikan dan pengetahuan petani; 3 potensi lahan;
4 pelatihan dan penyuluhan; 5 informasi hasil litbang mutakhir; 6 pengaturan waktu tanampanen; 7 sarana produksi pertanian; 8 pengaturan penggunaan
sarana produksi; 9 keterlibatan pemerintah pusat dan daerah; dan 10 produktivitas. Berdasarkan faktor kunci tersebut, selanjutnya akan diformulasikan
skenario pengembangan agribisnis kentang di Kabupaten Banjarnegara.
4.4 Formulasi Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Kentang