86
4.6 Hubungan Alternatif Strategi dengan Faktor Output
Kelima faktor output yang terdapat pada kuadran III adalah hasil dari faktor- faktor lainnya yaitu faktor-faktor yang terdapat pada kuadran I dan II. Faktor
output tersebut merupakan bagian dari alternatif strategi pengembangan agribisnis kentang di Kabupaten Banjarnegara. Upaya pemberdayaan petanikelompok tani
melalui pelatihan dan penyuluhan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Teknologi tersebut mencakup teknologi dalam berbagai aktivitas, mulai dari
aktivitas pengadaan dan penyaluran sarana produksi, aktivitas produksi, pemeliharaan, hingga pemanenan. Penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati
merupakan salah satu teknologi dengan tetap mengacu kepada kelestarian lingkungan. Pendidikan, terutama pendidikan non formal misalnya kursus
kelompok tani, penyuluhan, demplot, studi banding, dan pertemuan-pertemuan antar petani akan menambah keterampilan dan pengalaman petani dalam
mengelola usahataninya. Meningkatkan teknik budidaya merupakan rangkaian peningkatan
produktivitas yang berdaya saing tinggi dan mutu terjamin. Teknik budidaya yang sesuai dengan pedoman budidaya yang baik bertujuan untuk menghasilkan
produktivitas tinggi, mutu produk tinggi, aman dikonsumsi dan ramah lingkungan. Dukungan sarana dan prasarana seperti sarana produksi pertanian dan
mesinalat pertanian merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi upaya pengembangan agribisnis. Pengembangan sarana dan prasarana pertanian tanaman
pangan diarahkan untuk menjamin aksesbilitas guna mendukung keberhasilan upaya peningkatan produktivitas. Teknologi mesinalat pertanian harus dapat
digunakan secara tepat meliputi jenis teknologi yang sangat terkait dengan skala usaha, jenis usaha, kemampuan biaya, dan kemampuan sumber daya manusia.
Pengembangan jaringan informasi dan kemitraan erat kaitannya dengan informasi permintaan pasar, informasi pasar, dan pola kemitraan. Dalam usahatani
sangat diperlukan berbagai informasi baik informasi mengenai kombinasi faktor produksi, informasi harga harga faktor produksi maupun produk, informasi
teknologi mutakhir, dan informasi pemasaran. Jika faktor produksi tidak tersedia atau langka dipasaran dan harganya relatif mahal maka akan berpengaruh pada
biaya, produktivitas, dan pendapatan dari usahatani. Demikian pula jika
87
permintaan akan produksi tinggi maka harga ditingkat petani tinggi pula, sebaliknya jika petani telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi harga turun
maka pendapatan petani akan turun pula. Dengan bekal informasi tersebut petani dapat segera mengantisipasi perubahan yang ada agar tidak salah mengambil
keputusan dan tidak mengalami kerugian. Kemitraan sangat diperlukan dalam program pembangunan usahatani, terutama karena adanya interaksi antara industri
baik skala kecil maupun besar, yang mempunyai modal, wadah untuk menampung hasil panen, memiliki inovasi terbaru dengan petani yang kekurangan modal, dan
belum tersentuh teknologi yang baru serta kebingungan akan penjualan panennya. Meningkatkan penelitian dan pengembangan khususnya pada kegiatan
penanganan pasca panen merupakan upaya dalam peningkatan nilai tambah dan mempertahankan mutu produk. Produk hortikultura adalah komoditas yang mudah
rusak. Untuk itu, diperlukan penanganan khusus dan cepat terhadap produk- produk yang sudah dipanen agar kualitasnya tetap tinggi. Pengawasan mutu
dalam setiap tahapan penanganan pasca panen seperti pengkelasan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan perlu dilakukan dengan ketat. Penerapan
teknologi pasca panen yang tepat, penyebarluasan teknologi pengolahan hasil, dan pemasyarakatan penerapan standar mutu merupakan upaya-upaya dalam usaha
peningkatan nilai tambah produk, sehingga petani dapat memasarkan produknya bukan hanya dalam bentuk makanan mentah akan tetapi dalam bentuk olahan.
4.7 Rekomendasi Operasional