5
2. ANALISIS CADANGAN KARBON POHON HUTAN KOTA
2.1. PENDAHULUAN
Polusi dan suhu udara merupakan salah satu persoalan lingkungan yang sedang terjadi di DKI Jakarta. Kementrian Lingkungan Hidup KLH menyatakan
bahwa jumlah pulusi udara dari sektor industri dan transportasi telah mencapai 170 juta ton emisi CO
2
, sementara untuk suhu udara telah mencapai 29.12
o
C – 31.26
o
C di tahun 2007. Persoalan kualitas udara ini menyebabkan keberadaan hutan kota sangat penting untuk dikembangkan. Hutan kota adalah suatu
hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanak hak, yang ditetapkan
sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang PP No. 63 Tahun 2002.
Hutan kota menjadi salah satu upaya penting dalam mengatasi pencemaran lingkungan karena berhubungan dengan jasa biologis pohon yang mampu melerai
pencemaran lingkungan perkotaan. Hutan kota memiliki fungsi untuk menjaga iklim mikro perkotaan, memberikan nilai estetika, meresapkan air, menciptakan
keseimbangan lingkungan serta pelestarian keanekaragaman hayati. Selain itu, pohon pada hutan kota juga memiliki fungsi sebagai penyimpan karbon melalui
perolehan biomassa. Biomassa standing crop adalah total berat atau volume organisme dalam suatu area tertentu IPCC 2003. Biomassa juga didefinisikan
sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas Brown 1997.
Biomassa pohon bertambah seiring dengan pertumbuhan tanaman. Pada proses pertumbuhannya, tanaman melakukan proses fotosintesis dengan menyerap
CO
2
dari atmosfer dan mengubahnya menjadi karbon organik karbohidrat sederhana. Melalui proses metabolisme, senyawa karbohidrat tersebut dirubah
menjadi lipid, asam nukleat, protein dan molekul organik lainya. Molekul organik tersebut dirubah menjadi daun, batang, akar, buah, jaringan dan sistem organ
lainnya. White and Plashett 1981 menyebutkan bahwa biomassa bagian-bagian pohon didistribusikan sebesar 60 - 65 pada bagian batang, 5 pada bagian
tajuk, 10 - 15 pada bagian daun dan cabang, 5 - 10 pada bagian tunggak dan 5 pada bagian akar. Brown 1997 mengemukakan bahwa hampir 50
biomassa pohon tersusun atas unsur karbon, dimana unsur tersebut dapat dilepas ke atmosfer dalam bentuk CO
2
apabila hutan dibakar atau ditebang habis. Menurut Hygreen and Bowyer 1993 satu potong kayu memiliki 49 C, 06
H, 44 O dan 0.1 abu. Biomassa memiliki kaitan dengan cadangan karbon, yaitu dengan
mengukur jumlah cadangan karbon pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO
2
di amosfer yang diserap oleh pohon Rahayu et al. 2007. Berhubungan dengan upaya pengembangan lingkungan bersih, maka jumlah CO
2
di udara harus dikendalikan dengan jalan meningkatkan jumlah serapan CO
2
oleh tanaman sebanyak mungkin, dan menekan pelepasan emisi CO
2
ke udara serendah mungkin. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan
menganalisis jumlah cadangan karbon pohon, nilai serapan CO
2
dan jenis pohon yang memiliki cadangan karbon potensial, sebagai upaya untuk mencari solusi
dan menyusun rekomendasi kebijakan pengembangan hutan kota.
6
2.2. BAHAN DAN METODE